"Nona Aleva, apa kau baik-baik saja?" Naura langsung memberikan handuk untuk Aleva.
"Terimakasih, Nona Naura!"
Suasana menjadi canggung. Ditambah lagi posisi Naura dan Aleva, kekasih dan mantan kekasih. Meski hubungannya dengan Delice sudah lama kandas.
Naura tersenyum dengan sukarela. Melihat Aleva yang menjadi target keegoisan Delice demi dirinya, bukan saatnya untuk mementingkan perasaan dalam pertarungan.
"Nona Aleva, maaf!" ucap Naura.
"Nona Naura, terimakasih karena sudah menolong saya."
Tap… Tap… Tap…
Naura keluar dari kamar Aleva, melewati Ken yang masih berdiri tegap memandangnya.
"Nona Aleva, lebih baik Anda istirahat dikamarku saja," ujar Ken.
"Baiklah! Maaf merepotkanmu."
Aleva mengeringkan wajahnya dan rambutnya lalu mengikuti langkah Ken. Efek obatnya masih terasa, Aleva membutuhkan tempat ternyaman untuknya memejamkan mata.
"Silahkan istirahat."
"Bagaimana dengan Anda?" tanya Aleva.
"Saya bisa tidur dimana saja," jawab Ken.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com