Hamid Gul merapikan pakaiannya. Dia berdiri tegap sedangkan Diego berlutut di depannya karena sebelah kakinya sudah dipatahkan.
Kedua tangan Diego masih dicengkram kuat. Pistol dan senjata lainnya sudah diambil alih.
Ponsel Diego sedari tadi berdering. Panggilan masuk dari Naura. Diego penasaran dengan apa yang ingin Naura kabarkan, tapi Diego jauh ingin lebih tahu rencana Hamid Gul di masalalu. Setidaknya, cerita itu bisa dijadikan senjata karena selama ini kejahatan Hamid Gul tersimpan rapat.
"Pria yang menendangmu adalah orangku dari dulu. Dia orang paling pintar karena memilih mengabdi padaku. Kau pasti ingin tahu, kenapa Delice mengancurkan Keluargamu, bukan."
Hamid Gul mulai mengoceh, menyombongkan dirinya yang saat ini berada dalam perlindungan ratusan orang yang mengelilinginya. Pemandangannya saat ini seperti ratusan singa yang mengepung satu rusa.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com