webnovel

NIKAH KONTRAK JADI CINTA

Di sebuah bagian negara Indonesia. Suatu ketika, seorang Presdir dari Emperor Group, yang bernama Dipta Ramadhan, tidak di sengaja bertemu dengan seorang wanita yang meminta tolong kepada nya. Wanita itu sebut saja nama nya Andini Putri, atau bisa di panggil Andin. Andin hanyalah seorang wanita yang berlatar belakang biasa, dari rakyat bawah, yang pakaiannya kala itu sangat berantakan. Andin adalah seorang "Gelandangan" yang kini hidupnya sebatang kara, dan karena ketidak mampuan dirinya saat itu, Andin pun mencoba mencari pertolongan hingga ke jalan raya untuk menyelamatkan diri dari kejaran preman yang mau menangkapnya. Tanpa tahu siapa seorang yang ada di dalam mobil saat itu, Andin hanya merengek meminta tolong untuk membantunya, membawa dirinya pergi dari sana. Namun saat itu tidak ada yang mau membantunya, hingga Andin bernekat untuk mengakhiri hidupnya, dan menabrakan diri ke sebuah mobil truk yang sedang melaju. Dipta yang akhirnya merasa kasihan tanpa ragu langsung menghampiri dan menolongnya. Tuhan masih memberikan hidup pada Andin yang saat itu sudah hampir sekarat. Dipta langsung membawa Andin ke rumah sakit, dan juga dia yang membiayai semua tagihan untuk biaya hidup Andin. Hingga terjadilah sebuah rencana yang di anggap sebagai sebuah ganti rugi karena Dipta sudah merawatnya. Karena saat itu juga Dipta di desak oleh kedua orang tuanya untuk segera menikah. Jadi, dalam pikiran Dipta, dia berencana untuk mengajak Andin, wanita yang dia temui di jalanan, dan di rawatnya, untuk menikah di atas surat dengan nya, atau biasa di sebut sebagai "Nikah Kontrak" dalam menjalani pernikahannya itu, perlahan mereka mulai merasakan suka satu sama lain, dan waktu yang terus berlalu, membuat rasa cinta tumbuh dalam hati mereka. Mungkinkah mereka akan bersama selamanya, dan membuat pernikahan baru yang sah tanpa kontrak? Atau mereka berdua tetap akan berpisah setelah masa kontraknya selesai, dan menjalani hidup masing-masing yang berbeda satu sama lain?! . . "Memang nya kenapa? Siapa yang akan mempermalukan aku?" Dipta yang bertanya seakan tidak mengerti ucapan Andin. "Maksud ku, kamu kan orang terpandang, terkenal, juga kaya, jika menikah dengan ku yang hanya rakyat miskin biasa, juga hanya seorang gelandangan seperti ini, apa kata dunia mu nanti?" Kata Andin yang dengan yakin mengatakan nya. "Itu aku yang akan menanggung nya!" Jawab Dipta dengan santai. UNTUK TAHU KELANJUTAN SETELAHNYA, YUK BACA ISI BABNYA SAMPAI SELESAI. SELAMAT MEMBACA! ;-) . . #IG Author -> @dwisetya_98 => Dukung terus dengan bintang dan batu kuasa kalian ya guys, tambahkan ulasan kalian juga. Terimakasih :-)

Dwi_Setya23 · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
387 Chs

#Canggung

Chapter (14)

...

Setelah beberapa menit dokter Isal dan suster - suster itu memeriksa tubuh Andin, sekarang pemeriksaan nya pun sudah selesai di lakukan.

Dokter Isal mengeluarkan beberapa pil obat dari dalam botol yang sudah dia bawa, dan lalu dia pindahkan ke dalam wadah kecil, setelah itu dokter Isal meletakan nya di penampan kecil, dan dia berikan obat - obatan itu pada Andin.

"Setelah makan sore nanti kamu minum obat ini ya!" Tegas dokter Isal yang menyuruh Andin untuk meminum obat dari nya tadi, setelah makan.

"Ya, baik dokter Isal.." Jawab Andin yang menurut, sambil menerima penampan kecil itu, yang di atas nya ada berisi obat - obatan yang nanti harus di minum oleh Andin.

Dokter Isal tersenyum pada Andin, sambil dia membereskan barang bawaan nya, dan di bantu dengan suster tadi.

Andin hanya diam melihat nya, begitu juga dengan Dipta, yang terlihat tidak senang saat itu.

Setelah selesai membereskan barang - barang, dokter Isal pun berbalik badan, dan berpamitan pada Andin, juga Dipta. Setelah itu dokter Isal dan suster lain nya berjalan keluar dari dalam kamar rawat Andin.

Saat suster sudah berjalan keluar dari dalam ruangan Andin, dokter Isal yang berjalan di belakang mereka seketika berhenti di depan pintu, dan berbalik menoleh ke arah Andin. Dia menatap Andin dengan tatapan yang tidak seperti biasanya, lalu dokter Isal pun juga menoleh ke arah Dipta sesaat, yang saat itu juga sedang Dipta menatap dirinya.

Dokter Isal tersenyum kembali, setelah itu berbalik badan, sambil tangan nya meraih gagang pintu untuk menutup pintu nya, lalu dokter Isal mulai melanjutkan perjalanan nya lagi dari depan pintu itu. Sekarang dokter Isal mulai berjalan menuju ke ruangan selanjutnya, ruang pasien yang akan dia periksa saat ini.

. . . . .

Andin hanya terdiam, duduk di atas ranjang nya dengan menyandarkan tubuh di tembok, sambil melihat obat yang di berikan oleh dokter Isal tadi. Sedangkan Dipta hanya terdiam di sofa tempat duduk nya, sambil menatap ke arah Andin.

"Apa yang sedang dia pikirkan?!" Ucap Dipta dalam hati nya, yang sambil menatap Andin.

Andin sudah selesai melihat obat nya, lalu dia meletakan obat nya di atas meja sebelah ranjang, setelah itu dia membenarkan posisi tidur nya, dengan menata selimut, lalu Andin berbaring lagi di atas ranjang nya, dengan posisi yang membelakangi Dipta.

"Apa - apaan Andin ini, berani sekali dia membelakangi ku!" Ujar Dipta yang bicara dalam hati nya merasa tidak senang atas sikap Andin ini.

"Sudah, pergi sana Dipta! Aku mau sendiri!" Ucap Andin dalam hati yang berharap kalau Dipta pergi dari kamar nya sekarang.

Dipta berdiri, dia berjalan ke arah Andin dengan langkah perlahan, agar Andin tidak mendengar nya.

"Beep beep.. beep beep..." Bunyi suara dering ponsel.

Belum sampai di dekat Andin ponsel Dipta saat itu berbunyi.

"Uh sial, siapa lagi menelepon ku, mengganggu saja!" Tegas Dipta yang kesal, berbicara dalam hati nya, sambil mengambil ponsel dari dalam saku celana nya.

Andin masih tetap terdiam di posisi nya, dan tetap tidak menoleh ke arah Dipta.

"Ya halo, ada apa?!" Tegas Dipta yang bertanya setelah dia menerima panggilan nya.

"Bos, ada rapat penting dadakan yang harus di hadiri sekarang juga." Jawab orang yang menelepon, memberitahu Dipta.

"Apa, bagaimana bisa begitu?!" Seru Dipta lagi bertanya dengan tegas.

"Sa, saya.. Saya juga tidak tahu bos, pokok nya bos harus berangkat sekarang juga!" Jawab nya memberitahu Dipta dengan gugup.

"Hmm, oke lah.. Aku akan segera pergi." Jawab Dipta yang setuju.

"Baik bos, kami tunggu. Kalau begitu saya tutup ya telepon nya." Jawab nya demikian.

"Ya..." Jawab Dipta singkat.

"Tut.. tut..." Suara panggilan terputus.

Panggilan itu sudah selesai, dan Dipta mematikan ponsel nya, lalu memasukan ponsel itu ke dalam saku di celana nya lagi.

Dipta tetap berjalan mendekat ke arah Andin dengan langkah cepat.

"Seperti nya Dipta menuju ke sini! Aku harus pura - pura tidur." Ucap Andin berkata dalam hati nya demikian.

Dipta saat ini sudah sampai di sebelah ranjang Andin, berdiri di belakang tubuh nya persis. Lalu Dipta mengintip ke wajah nya dari atas. "Seperti nya dia sudah tidur." Ucap Dipta dalam hati nya, yang melihat wajah Andin.

"Aku pergi dulu ya, nanti aku ke sini lagi kalau sempat." Ucap Dipta yang berpamitan dengan suara lirih nya, sambil mengusap rambut Andin dari atas dahi nya ke belakang.

Setelah selesai, Dipta langsung berbalik badan, dan mulai melangkah kan kaki nya menuju ke arah pintu, dan berjalan keluar dari dalam ruang kamar rawat Andin itu, dengan terburu - buru. Sebelum pergi saat sudah di depan pintu, Dipta juga menutup pintu kamar nya sampai rapat, dengan perlahan - lahan, agar tidak mengganggu tidur Andin.

Setelah itu Dipta pun mulai bergegas pergi meninggalkan ruang itu, dan kini dia berjalan dengan cepat menuju ke tempat parkir, di mana dia memarkirkan mobil nya tadi.

"Apa Dipta sudah pergi, apa sudah tidak ada orang saat ini?" Ucap Andin dalam hati nya. Andin lalu membalikan tubuh nya, dan dia melihat ke sekeliling ruang kamar nya.

"Hmm, sudah tidak ada orang. Dipta sudah benar - benar pergi, sukur lah!" Ucap Andin yang bicara sendiri dengan lirih, dan merasa bersyukur saat Dipta sudah tidak ada di situ lagi.

Andin kini mulai merasa bisa bersantai dengan bebas, tanpa ada gangguan atau pun merasa dalam susana yang tegang lagi saat ini. Andin pun terduduk bersandar lagi di atas ranjang nya, sambil membaca buku yang ada di dalam laci meja sebelah ranjang nya itu dengan santai.

. . . . .

#Parkiran Rumah Sakit

Dipta saat ini sudah sampai di parkiran tempat mobil nya terparkir. Dia sudah berdiri di depan mobil nya saat ini, dan Dipta sedang merasa bingung, sambil merogoh - rogoh saku di pakaian nya.

"Dimana ya, di mana kunci mobil ku? Tadi perasaan aku menyimpan kunci nya di dalam saku baju ku." Ucap Dipta yang bicara sendiri, merasa bingung saat itu. "Ah sial, kunci nya tadi aku keluarkan, dan aku letakan di atas meja, saat aku mengambil surat kontrak nya di saku ku tadi." Tegas Dipta lagi demikian, yang masih bicara sendiri, dan mulai mengingat di mana letak kunci nya sekarang.

**Bersambung .....

#Jangan Lupa Beri Gift Jika Kalian Suka, Juga Batu Kuasa/Power Stone Kalian, dan Tambah ke Daftar Favorit Kalian juga ya! Terimakasih :-)