webnovel

Kesal

Rencana Hyun Jung untuk datang menemui petinggi management Brielle nyatanya menjadi kenyataan. Pria tampan penuh pesona itu memasuki ruangan Tuan Yoon diantar oleh seorang pegawai perusahaan.

"Selamat siang, Tuan?" sapa Tuan Yoon pada pria bermarga Jeon itu.

"Selamat siang," balas calon suami Brielle.

Keduanya segera duduk dan memulai pembicaraan.

"Brielle sudah katakan semuanya padaku. Rencana pernikahannya dengan Anda yang akan segera digelar." Tuan Yoon membuka pembicaraan.

"Benar. Kami akan segera menikah dan karena kontrak Breielle masih lama aku harus membayar ganti rugi atas pelanggaran kontrak itu," kata Hyun Jung.

"Benar, semua yang tertulis di kontrak harus dipenuhi sebelum Brielle benar-benar memulai kehidupan barunya sebagai seorang istri," jawab Tuan Yoon.

"Ini cek yang aku siapkan untuk itu semua. Dan mengenai jadwal Brielle selanjutnya, kami akan bicarakan terlebih dahulu. Saat ini aku dan Brielle perlu waktu untuk mempersiapkan pernikahan kami," jelas Hyun Jung.

Dari pembicaraan keduanya, terlihat jelas jika Hyun Jung sangat mencintai Brielle. Dia begitu meratukan gadis itu hingga membayar denda yang tak sedikit jumlahnya demi bisa menikahi sang idol.

"Aku tak pernah tahu bagaimana cinta kalian dimulai, karena memang kamu membatasi privasi artis-artis kami. Jadi aku rasa setelah kami merilis berita ini akan timbul berbagai rumor yang akan di pertanyakan oleh ha layak ramai. Mengingat Brielle sekarang adalah idol yang mendunia," beber Tuan Yoon.

"Aku sudah persiapkan semuanya. Tak akan ada rumor apa pun. Brielle akan aman denganku. Kau khawatir citranya menjadi buruk, bukan? Apa yang kau khawatirkan tak akan pernah terjadi." Jeon Hyun Jung menjamin apa yang dia katakan.

"Baiklah, Tuan," jawab Tuan Yoon yang dengan mudah percaya.

Apa yang tak bisa dilakukan oleh pria bermarga Jeon itu. Semua bisa dia lakukan dan berikan pada Brielle. Dia memiliki segalanya. Sehingga semua yang dia inginkan bisa dia dapatkan termasuk mendapatkan Brielle.

Pertemuan keduanya usai dan Hyun Jung menuju ruangan Brielle. Kebetulan Brielle masih di sana karena pembatalan beberapa jadwal yang sudah tersusun rapi.

"Berikan visa dan passportmu. Aku akan urus dan besok kita akan berangkat," perintah Hyun Jung begitu masuk ruangan bernuansa pink itu.

"Aish, kau ini," umpat Brielle.

"Penerbangan kita siang hari, jadi kau bisa persiapkan dirimu hari ini dan besok pagi. Jet pribadi tak akan menganggu kenyamananmu sebagai seorang idola dunia. Kau tenang saja. Aku sudah pikirkan hal itu," ujar calon suaminya.

"Eonnie, berikan semua yang dia minta. Aku akan pulang sekarang," ujar Brielle memberi perintah pada managernya dan dia segera bangkit dari sofa untuk segera keluar dari ruangan itu.

Hyun Jung hanya tersenyum, dia tak bisa menahan Brielle untuk pergi saat itu. Bahkan dia hanya bisa menatap gadis itu berlalu meninggalkan dia tepat di depan matanya.

"Apa dia selalu bersikap seperti itu?" tanya Hyun Jung.

"Ah, dia memang cuek dan seperti itu, hanya saja dia punya hati yang tulus," jelas Hyo Shin.

"Aku tahu itu, bahkan semua penggemarnya pasti tahu," jawab Hyun Jung.

"Ini visa dan passport Brielle." Hyo Shin memberikan berkas yang Hyun Jung minta.

"Terima kasih, aku permisi," pamit Hyun Jung dengan sangat sopan.

"Tuan, jaga Brielle untukku. Dia masih muda dan masih sangat perlu di arahkan. Sikapnya memang sedikit kekanakan tapi itu semua beralasan. Dia hidup jauh dari kedua orang tuanya sejak berusia 20 tahun. Sehingga dia sering sekali meminta perhatian lebih," ucap Hyo Shin.

Hyun Jung menghentikan langkah kakinya. Dia benar-benar tersentuh dengan apa yang Hyo Shin katakan. Dia belum melihat sisi manja Brielle sehingga dia tak tahu gadis itu memiliki sifat itu.

"Aku bisa menjaganya. Aku berjanji padamu," jawab Hyun Jung pada Hyo Shin.

Hyo Shin membungkuk 90 derajat pada calon suami Brielle itu. Dia benar-benar menyayangi Brielle, suka dukanya menangani artis itu begitu luar biasa.

"Brielle bukan gadis biasa, Tuan. Dia berdedikasi tinggi dan punya pemikiran yang bahkan tak akan pernah kau sangka." Hyo Shin tertunduk meratapi nasib yang harus Brielle terima.

* * *

Brielle menutup pintu apartemen dengan sangat keras dan membuat asistennya kaget. Dia kesal dengan apa yang terjadi hari ini. Baginya semua sudah berakhir kini.

"Ambilkan aku wine," ujarnya dengan nada yang setengah memerintah.

Dari nada bicara itu, sang asisten paham benar jika dia harus cepet bertindak. Brielle bisa marah jika jika dia bergerak lambat.

"Ini, Nona," kata asisten sembari memberikan sebotol wine dan gelas pada Brielle yang duduk dengan pandangan kosong di ruang tengah.

Brielle tengah membayangkan rumah tangga penuh masalah yang akan dia hadapi setelah menikah dengan Hyun Jung. Dia tak memiliki pandangan cerah sedikit pun di sana. Yang dia pikirkan hanya hal-hal buruk yang akan terus menggerus hati dan pikirannya. Dia benar-benar dibuat pusing oleh hal itu.

"Semua hancur mulai saat ini, tak akan ada lagi orang yang meneriakkan namaku di konser, tak akan ada lagi yang membeli merchandise yang diproduksi oleh perusahaan. Mereka pasti berpikir aku tak layak lagi diidolakan karena statusku yang sudah menjadi istri orang," gumamnya.

Keyakinan Brielle akan kehancuran karirnya seakan sudah di depan mata. Terlebih, Hyun Jung mengatur perjalanan ke Inggris besok. Tentu saja ini akan membuat semua semakin nyata. Dia akan menemui orang tuanya dan memohon restu di sana. Tentu saja ini bukan hal yang mudah bagi pemikiran Brielle.

"Semua hanya sia-sia. Waktu dan tenaga yang aku buang untuk sebuah pencapaian hanya akan menjadi abu setelah aku menjadi Nyonya Jeon." Brielle mulai tertawa kecut.

Dia meneguk wine tanpa merasakan tenggorokannya yang hampir terbakar. Dia sudah mati rasa rupanya. Tekanan dan stres yang Brielle alami membuat Brielle mabuk berat. Dia tiba-tiba menangis dan sedetik kemudian tertawa. Dia benar-benar sudah seperti orang gila.

"Nona, masalahmu pasti sangat berat. Hingga kau seperti ini," gumam sang asisten yang datang menyelimuti Brielle.

Dia juga melepas sepatu gadis itu, menyingkirkan tas dan ponselnya serta menutup rapat tubuh Brielle dengan selimut yang dia bawa dari loundry room apartemen itu.

Hingga pagi menjelang, Brielle masih lelap dalam tidurnya. Dia belum packing sama sekali. Karena merasa khawatir tak bisa menghubungi calon istrinya itu, Hyun Jung memutuskan untuk mendatangi rumah Brielle.

Suara bel pintu apartemen berbunyi dan asisten segera datang membuka pintu.

"Ah, ada yang bisa saya bantu, Tuan?" sapa sang asisten.

"Aku calon suami Brielle, apa dia sudah bangun?" tanya Hyun Jung.

Asisten itu bingung dengan yang pria tampan itu katakan. Dia masih tak mengerti.

"Calon suami?" tanya asisten itu.

Hyun Jung menganggukkan kepalanya. Tapi sepertinya asisten itu belum percaya.

"Apa mungkin jika aku bukan calon suaminya aku tahu tempat ini?" hardik Hyun Jung.

Tak ada yang bisa asisten itu ucapkan lagi.