webnovel

Naruto Story : Love, Decision, And Hatred

Dua tahun telah berlalu sejak perang dunia shinobi ke-4. Semua kembali normal Sasuke telah kembali dan menjalani petualangan bersama tim taka. Naruto mulai belajar untuk mengejar mimpinya sebagai Hokage dan Sakura mulai menyadari perasaannya terhadap Naruto telah berubah. Sementara itu sosok misterius muncul mengancam kedamaian dunia shinobi apa yang akan terjadi? Naruto masih milik paman Masashi Kishimoto

VaughnLeMonde · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
40 Chs

Chapter 15 : Take Care, Naruto! Sakura!

"Sakura, jadi kau akan ikut bersama Naruto?"

Terlihat di pagi yang cerah, semua anggota rookie 9, beserta Tsunade, dan Kakashi berada di gerbang desa Konoha, mereka semua berkumpul untuk mengantarkan Naruto, Sakura, Sasuke, dan timnya yang akan memulai perjalanan mereka pergi melihat dunia luar.

"Ya tentu saja, lagipula aku harus menjaga Naruto agar tidak melakukan hal bodoh di luar sana, bisa bisa dia kembali ke desa sudah menjadi orang mesum seperti Jiraiya sensei!"

Semua orang seketika tertawa setelah mendengar perkataan Sakura, kecuali Naruto, Sasuke, dan Shikamaru. Naruto hanya bisa sweatdrop mendengarnya, Sasuke hanya bisa tersenyum, dan Shikamaru hanya bisa memalingkan wajah malasnya.

"Jadi kalau begitu, semua anggota tim tujuh akan pergi dari desa?"

"Haha gomenna Kakashi sensei"

Kakashi hanya bisa menunduk lesu, mengetahui seluruh anggota timnya akan meninggalkan dirinya sendiri menjaga desa Konoha.

"Bukankah aku masih anggota tim tujuh? dan aku tidak akan pergi Kakashi sensei"

Sai mulai berbicara, merasa dirinya tidak dianggap oleh Kakashi sebagai anggota tim tujuh, namun dirinya segera menunjukkan senyum palsunya setelah Kakashi melihat kearahnya.

"Dobe aku pergi dulu!"

Sasuke dan timnya segera bergerak duluan menjauhi kerumunan orang itu, mengetahui kedua temannya itu masih akan lama berpamitan kepada teman temannya.

"Oii teme! tidak ada salam perpisahan?"

Naruto sedikit jengkel mendengar perkataan Sasuke, sahabatnya itu tidak pernah merubah sikap dinginnya. Sedangkan disisi lain, Sasuke yang mendengarnya segera menghentikan langkahnya, tanpa berbalik dia mengangkat tangan kanannya, memberikan salam perpisahan yang menurutnya cukup untuk sahabat pirangnya itu.

Melihat hal itu Naruto hanya bisa menghela nafasnya dan tersenyum, merasa tidak ada gunanya dia berteriak seperti tadi, Sasuke adalah Sasuke, dia tidak akan pernah berubah.

"Naruto.."

"Ada apa Sakura chan?"

Naruto segera mengalihkan pandangannya kepada seorang gadis yang berdiri disampingnya.

"Jangan pernah lagi pergi dari sisiku, okey!"

Sakura menatapnya dengan pandangan serius sambil menggembungkan kedua pipinya, jika dipikir pikir Sakura masih kesal dengan alasan Naruto yang berniat menjauh darinya. Di sisi lain, Naruto hanya bisa tersenyum kepada Sakura, dan mulai mengacak acak surai pinknya.

"Tidak, tidak akan pernah Sakura chan, itu adalah janji seumur hidupku!"

Mata Sakura mulai melebar mendengar perkataan Naruto, dirinya kembali teringat dengan peristiwa saat dirinya meminta Naruto untuk membawa Sasuke kembali, membuat dirinya tersenyum kepada Naruto, merasa Naruto akan kembali menepati janjinya.

Setelah itu mereka berdua membalikkan badannya, menghadap ke arah teman teman mereka yang berada di belakang.

"Kalau begitu kami juga akan pamit, Semuanya tolong jaga desa Konoha selama aku pergi!"

"Tenanglah Naruto, kau bisa mengandalkan senseimu ini!"

"Ya Naruto, Kau bisa mengandalkan kami semua!"

"Naruto ingatlah kau akan menjadi Hokage! dan aku akan pastikan itu terjadi!"

"Haha tentu saja Shikamaru, itukan jalan ninjaku!"

"Maksudmu, jalan ninja kita?"

Naruto hanya bisa tersenyum mendengar perkataan Shikamaru, ya dia ingat sekali Shikamaru berjanji akan menjadi pendampingnya selama dirinya menjadi hokage.

"Naruto, jangan sampai perjalanan ini membuat semangat masa mudamu menghilang oke!"

"Haha tentu saja alis tebal!"

"Naruto kun, Sakura san, Hati hati ya!"

"Sudah pasti Hinata, aku akan menjaga si bodoh ini!"

"Naruto berjanji lah untuk kembali, karena jika kau tidak kembali, aku yang akan menjadi hokage!"

Semua orang seketika tertawa setelah mendengar perkataan Kiba, tidak percaya dengan bualan dikatakan oleh Kiba.

"Hei hei aku serius tahu!"

"Sudahlah Kiba, kau tidak akan pernah menjadi hokage"

"Cih, Shino bisakah kau mendukungku sebentar saja?!"

"Haha, tentu saja Kiba, aku pasti akan kembali!"

Naruto segera mengacungkan jempolnya kepada teman temannya, mencoba meyakinkan mereka untuk tidak perlu mengkhawatirkan dirinya.

"Naruto..Jaga Sakura okey, jangan sampai dia terluka! awas saja jika terjadi apa apa pada Sakura!"

"Tentu saja Ino, aku akan menjaga Sakura chan!"

"Naruto berhati hatilah! dan Sakura jaga Naruto, jangan sampai dia berubah menjadi seperti kakek mesum itu"

"Ha'i Tsunade shisou!"

Kembali lagi mendengar perkataan tentang Jiraiya sensei, membuat Naruto hanya bisa sweatdrop, merasa kasihan kepada senseinya itu yang selalu dikenang sebagai orang mesum.

"Kau sudah siap Sakura chan?"

Naruto segera menghapus pikiran tentang senseinya itu, segera dia menatap Sakura dengan senyuman diwajahnya. Sedangkan di sisi lain, Sakura hanya bisa mengangguk kepada Naruto, setelah mendengar perkataan pemuda berambut pirang itu.

"Kalau begitu kami pergi dulu!"

"Jaa naa minna!"

Naruto dan Sakura segera bergerak menjauh sambil melambaikan salah satu tangan mereka kepada teman temannya. Dengan begitu semua anggota tim tujuh secara resmi meninggalkan desa untuk waktu yang cukup lama, mempercayakan tempat kelahiran mereka untuk dijaga oleh teman temannya.

Namun yang tidak mereka semua sadari, seseorang sudah menunggu hal ini untuk terjadi. Tidak jauh dari gerbang desa Konoha, seseorang yang memakai jubah hitam sedang melihat kearah mereka semua, melihat Naruto, Sakura, dan Sasuke yang pergi meninggalkan desa, membuat sosok misterius itu tersenyum kecil.

"Baiklah kita mulai rencananya!"

Sosok itu segera berbicara kepada Seseorang melalui radio nirkabelnya, dan tidak lama setelah itu, sosok misterius tadi menghilang entah kemana.

Beberapa Waktu setelahnya....

Sudah tiga bulan berlalu, semenjak Naruto, Sakura, dan Sasuke pergi meninggalkan desa. Keadaan desa masih seperti biasanya, semua orang menepati janjinya kepada Naruto, untuk menjaga desa, walaupun sampai saat ini desa tidak pernah menghadapi masalah yang sangat serius.

Namun selama dua minggu kebelakang, Kakashi selalu menerima laporan terkait hilangnya beberapa orang yang pergi meninggalkan desa, untunglah Naruto, Sakura, dan Sasuke bukan orang orang yang dimaksud, karena setiap satu bulan sekali, Kakashi selalu menerima kabar dari mereka bertiga melalui burung pembawa pesan.

Dari pesan pesan itu, Kakashi mengetahui bahwa ketiga muridnya dalam keadaan baik baik saja, Sasuke dan timnya sekarang sedang berada di sebuah desa yang berada di wilayah negara api, mereka berempat diberi misi khusus oleh Kakashi untuk menyelidiki desa tersebut, karena setiap orang yang dilaporkan hilang, terakhir terlihat berada di sekitar desa tersebut. Sementara Naruto dan Sakura sekarang sedang berada di wilayah negara petir, tepatnya di sebuah desa yang terkena dampak langsung perang shinobi dua tahun lalu, mereka berdua diberi misi oleh Kakashi dan Raikage untuk menyelidiki pemimpin desa tersebut, karena Raikage menerima laporan bahwa di desa tersebut terdapat beberapa keanehan dari aktivitas pemimpin desa disana.

Kakashi sebenarnya sudah memperkirakan hal ini terjadi, dia tahu pasti akan terlahir kembali orang seperti Pain setelah perang dunia shinobi selesai, maka dari itu dia tidak melarang Naruto untuk pergi dari desa, dengan ini dia bisa mempercayakan hal ini kepada orang yang tepat seperti Naruto.

"Tok-tok"

"Masuk"

Setelah Kakashi mengizinkan masuk, Shikamaru segera membuka pintu ruangan hokage, dan perlahan menghampiri Kakashi yang sedang duduk di belakang mejanya sambil membawa satu berkas ditangannya.

"Ah Shikamaru! ada apa?"

"Ada informasi penting terkait peristiwa orang hilang belakangan ini"

Shikamaru segera meletakan beberapa berkas di meja Kakashi, mencoba menyampaikan informasi yang dimaksudnya tadi kepada Kakashi.

"Hmm, jadi benar dugaan kita selama ini"

"Ya, sayangnya firasatmu selalu tepat sasaran"

"Berarti, bisa saja mereka menyerang kesini bukan?"

"Jika informasinya benar, mereka akan menyerang kesini untuk mencari Sasuke"

"Hmm kalau begitu pesiapkan-"

*Duar* *Duar*

Kakashi tidak dapat meneruskan kata katanya, setelah dirinya kaget mendengar suara ledakan yang berasal dari gerbang timur desa, sama seperti Kakashi, Shikamaru juga kaget setelah mendengar suara barusan, membuat kedua orang yang berada di ruangan itu segera melihat kearah jendela, dan sekarang terlihat kepulan asap tinggi yang jika dilihat berasal dari gerbang timur desa.

"Cih merepotkan"

"Shikamaru! segera perintahkan tim mu beserta tim 8 untuk menyelidiki apa yang terjadi di gerbang desa!"

"Ha'i"

Shikamaru segera berlari keluar dari ruangan hokage, meninggalkan Kakashi yang masih melihat kepulan asap dari balik jendela ruangannya.

"Shikamaru!"

"Ino, apa yang terjadi?!"

"Aku merasakan beberapa chakra sedang bergerak memasuki desa, dan beberapa chakra itu berasal dari orang yang dilaporkan hilang belakangan ini!"

"Cih, Ino! beritahu Chouji dan tim 8 untuk segera menemuiku di gerbang desa Konoha, kita harus menghentikan apapun itu!"

"Baik, aku dan Chouji akan segera kesana"

Shikamaru segera mempercepat langkahnya, setelah mendengar berita dari Ino melalui jurus telepati milik Ino.

Tidak beberapa lama, akhirnya Shikamaru sampai di gerbang desa, terlihat disana beberapa jounin penjaga gerbang sedang berhadapan dengan beberapa orang yang terlihat perilakunya sangatlah aneh.

"Apa yang terjadi?"

"Ah Shikamaru san, kami juga belum tahu pasti, yang pasti jangan sampai melukai orang orang itu!"

"Kenapa?"

"Hal itu bisa membuat orang orang itu meledak!"

"Cih merepotkan!"

Mendengar hal itu, Shikamaru hanya bisa berpikir, bagaimana caranya menghentikan orang orang itu jika tidak boleh menyerangnya secara langsung. Namun dirinya segera tersadar setelah suara yang dikenalnya memanggil namanya.

"Shikamaru!"

"Ah Ino! Chouji!"

"Apa yang terjadi Shikamaru?"

"Penjelasannya nanti saja, kita harus menghentikan orang orang itu memasuki desa!"

Setelah melihat kedua rekan timnya sampai, Shikamaru segera memberi perintah kepada mereka berdua sambil menunjuk ke beberapa orang yang terlihat dari cara berjalannya sangat aneh.

"Ino, bisakah?"

"Ya aku tau Shikamaru, shintenshin no jutsu!"

Seketika setelah itu tubuh Ino terjatuh, namun segera ditangkap oleh Chouji yang berdiri dibelakangnya. Ino baru saja menggunakan jurus andalannya kesalah satu orang yang ditunjuk oleh Shikamaru.

"Ino!"

Tidak beberapa lama, akhirnya Ino tersadar setelah menggunakan jurusnya, namun terlihat dari ekspresi yang ditunjukkan oleh Ino sangat mengejutkan kedua temannya, Ino terlihat sangat ketakutan dan kelelahan setelah melihat kedalam pikiran orang yang dimasukinya melalui jurusnya itu.

"Gambaran....apa itu!"

"Ino apa yang terjadi?"

"Mereka semua dalam pengaruh genjutsu, dan genjutsu itu sangatlah kuat, aku tidak bisa melepaskan pengaruhnya!"

"Cih, bagaimana dengan tim 8?"

"Mereka sedang menuju kesini, mungkin sebentar lagi sampai"

"Baiklah, Chouji tahan mereka semua!"

"Baiklah, bubun baika no jutsu"

Segera setelah itu kedua tangan Chouji mulai membesar, kedua tangannya segera menangkap semua musuh yang ada didepannya, dan mulai mengumpulkannya disuatu tempat agar mereka lebih mudah untuk dikendalikan. Shikamaru yang melihat musuhnya sudah berkumpul disatu tempat, segera mengeluarkan jurus andalannya.

"Kagemane no jutsu"

Seketika itu bayangan Shikamaru menyatu dengan semua bayangan musuhnya, membuat semua musuhnya tidak bisa lagi bergerak. Tidak beberapa lama setelah itu, Kiba, Hinata, dan Shino muncul dibelakang Shikamaru.

"Bagus kalian sudah sampai!"

"Apa apaan ini!"

Kiba yang telah tiba di gerbang desa, sangat terkejut melihat pemandangan yang ada di depannya, begitupula Shino dan Hinata yang sama terkejutnya dengan Kiba. Melihat hal itu, Hinata segera mengaktifkan byakugannya, dirinya sangat kaget melihat aliran chakra orang yang ditangkap oleh Shikamaru, belum pernah dirinya melihat aliran chakra yang begitu kacau, dilihat dari seberapa kacaunya, Hinata menyimpulkan bahwa ini genjutsu yang sangat kuat, mungkin lebih kuat dari genjutsu milik Tomura Otsutsuki.

"Hinata! bisakah kau menggunakan jukenmu untuk menutup aliran chakra mereka?"

"Baik Shikamaru kun, akan kucoba!"

Hinata segera bergerak kearah kerumunan orang orang itu, jika dilihat ada 5 orang yang ditangkap oleh Shikamaru, namun saat hendak menghampiri salah satu orang tersebut, Toneri tiba tiba saja muncul didepan Hinata, menghalangi langkah kunoichi itu.

"Toneri kun!"

"Tunggu sebentar Hinata, ada yang tidak beres dengan salah satu orang itu!"

"Sial! Hinata! Toneri! menjauh dari situ!"

Mendengar perkataan dari Shikamaru membuat Toneri segera membawa Hinata menjauh dari kerumunan orang tersebut. Shikamaru menyadari orang yang ditangkapnya berusaha bergerak, membuat orang tersebut melukai lehernya sendiri, tidak lama setelah itu keluar cairan hitam dari luka orang tersebut, cairan hitam tersebut mulai menyelimuti seluruh tubuh orang itu, dan mulai membuat orang tersebut berubah menjadi sebuah bola hitam yang semakin lama semakin membesar.

Duar..

Terjadi sebuah ledakan besar yang disebabkan oleh bola hitam itu, membuat semua orang ketakutan melihat pandangan horor itu, tanpa sadar karena ledakan itu, membuat jurus Shikamaru yang mengikat musuh musuhnya yang lain mulai terlepas, dan perlahan mereka mulai bergerak kembali memasuki desa.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang Shikamaru?"

Shikamaru sontak tersadar setelah mendengar perkataan dari Ino.

"Kita tetap tidak boleh melukainya, mereka semua adalah orang yang tidak bersalah!"

"Jadi bagaimana sekarang rencanamu, Shikamaru?"

"Kita buat pengalihan, Kiba! Kau dan Akamaru coba alihkan perhatian musuh, kumpulkan mereka semua di satu tempat, aku akan mencoba menggunakan jurusku lagi, dan Chouji! cobalah untuk menghilangkan asap ledakan itu!"

"Cho baika no jutsu"

Segera setelah itu tubuh Chouji mulai membesar, terlihat di punggungnya mulai muncul sayap kupu kupu berwarna biru, Chouji segera mengibaskan sayapnya, membuat asap itu perlahan menghilang. Disaat yang bersamaan, Kiba, akamaru, dan salah satu bunshinnya bergerak ke arah musuh, mencoba menarik perhatian mereka semua agar mengikutinya kesuatu tempat.

Shikamaru yang melihat musuhnya sudah berkumpul, segera mengeluarkan jurusnya lagi, membuat Kiba, dan akamaru juga terperangkap dalam jurusnya.

"Cih, kenapa aku juga Shikamaru?!"

"Tunggulah sebentar, Hinata! Toneri! sekarang!"

Segera setelah itu Toneri dan Hinata bergerak ke arah musuh, mulai menggunakan juken pada musuh musuhnya, seketika itu semua musuh segera tak sadarkan diri. Melihat keadaan yang sudah terkendali, Shikamaru segera melepas jurusnya.

"Shino! gunakan seranggamu untuk membawa orang orang itu kerumah sakit, kita harus memberitahu Nona Tsunade akan hal ini"

"Serahkan padaku"

Segera setelah itu, muncul banyak sekali serangga dari balik jubah Shino, kerumunan serangga itu segera bergerak ke arah orang orang yang sedang tak sadarkan diri, dan mulai menerbangkan mereka ke arah rumah sakit Konoha.

Sementara itu di tempat lain, Naruto dan Sakura baru saja sampai di sebuah desa yang menjadi tujuan misi mereka. Terlihat di gerbang desa, pemimpin desa dan beberapa pengawalnya sudah bersiap menyambut kedatangan mereka berdua.

"Ah kami sudah menunggu kedatangan kalian, Uzumaki Naruto dan Haruno Sakura, pahlawan yang telah menyelamatkan dunia shinobi!"

Pemimpin desa itu segera memberi hormat kepada Naruto dan Sakura, begitu pula dengan pengawalnya yang mengikuti gerakan pemimpinnya.

Melihat hal itu membuat Sakura juga mulai memberi hormat, sementara Naruto masih diam saja, terpana dengan pujian yang diberikan kepadanya. Sakura yang melihatnya sedikit kesal, segera dia membuat Naruto membungkukan badannya untuk memberi hormat, sementara Naruto hanya bisa kaget merasakan dirinya ditarik oleh tenaga monster Sakura.

"Haha maafkan atas kelancangan rekanku ini, terima kasih atas sambutannya dan mohon bantuannya tuan"

Naruto sedikit kesal saat dirinya dipaksa hormat oleh Sakura, segera dia mengalihkan pandangannya pada Sakura yang sekarang terlihat sedang memasang ekspresi seramnya, membuat Naruto sedikit merinding, dan mengurungkan niatnya untuk protes kepada gadis disampingnya itu.

"Haha tidak usah terlalu formal, perkenalkan namaku Gengo dan aku pemimpin desa ini, mohon bantuannya!"

"Ha'i Tuan Gengo!"

Segera setelah itu pemimpin desa yang bernama Gengo memimpin mereka berdua menuju tempat peristirahatannya selama di desa itu, terlihat sekarang jalanan desa yang sangat ramai, dipenuhi oleh anak anak kecil yang bermain, namun seketika wajah mereka berubah setelah melihat kedatangan Gengo, Naruto, dan Sakura. Membuat kedua shinobi Konoha itu tampak bingung melihat perubahan ekspresi anak anak itu.

"Haha, maafkan anak anak itu, mereka masih trauma dengan orang asing, karena kejadian perang dua tahun lalu"

"Maksud paman?"

"Yah bisa kalian lihat, desa kami terkena dampak langsung perang dua tahun lalu, banyak anak anak yang kehilangan orang tuanya, dan itu membuat para bandit disekitar sini memaanfatkan kesempatan itu untuk menculik mereka dan menjadikannya budak"

"Kasihan sekali..."

"Tenang saja, masalah bandit sudah berhasil kami atasi satu tahun lalu, sekarang mereka sudah bisa hidup normal, namun tetap saja traumanya belum menghilang"

Terlihat saat mengatakan hal itu, wajah Gengo yang selalu dipenuhi senyuman mulai menunduk lesu, melihat hal itu membuat Naruto iba, merasakan apa yang dirasakan oleh anak anak itu.

"Paman tenang saja, aku dan Sakura chan pasti bisa menghilangkan trauma mereka semua, benarkan Sakura chan?"

Mendengar perkataan Naruto membuat Sakura melihat kearah pemuda berambut pirang itu dengan ekspresi sedih, berpikir jika hal yang baru saja dilihat mereka berdua pasti mempengaruhi diri Naruto, dia sangat tahu Naruto juga merasakan hal yang sama yang dirasakan oleh anak anak itu, namun betapa terkejutnya Sakura melihat ekspresi ceria yang ditunjukkan Naruto, melihat hal itu membuat Sakura hanya bisa tersenyum sambil menganggukan kepalanya, setuju dengan perkataan Naruto.

"Sakura chan? apa kalian berdua adalah pasangan?"

Gengo sedikit menaikkan alisnya, merasa bingung setelah mendengar perkataan Naruto barusan. Sedangkan disisi lain, mendengar perkataan Gengo membuat wajah Naruto dan Sakura mulai memerah, merasa malu setelah mendengar kata "pasangan."

"Haha, kalau begitu ini tidak akan jadi masalah bukan?"

"Maksud paman?"

"Tidak tidak, kalian nanti akan segera mengetahuinya saat sampai di tempat peristirahatan kalian"

Mendengar perkataan Gengo membuat Naruto dan Sakura saling menatap, terlihat di wajah mereka terpasang ekspresi heran.

"Apa yang dimaksud oleh paman itu?" Batin Naruto.

Seketika itu mereka melanjutkan perjalanan mereka kembali, namun Naruto dan Sakura mulai menyadari sesuatu yang aneh di desa ini, sejauh mereka berjalan, belum satupun dari mereka berdua berpapasan dengan orang dewasa, hanya terlihat anak kecil yang memenuhi jalanan desa itu.

"Paman, kemana semua orang dewasa di desa ini?"

"Oh kau menyadarinya ya, saat ini semua orang dewasa sedang melakukan ritual, sesuai kepercayaan disini, setiap seminggu sekali para orang dewasa akan berkumpul dikuil untuk berdoa selama satu hari"

"Oh lalu kenapa tuan tidak ikut?"

"Untuk pemimpin biasanya aku melakukan ritualnya sendirian, itulah  kepercayaan di desa kami, sebagai pemimpin, kami dianggap sebagai pelindung, jadi ada sedikit ritual khusus didalamnya"

Sakura dan Naruto hanya bisa mengangguk mengerti setelah mendengarkan penjelasan dari Gengo.

Saat mereka sedang berjalan, tiba tiba seseorang anak kecil menabrak kaki Naruto, membuat anak kecil itu terjatuh dan melukai lututnya. Sakura yang melihatnya segera menghampiri anak kecil itu, melihat Sakura yang menghampirinya ,membuat anak kecil itu sedikit ketakutan.

"Tenang saja, kakak disini mau membantumu kok"

Sakura kemudian segera berjongkok dan mulai meletakan tangannya di atas luka lutut anak kecil itu. Segera setelah itu muncul chakra hijau di sekitar tangan Sakura, yang membuat anak kecil itu sedikit meringis kesakitan.

"Tahan ya, sebentar lagi selesai..Nah sudah selesai"

Sakura segera menghilangkan chakra hijaunya setelah melihat luka anak kecil itu telah tertutup, Anak kecil itu sangat terkejut melihat luka lututnya yang sudah tertutup, dan seketika melihat Sakura dengan mata yang melebar. Melihat anak kecil itu membuat Sakura tersenyum dan mulai mengelus kepala anak kecil itu.

"Hati hati ya lain kali"

"Terima kasih onee chan"

Anak kecil itu segera berdiri dan mulai menghampiri kumpulan anak kecil lainnya yang sedang menunggu dirinya.

"Wow, kemampuan ninja medis yang sangat mengagumkan nona Sakura"

"Terima kasih atas pujiannya tuan Gengo"

"Tidak salah aku menerima bantuan dari negara besar, aku yakin anak anak itu pasti akan cepat berbaur dengan kalian"

Terlihat Gengo sangat terkagum dengan kemampuan penyembuhan milik Sakura, membuatnya kembali lagi memuji diri Sakura, sedangkan di sisi lain Sakura hanya bisa tersenyum mendengarnya.

Gengo sendiri masih belum mengetahui tujuan Naruto dan Sakura yang sebenarnya, yang dia tahu hanyalah, Konoha dan Kumo akan mengirimkan bantuan kepada desanya, untuk menangani masalah masalah desanya yang ditimbulkan akibat perang dua tahun lalu. Bisa dibilang itu adalah dalih Konoha dan Kumo untuk menutupi tujuan Naruto dan Sakura yang sebenarnya, mereka berdua ditugaskan untuk menyelidiki pemimpin desa tersebut, yang tidak lain adalah Gengo sendiri.

"Ya baiklah kita sudah sampai, maaf kami tidak bisa memberikan tempat istirahat yang lebih besar, karena keadaan desa yang saat ini masih berbenah"

"Ah tidak apa apa tuan Gengo, ini sudah lebih dari cukup"

Terlihat sekarang mereka bertiga sedang berada di depan sebuah rumah kayu kecil yang terletak dipinggiran desa.

"Ah kalau begitu aku pamit dulu, kalau kalian perlu sesuatu cukup beritahu kedua pengawal ini!"

"Ah iya terima kasih paman"

Gengo seketika itu segera bergerak menjauh dari Naruto dan Sakura, meninggalkan mereka berdua dengan kedua pengawalnya.

Tanpa menghiraukan kedua pengawal Gengo, Naruto dan Sakura mulai memasuki rumah tersebut, dan sekarang tampak rumah tersebut terdiri dari dua ruangan, satu ruangan terlihat seperti dapur, dan satu ruangan lagi terlihat lebih luas, dan tampak ditengah tengahnya terdapat sebuah matras besar dengan dua bantal. Tunggu dulu... satu matras  dengan dua bantal?

"Jadi ini yang dimaksud oleh perkataan tuan Gengo" Batin Sakura.

"Apa ini..aku akan tidur satu matras bersama Sakura chan?" Batin Naruto.

Memikirkan hal itu membuat kedua wajah Naruto dan Sakura mulai memerah, walaupun selama tiga bulan ini mereka berkelana bersama, namun mereka tidak pernah sama sekali tidur di matras yang sama.

"Kau tau Sakura chan..aku bisa menggunakan matras yang kubawa dari Konoha"

Tidak mau terlarut dalam kecanggungan, Naruto segera memulai pembicaraan.

"Sudahlah tidak apa apa, bukannya matras kita kemarin baru saja rusak?"

Naruto hanya bisa menggaruk belakang kepalanya dan mulai tertawa canggung setelah mendengar perkataan Sakura, merasa sangat malu bisa melupakan kejadian kemarin malam saat dirinya dan Sakura sedang berkemah di salah satu hutan di dekat desa ini.

"Sakura chan ajari aku cara memperbaiki kalungku dong"

"Ehh untuk apa Naruto?"

"Tidak ada, aku hanya penasaran saja"

Terlihat sekarang keadaan menampilkan ingatan Naruto sewaktu dirinya dan Sakura sedang berkemah.

"Hmm...ahh mungkin dengan ini bisa!"

Sakura yang mendengar permintaan Naruto, segera mengambil sebuah batu yang terlihat terpecah menjadi beberapa bagian, sedangkan Naruto hanya bisa menaikkan salah satu alisnya, bingung dengan apa yang akan dilakukan oleh Sakura.

"Nah, kau cukup mengalirkan chakramu kedalam batu ini, tapi kau harus tetap fokus, agar chakramu tetap terkontrol, dan juga jangan sampai menggunakan sifat dasar elemen chakramu, karena itu bisa merusak batunya"

Mendengar perkataan Sakura, Naruto hanya bisa mengangguk dan segera mengambil beberapa batu. Seketika itu dia mengalirkan chakranya kearah batu yang dipegangnya, namun secara tidak sadar Naruto malah menambahkan chakra anginnya ke dalam proses perbaikan batu itu, membuat angin disekitar tempat mereka berkemah menjadi tidak karuan, dan keadaan mulai memburuk setelah api unggun mereka tertiup kearah kedua matras mereka. Seketika itu Naruto dan Sakura sangat panik, dan mereka berdua mulai menginjak injak matras mereka agar api tidak membesar. Hal itu pula yang akhirnya menyebabkan matras mereka tidak bisa diselamatkan, karena sudah terlanjur terbakar dan rusak karena diinjak injak.

"Baka! sudah kubilang jangan menggunakan chakra anginmu!"

"Haha gomenna Sakura chan"

Naruto hanya bisa tertawa canggung sambil menggaruk belakang kepalanya, Hal itulah yang akhirnya membuat tidur mereka semalam tidak nyenyak, hingga akhirnya berdampak pada diri mereka saat ini yang diselimuti oleh rasa kantuk.

"Haha benar benar malam yang melelahkan" Batin Naruto.

Selama Naruto sibuk dengan pikirannya, Sakura yang sudab sangat ngantuk, langsung tertidur pulas di salah satu sisi matras, Naruto hanya bisa tertawa kecil melihat Sakura yang sudah tertidur pulas, merasa mengantuk juga membuat Naruto menghampiri sisi lain dari matras itu, dan mulai merebahkan tubuhnya di samping Sakura. Sebelum tertidur, Naruto menyempatkan untuk mengelus kepala Sakura yang sedang tertidur.

"Gomenna Sakura-Chan"

Seketika itu Naruto tertidur dengan senyuman yang terlihat di wajahnya.

To Be Continued