webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Action
Pas assez d’évaluations
205 Chs

36. Kemarahan Li Mubai

Night king : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Chapter 36 : Kemarahan Li Mubai

"Organisasi ini digerakkan oleh satu orang dan dia adalah ..."

DOR ...

Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, sebuah peluru melesat cepat dan menembus dadanya kembali. Jian Kun pun akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di pangkuan Li Mubai dan bukan terbunuh olehnya.

"Tidak!"

Li Mubai berteriak sekeras mungkin, kepalanya mendongak, dia meneriaki langit dan seolah ingin dunia mengetahui kesedihannya itu. Ada sesal yang mengungkung hebat mengisi ruang dadanya. Andai saja peluru tadi tidak mengenai Jian Kun, mungkin saja dia tidak akan berakhir seperti ini.

Setelah mendapatkan kembali ketenangannya, barulah Li Mubai dapat berpikir jernih. Dia menutup mata Jian Kun yang masih terbuka itu dan mencoba merelakan kepergian sahabatnya tersebut.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com