webnovel

Bagian 1- Air & Minyak

Jujur saja.....aku juga tidak paham kenapa aku mempertanyakan hal-hal ini, aku tidak tahu kenapa aku tidak bisa berhenti merasa aneh tentang dunia yang berputar disekitarku.

Apakah aku kelainan?

........mempunyai penyakit jiwa?

..............Apakah aku reinkarnasi?

Atau sekedar anak kecil baru lahir yang suka mempertanyakan segala hal?

Sebentar......

reinkarnasi? kelainan? penyakit jiwa?

apa itu?

Bagaimana bisa aku memikirkan kata? yang bahkan tidak pernah aku dengar sebelumnya?

....atau apakah aku pernah?

Apapun itu, aku tidak bisa mengetahuinya.

Yang aku tahu adalah bahwa namaku adalah Arsyanendra Enzi Pramudya.

Aku dipanggil Arsya, mempunyai rambut hitam, kulit sawo matang keputihan dan mata ungu terang.

Aku mempunyai seorang kakak perempuan yang lebih tua 5 tahun dariku bernama Janitra Hira Asmaraloka, dan sering dipanggil Nitra.

Kakakku mempunyai rambut cokelat muda setengah pungung dan mata hijau terang serta kulit putih.

Ibu kami bernama Elina Lavani Asmaraloka yang biasa dipanggil bu Elina. Penampilannya mirip dengan kakakku, mempunyai rambut cokelat muda sebahu dan mata hijau terang.

Sementara Ayah kami bernama Janandaya Hara Pramudya yang biasa dipanggil pak Jana. Penampilannya seperti aku, mempunyai rambut hitam lebat dan mata ungu terang.

Ayahku cukup tinggi sementara ibuku berukuran sedang.

Aku tinggal di rumah yang menurutku cukup luas.

Kamarku juga cukup luas dengan atap berawarna putih dan lampu ditengahnya.

Lemari besar yang berisikan pakaian, pemandangan taman rumah di luar rumah, serta nuansa pedesaan yang ada di udara.

Tidak tahu dengan orang lain, namun sepertinya aku sangat menyukai tempat ini.

Aku merasa kalau inilah tempatku harusnya berada.

"Beruntungnya orang yang menerima nyawa." Pikirku.

.

.

.

.

.

.

.

.

Namun

.

.

.

.

.

.

.

.

Ada bagian dari diriku yang sebenarnya ingin aku abaikan saja

.

.

.

.

"...oh..."

.

.

.

ugh

.

.

.

.

.

.

"Ja......s....."

.

.

.

Diamlah

.

.

.

.

"......ha......t........n....'

.

.

.

.

Kubilang diam

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Entah apa yang dikatakan atau apa yang ingin disampaikan, aku hanya merasa bahwa aku tidak ingin mengetahuinya..

".... Tapi aku juga ingin tahu....."

pikiran itu tidak dapat aku pungkiri, aku ingin tahu namun juga tak mau.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Esok harinya.

"Arsyan!!! Ayo bangun." Ucap Ibuku membangunkanku.

"Kenapa bu?" Tanyaku.

"Ayo mandi Nak, udah mau berangkat."

"Ng???"

"Hari ini kan kamu mulai sekolah."

"?????"

"Udah ayo."

Ibu menggendongku yang masih setengah tidur ke kamar mandi, memandikanku, memakaikanku pakaian, dan menyiapkan bekal.

"Arsyan!! Nitra!! Sudah Nak!?" Tanya Ayah dari teras rumah.

"Arsyan....Ibu pesen nanti di sekolah cari temen ya" kata Ibuku

Karena masih mengantuk aku sekedar mengangguk saja.

Aku, kakak dan Ayah pergi ke sekolah.

Aku dan kakak berbeda sekolah, mungkin karena umurku baru 3 tahun.

Setelah mengantar kak Nitra, ayah menempatkanku di kursi depan.

"Yah....kita mau kemana?"

"Sekolah Nak."

"Apa itu?"

"Tempat buat belajar."

"Terus?"

"Buat nyari teman, main, dan sebagainya."

"Terus bedanya sama di rumah apa? Kan dirumah juga ada teman sama buku."

"Memangnya Arsyan bisa baca?"

"Ya....belum sih..."

"Jadi harus sekolah dulu."

"Tapi kan bisa Ayah ajari."

"Kan ada guru kalau di sekolah."

"Kan di rumah juga ada Ibu."

"Kan guru disekolah sudah berpengalaman mengajar."

"Ibu dulu tidak sekolah?"

"Bukan begitu....kan biar Arsyan bisa cari teman yang baik di kelas nanti"

"Anak-anak di rumah nggak baik?"

"Memangnya Arsyan nggak mau nambah teman?"

"Memangnya teman itu harus banyak?"

"Hmh." Ayah tersenyum

"Ng? Kenapa Yah"

"Nggak apa-apa." Ayah mengucapkannya sembari menahan senyum dan tawa.

"?"

.

.

.

.

.

.

Tak lama kemudian kami sampai di sekolahku, sekolah ku cukup besar dan luas, aku sempat terkejut.

"Kita ke kelasnya Arsyan dulu yuk." Kata Ayahku

Aku dan Ayah pergi ke kelas. Sesampainya ada guru dan sekumpulan orang tua yang sepertinya orang tua anak-anak di sini.

"Arsya...Ayah mau ngurus pendaftaran dulu sama ibu guru, kamu tunggu dulu ya."

"Oke, Yah"

Aku menunggu di pinggiran kelas sambil bersandar ke tembok sembari melihat-lihat kelasku.

kelasku cukup luas, ada ayunan kecil dan perosotan kecil didalamnya. Tidak ada kursi atau meja, walaupun aku juga ngga bakal mau disuruh duduk seharian sih. Ada beragam stiker yang menempel di seluruh tembok kelas, ada papan tulis, tikar, lemari dan....

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Eh!!?