Jiwanya seakan melayang ke udara. Menggapai beberapa kelopak bunga yang menyebarkan semerbak harumnya.
Kenikmatan yang sudah lama tidak Loid rasakan, sekarang Aretha berikan. Harga diri yang bernilai tinggi tanpa sebuah janji apalagi sebuah ikrar.
Keduanya mengandalkan kepercayaan yang selalu tertoreh tanpa goyah. Keringat mulai bercucuran meski AC dalam kamar menyala.
"Apa sakit?" tanya Loid.
Milik Aretha yang tidak berumput terlihat memerah saat ujung menara Loid mulai mengamuk menerobos masuk.
"Ahhhhh, pelan…" rintih Aretha.
Tes… Tes… Tes…
Hanya masuk beberapa cm, darah kesucian itu membasahi milik Loid. Loid menarik miliknya keluar. Membiarkan sisa tetasan darah mengenai seprai bersama pelumas alami.
'Perih… Rasanya seperti robek,' batin Aretha.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com