webnovel

sayonara

namaku Sherly Marshell, kelas 2 SMA. ini ceritaku yg penuh dengan picisan drama percintaan yg menyedihkan. d sini aku merasa bahwa orang yang merasakan cinta atau perasaan suka itu seperti orang bego nan tolol. Ambigu, dan gak jelas, dan itulah yang aku rasakan. dimana kisah percintaan ku di mulai saat aku jatuh cinta dengan tetangga kelasku. namanya Hendrik. dia tidak pernah mengenal ku ataupun berbicara denganku, yg dia tau, aku adalah teman pacarnya. begitupun sebaliknya, aku mengenalnya dan menyukainya begitu saja, tanpa sebab. mungkin karena aku sering memerhatikan nya dalam diam. sebelum, dia jadian dengan temanku. aku masih memandanginya diam-diam. di awal saat dia jadian sama temanku, aku gk masalah. karena tidak ada satupun yg tau kalo aku menyukainya. karena ini adalah suka dalam diam. Nyesek? jujur, gak sih. rasanya menyenangkan saat melihatnya. bodoh? iya.

berlanjut naik ke kelas 3, perasaan itu masih sama. walau kami tak sekelas lagi, aku d kelas 12-3 MIPA dan dia 12-2 MIPA, tetanggaan lagi. perasaan itu makin tumbuh setelah mendengar kabar, kalo dia putus dengan pacarnya. Aku mencoba untuk berbicara dengannya, tapi... tidak mudah bagiku untuk mendekatinya. dia terlalu jauh untuk ku jangkau. Disekolah aku adalah gadis kesepian, yg tidk disukai banyak orang. jangan tanyakan kenapa, akupun tak tau. aku gengsi untuk dekat2 dengannya, karena itu.

tidk berlangsung lama, ada festival sekolahku untuk merayakan HUT SMANSA. aku punya teman d kelas 12-1 MIPA namanya feby. dia berteman dengan hendrik, dan d situ saat aku ditinggal berdua aja sama Hendrik. aku gk tau harus ngapain, jantungku rasanya mau copot, aku mencoba bersikap biasa. dan berfikir keras, bagaimana ngomong sama dia. and akhirnya, aku gunakan alasan klasik, buat "nitip tas" ke dia dengan alasan mau ke WC. dan itulah awal aku bisa dekat dengannya.

sejak hari itu, aku semakin dekat dengannya. kami dekat layaknya teman pada umumnya, semenjak kenal sama dia.. duniaku berubah. aku merasa masa-masa SMA ku terasa lebih indah dan berwarna saat mengenalnya. walau sdh mendekati akhirnya. tapi aku bersyukur bisa bertemu dan dekat dengannya. kami sering hunting bertiga, aku, feby dan dia.

kemana2 selalu jalan bertiga.

lama... kami seperti itu. sampai lulus, aku baru mengetahui kalo Hendrik suka padaku. aku pun saat itu sama, tapi begonya aku.. aku tidak jujur dengan perasaanku.

aku malah bilang, kalo aku sudah tak menyukainya.

lanjut, kamipun masuk kuliah d tempat yang berbeda2. Aku di Makassar, dia di Balikpapan dan feby di Samarinda. komunikasi ku dengan mereka masih baik2 saja saat itu. lama kelamaan, semuanya berubah. Hendrik mulai mengabaikanku, Mengacuhkanku, dan Mendiamknku. Saat terakhir kali dia bertanya "kamu masih suka kah sama aku? " dan lagi2 aku menjawab, kalo aku sudah tidak suka lagi sama dia. kebohongan untuk menutupi perasaanku, membawa luka perih yang tidak kusangka2. Dia tdk menyukai ku lagi dan menyukai org lain dan dia adalah teman dekatku juga namanya Tasya. kami memanggilnya Taca. mereka satu fakultas. apalah dayaku yg jauh, kampus ku baru memberikan libur untuk mahasiswanya. jujur itu menyakitkan. aku tidak tau, yg mana yang harus ku relakan, perasaanku atau pertemananku. aku baru menemui taca, saat baru kembali ke sini dan kami dekat lewat sosmed. aku, tidak tau harus berbuat apa. saat ini pun, aku lebih memilih mengabaikan semuanya. aku memutuskan untuk menjauh sementara dan melupakan semuanya.

aku tidak tau, bagaimana ekspresi ku nanti saat bertemu dengan mereka. rasanya, aku ingin pergi menjauh, dan menghilang selamanya dari mereka. bukan karena aku sakit hati, tapi aku gak sanggup, aku takut keberadaanku hanyalah pengganggu untuk mereka berdua. aku takut, keberadaanku ini menghancurkan hubungan mereka berdua. andai saja aku tau bakal begini, mending aku jujur sama perasaanku, tapi aku takut... pertemananku dengannya tidak berjalan baik. karena dia selalu ingin menjaga persahabatan ku dengannya. itulah mengapa aku selalu menjawab "tidak" setiap dia bertanya padaku. aku hanya ingin menghargai keputusannya, dan seharusnya begitu seterusnya.

tapi, setelah mereka tau aku masih suka sama dia... semuanya tidak bisa seperti kemarin. semua, yang seakan2 tidak terjadi apa2.

kali ini saja, bisakah aku melihatnya? sebelum aku balik.

aku hanya ingin melihatnya, untuk terakhir kalinya.

sebelum aku pergi jauh.