webnovel

28

28√

Vian, Kevin dan Rendy terkekeh mendapati Vino sedang berbaring di sebuah kursi sendirian di pinggir lapangan basket yang begitu rindang, karena pohon yang agak besar melindungi tubuhnya dari sengatan matahari yang mulai berada diatas kepala.

Semilir angin membuat Vino merasa lebih tenang dari kegalauannya. Ucapan Livi dua hari lalu begitu melekat di otaknya, belum lagi gadis itu menangis karenanya.

Meski begitu, Vino juga masih mengingat betul bahwa cewek yang ia sukai secara tidak langsung mengucapkan kata sayang padanya. Hal itu membuatnya tersenyum dalam pejaman matanya. Tak disadarinya sedikitpun bahwa tiga sahabatnya sedang berencana mengejutkannya.

Di pimpin oleh Rendy yang menghitung dengan suara pelan yang tak akan di dengar Vino.

"Satu..dua...ti..ga"

"Hoiii" sentak mereka serentak membuat Vino terkejut hingga terjatuh dari atas kursi, tempatnya berbaring tadi.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com