"Akhhhh!" ucap Naura lirih.
Delice menggendong Naura dan menurunkannya di atas ranjang. Delice kemudian mengambil kotak obat.
Delice berlutut di depan Naura. Bibir Delice terbungkap tapi Tatapan matanya sudah mengatakan semuanya.
"Delice, aku tahu kau mencintaiku. Aku tahu kau tidak akan melukaiku," batin Naura.
Kenapa Naura begitu yakin? Karena ketika Delice melemparkan pisau ke arahnya, Delice bisa mengincar jantung Naura tapi Delice hanya mengincar daun pintu yang ada di belakang Naura.
"Kenapa kau senyum-senyum menatapku?" tanya Delice sinis.
"Tidak! Aku hanya ingin tersenyum saja," jawab Naura.
"Kau mengobati lukaku, untuk apa berpura-pura bersikap dingin?" batin Naura.
Dengan hati-hati, Delice mengobati luka Naura, membalut telapak tangannya, mengobati memar yang ada di wajah Naura.
Tanpa sengaja, mata mereka bertemu. Mereka saling bungkam dan hanya bertatapan cukup lama hingga akhirnya Delice menundukkan kepalanya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com