webnovel

Not For Me

Ternyata dekatnya denganku tak menjamin perasaanku akan dibalas, malah nyatanya ia menaruh hati dengan sahabatku sendiri.

yourshine · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
7 Chs

Ngaret

Aku tidak berniat turun dan menyusul Sari dan Dinda yang sedang berada di kantin kok, aku hanya masuk kedalam kelas dan menenggelamkan kepalaku diatas meja. Hawa ngantuk semakin menyerangku dan membawaku tertidur dalam 10 menit, kurasa.

sampai tiba-tiba suara seseorang mengagetkanku.

"La minta minumnya ya?"

sontak mendengar itupun aku kaget dengan muka bantal yang masih melekat dimukaku, Tolong ya! untuk cowo yang bernama Alfi, tidak bisakah kau membiarkan hidupku aman dan tentram sedetik saja!?

Alfi yang sudah memegang botol minum milikku dengan tutup botol yang sudah ia buka hanya diam sambil menunggu jawabanku, dan aku yang belum menjawabnya karena aku sedang berfikir...jika aku jawab 'iya boleh' nanti dia minumnya di tegak atau langsung ya?. Oh tidak pikiranku ini.

"Yaudah" kataku tanpa melanjutkan perkataan yang masih ada dihati kecilku ini.

Alfi dengan senangnya meminum tanpa diteguk dan aku tak segan-segan mengumpat karna kebodohanku yang aku lakukan sekarang. Bukankah minum dengan satu botol yang sama itu sama saja ciuman secara tidak langsung bagi lawan jenis? Aku tidak bisa marah entah kenapa aku malah senang karna ulahnya itu.

C'MON NABILAA!!! SADARLAH!!

Aku menatapnya yang sedang meminum dan sesekali melihat jakunya yang turun naik itu, anak ini kalo abis main bola gapernah bawa minum mulu kayaknya. Kalo ga minumku ya Minuman milik Harin yang akan menjadi korbanya.

"JANGAN DIABISIN FIII AHH" kataku dengan menunjuk botol minum yang dia pegang dan memperlihatkan air yang hanya tersisa sedikit aku rasa itu hanya cukup sampai istirahat kedua nanti.

Alfi lalu menutupnya dan memberikanya padaku "makasi nabilaa, minuman lu terbaik deh"

"hm" jawabku cuek, entah mengapa aku ingin menghindarinya sekarang. Lalu aku berniat melanjutkan tidurku lagi tetapi... oknum yang bernama Alfi ini lagi dan lagi tidak membiarkan aku tertidur.

Dia malah ikut duduk disampingku, membuat aku memelototinya dan melihat sekeliling kelas, beruntungnya geng Madana tidak terlalu memperdulikan situasi yang sedang terjadi ini karena mereka memang belum sepuber anak-anak kelas 6 sekarang, mereka lebih tertarik pada film Naruto yang aku sendiri tidak suka menonton itu dulu..

"suer deh bisa ga sih lu mati aja fii? gua mau tidur tau ga!" kataku dengan memegang botol minum

Alfi malah menenggelamkan kepalanya lalu melihat kearahku "kalo gua mati nanti lu kangen lagi"

Akupun berpura-pura mual karena mendengarkan perkataanya barusan"gabakal kangen tuh, maaf ya...siapa lu siapa gua?"

Alfi lalu duduk tegap dan tertawa " ah gaasik lu mah, tapi makasih minumnya gua kebawah dulu nanti kalo ada guru panggil gua ya" lalu dia diri dan menepuk punggungku.

Apaaaa...Kalo ada guru? KAN ADA BEL SEKOLAH... KENAPA HARUS AKU? memangnya ia tidak tau yaa bel pertanda istirahat selesai itu bagaimana bunyinya.

"anjing ngeselin banget sih" umpatku

Tak lama dari pintu kelas terlihat Sari dan Dinda yang sedang hati-hati memegang mangkok yang berisikan indomie rebus, kan kalo seperti ini aku jadi berniat makan dan jajan di kantin.

"hmm enak banget nih baunya beuhh" ucap Dinda yang menaruh mienya di mejaku dan ia lanjut mengambil bangku untuk dia duduk nantinya.

Dan disusul oleh Sari yang dengan sengaja ikut-ikutan meledekiku "telornya enak banget ni la.. masa lu gamau sih" lalu dia mulai duduk disampingku.

Aku hanya melongok melihat mangkok mienya itu dan mempoutkan bibirku. Kalo seperti ini kan aku benar-benar tidak bisa menolaknya... tapi kalau aku jajan sekarang nanti aku gabisa jajan pas pulang sekolah.

"gausah jadi setan deh lu pada.. makan tinggal makan susah banget"

Dinda lalu mengambil beberapa helai mienya dengan garpu dan mengarahkanya kepadaku "buka mulutlu deh kasian gua lama-lama"

TAPI PADA DASARNYA AKU TUH BENER-BENER MILIH BANGET MAKANANYA. JADI AKU NOLAK.

meskipun itu makanan dari sahabatku sendiri, tapi aku bener-bener semilih itu sama makanan. Jadi aku berpura-pura menepukan perutku dan meluruskan kaki..

"Gue kenyang, lu galiat apa?" Ucapku sambil mengelus perutku dan meniup poniku

"alah kenyang padahal mah mau tuh" sahut sari sambil memakan.

"tau lu... mumpung gua bae juga" kekeh dinda

"ya allah aing teh teu ngarti lagi dah ka pean, tah ceuk saha aing teh hoyong?" sahutku dengan Bahasa Sunda. Aku memang suka seperti ini jika sudah kesal tapi tidak mau menyakiti mereka dengan perkataanku.

Sedikit informasi aku memang ada darah Sunda.

"dah dah... makan aja lah" pasrah Sari yang menepuk tangan dinda. dinda yang ditepuk pun meilirikku "AWAS MINTA KUAHNYA!"

Aku memberikan smirk kepadanya "bisa kita bicarakan baik-baik Adinda" selanjutnya aku malah dilempari tempat pensil kayu yang bergambar hello kitty. Entah itu punya siapa yang jelas sakitnya bukan main.

"Anying sakit tolol" aduku dan mengelus pipi yang terkena tempat pensil tadi. dan membuka tempat pensil tadi yang ternyata isinya masih lengkap tanpa basa-basi akupun mengambil tip ex dari sana dan menaruhnya ditempat pensilku.

HAHAHA sungguh aku membutuhkanya.. lagi pula tak mungkin ada yang memakai tempat pensil seperti ini dikelasku, palingan bekas adik kelas yang masuk siang saja yang kebetulan kelasnya juga dikelasku.

"mau ga?" tawarku kepada sari dan dinda sambil memperlihatkan isi tempat pensilnya yang tadi, dengan semangat 45 mereka menganggukkan kepalanya dikarenakan mereka masih sibuk makan.

"dijemput sama siapa lu?" tanya Dinda yang memang kadang suka ngaret disekolah. Berbeda dengan Sari yang selalu on time.

"Emak paling, kenapa?"

"engga sih, ngaret dulu yu 10 menit" ajaknya, lalu menarik tasku dan menaruhnya asal di pos satpam,oh tidak apakah tupperware ibuku akan baik-baik saja?

SEE? dia pasti ngajak ngaret, jadi aku harus mengirimkan pesan kepada ibuku bahwa aku akan pulang terlambat dengan alasan 'piket'.Setelah sudah mengirim pesan aku langsung memasukan hpku kembali ke dalam kantong baju.

Dinda yang dari tadi menungguku pun langsung menarikku keluar gerbang sekolah untuk jajan.

Untung saja tadi istirahat kedua aku tidak jajan, jadi aman sekarang aku mau jajan apa aja. Rasanya seperti aku yang paling kaya jika jajan sudah tidak melihat berapa harga jajananya atau bahkan menanyanya.

"lu ngerasa aneh ga si sama Sari? Masa ga move on-move on anjir... heran deh dikira cowo cuma Alfi aja apa yaa?" ujar dinda dengan suara yang lumayan kenceng sampe-sampe yang jualan ngelirik kearah kita.

Aku lalu menyenggol tanganya dan melirik kearah abang-abang yang jualan tadi supaya dia tidak mengeluarkan suara sekencang itu lagi.

"iya juga sih, ah palingan juga nanti bakal balikan lagi... percaya deh sama gua" ujarku lalu mengambil jajanan yang sudah matang.

Yaa memang siklus hubungan mereka tidak jauh dari 'putus-nyambung'. Lihat saja beberapa minggu atau bulan kedepanya pasti mereka berdua bakal balikan.

Walau sekarang yang kalian tahu Alfi dekat denganku dan tanggapan kalian pasti Alfi menyukaiku, benar?

Kalian salah, kalian akan menemukan jawaban sebenarnya di beberapa chapter yang akan datang.