webnovel

Confusing Situation

CHAPTER 26

D. Krack tampak menganggukkan kepala. "I'm not looking for Sean, what I'm looking for is you. I want to say something, while providing information to you, Erica."

Asap dari cangkir yang tampak mengepul ke udara dengan aroma teh yang menenangkan, kini menjadi penambah suasana yang cukup membuat rileks.

Untuk jenis obrolan yang akan di ambil oleh seorang kriminal, mungkin ini tidak akan terlalu kasar atau bahkan menyinggung, iya kan?

"So, what's the important thing you want to tell me?" Erica dengan kaki kanan yang sudah bertumpu dengan kaki kirinya menatap lurus ke D. Krack, ia langsung memberikan pertanyaan secara to the point karena bagaimana pun juga laki-laki di seberangnya ini sudah menunda terlalu lama.

Selesai dengan menyeruput teh di cangkir, setelahnya D. Krack mengubah posisi duduknya menjadi duduk cool ala pria.

"Aku mendengar kabar kalau Sean membunuh seorang mafia beserta beberapa bodyguard, benar?" D. Krack langsung mengarahkan topik pembicaraan yang baginya sangat penting ini.

Erica tersentak, namun seperti biasa ekspresi wajahnya tak begitu kelihatan. Ia tidak menjawab, hanya menajamkan mata karena ingin menyimak apa yang akan di katakan selanjutnya oleh D. Krack. Dari mana laki-laki itu tau kalau Sean baru saja menghabisi orang-orang yang du sebutkan tadi? Oke, apa ada yang tukang mengadu disini?

D. Krack tersenyum tipis. "Mulai sekarang, kau perlu berhati-hati. Di setiap penjahat, ada privasi masing-masing dan kamu termasuk privasi bagi Sean." Ia memulai menjelaskan apa maksudnya kesini. "Kau perlu keluar dari hidup Sean untuk sementara waktu, Erica."

Mendengar penuturan D. Krack, Erica memberikan tatapan seperti 'Are you kidding me?' kalau perlu dengan tanda tanya yang besar.

"Untuk apa menepi? Maksud ku, selama ini baik-baik saja. Bahkan, tidak ada ancaman apapun."

Mendengar itu, D. Krack tampak menghela napas. Setelahnya, ia menekan tombol di bawah meja. Seperti yang kalian ketahui kalau dirinya adalah sahabat terbaik dari pihak Sean, benar? Jadi sudah pasti ia mengetahui semua letak apapun di rumah ini seakan ia sudah fasih.

"Tidak ada yang tau mengenai kejadian ini, tapi tadi malam aku berhasil melihat rekaman mu dengan Sean, sudah tersebar di kalangan penjahat."

"Maksudnya?"

"Ada hacker bayaran, dia menyebar video mu dengan Sean. Untung saja video bukan di ambil dari rumah ini karena sistem keamanan di mansion ini bukan CCTV melainkan sistem laser keamanan."

Erica masih tidak mengerti.

Namun tiba-tiba muncul hologram yang seolah memutar film yang terlihat sebuah rekaman yang menunjukkan bahwa disana memang ada dirinya bersama dengan seorang pria dengan penyamaran yang cukup mengalihkan perhatian.

"Apa? Laki-laki itu tidak terlihat seperti Sean," Erica menyangkal, tentu saja.

Walaupun di hadapannya adalah seorang sahabat dari kekasihnya, D. Krack masih seorang penjahat, bukan? Tidak pernah ada kesempatan baik untuk penjahat, mereka tidak bisa di ubah jalan pikirnya.

D. Krack menatap Erica dengan kedua mata yang terlihat menyipit, ia merasa aneh dengan cara menatap wanita itu kepadanya. Ia lebih dulu mematikan layar hologram yang tertampil, setelahnya kembali memusatkan pandangan ke Erica.

"Kau menatap ku seperti penuh penilaian. Hei, kamu mengenal ku dan sebaliknya." D. Krack berbicara, kini melepaskan kacamata yang di pakai olehnya, lalu di hancurkan dengan cara memukulnya. "Bagaimana? Ingin meriksa seluruh tubuh ku? Kali saja kamu berpikir kalau di tubuh ini ada penyadap atau hal yang serupa—"

"Tidak perlu, sungguh." Erica mengernyitkan alis karena melihat D. Krack yang seolah tengah memeriksa diri sendiri. "Percaya, tapi kenapa baru sekarang? Maksud ku, aku sudah berjalan hubungan dua bulan dengan Sean."

D. Krack bersandar di sofa, dan meletakkan kedua tangan di kepala sofa, membentangkan tangan. "Ada yang tidak suka dengan Sean, banyak. Dia pembunuh populer nomor satu, menggantikan posisi kakaknya, Hana, jika kamu lupa."

Erica menganggukkan kepala. Bagaimana ia bisa lupa dengan pembunuh bayaran yang hampir saja ingin membunuh salah satu sahabatnya? Tidak akan bisa ia lupakan sekalipun, walaupun nantinya kalau ia memiliki masa depan yang cerah bersama Sean sekalipun. Kabarnya, Hana selamat dan tidak tewas, hanya sekarang keluar dari dunia penuh darah dan memilih untuk menempuh kehidupan baru seperti manusia pada umumnya.

"Em, tidak lupa. Dan dari mana kau tau Sean telah melakukan pekerjaan kotor tanpa misi?" Erica yang tadinya dengan kaki bersilang pun mengembalikan posisi kaki seperti duduk biasa namun tetap anggun, bahkan ia sekarang lupa dengan minuman yang tersaji.

D. Krack terkekeh saat mendengar apa yang dikatakan oleh Erica. "Sudah pernah ku bilang pada mu kalau aku dan Sean bukan sahabatan yang saling menusuk satu sama lain, kita penuh rasa semangat mendukung satu sama lain. Untuk urusan rumah Sean ini, memangnya siapa yang membantu sampai bisa se-canggih ini? Walau terlihat seperti mansion biasa, aku yakin kamu tidak tau ada tombol di bawah meja yang bisa menampilkan hologram seperti tadi." Ia menjelaskan, bukan inti namun sepertinya Erica harus kembali mengetahuinya.

Erica mengangguk-anggukkan kepala. "Jadi, apa sama dengan rumah mu? Juga Sean bisa memantaunya? Atau tidak?"

Mendengar pertanyaan seperti itu membuat D. Krack mengelus dagunya. "Hm… iya, sangat penting melakukan ini untuk persahabatan dengan penjahat."

Jika kepercayaan manusia biasa hanya dengan kepercayaan biasa, berbeda dengan pertemanan para penjahat yang memang sudah saling dekat satu sama lain.

"Baiklah, apa yang harus aku katakan pada Sean? Jika aku melepasnya, dia akan menjadi pembunuh bayaran yang paling liar, seperti sebelumnya."

"Ya, itu poin utamanya."

"Maksudnya?"

Oke, Erica agak tidak mengerti. Apa disini akan muncul istilah ada udang di balik batu?

D. Krack menatap Erica dengan tatapan yang serius. "Lebih baik seperti itu. Satu bulan kamu menepi, setelah itu terserah kalian ingin menikah atau tidak."

"Kenapa tidak kau saja yang menjelaskan kepada Sean? Aku tidak ingin ada kesalahan apapun, apalagi sampai membuatnya berpikir kalau aku tidak lagi menepati perjanjian."

Erica begitu serius mengobrol dengan D. Krack, sampai para akhirnya…

PRANG!

Terdengar suara seperti sesuatu pecah.

Srak!

Erica melotot, kejadiannya sangat cepat. Pisau menancap kepala belakang D. Krack, darah pun muncrat. Setelah itu di susul dengan pisau lainnya yang menghantam punggung belakang laki-laki di hadapannya ini.

D. Krack terlihat tak sadarkan diri, apakah dia tewas?

Erica berwaspada, baru saja D. Krack memberikan nasehat kepadanya, dan tiba-tiba terjadi hal yang seperti ini. Ia beranjak dari sofa, lebih dulu berlindung di balik sofa.

Ia tidak bisa kabur, apalagi tidak membawa persenjataan apapun. Jika seseorang melempar pisau ke arahnya seperti yang di lakukan kepada D. Krack, masih ada sofa yang melindunginya.

"Keluarlah, Erica. Ini aku Sean,"

Mendengar itu, Erica tambah melotot. "BUKTIKAN!" Bagaimana ia tidak panik?

Dan kenapa tidak ada seorang maid pun yang mengetahui hal seperti ini? Kemana mereka?! Terlalu besarnya mansion Sean membuat maid yang sedang melakukn pekerjaan mereka mungkin tidak saling mengetahui apa yang di lakukan masing-masing karena termakan jarak.

"Sean mu yang menyebalkan, bodoh dalam penyamaran, dan menurut mu menjadi pembunuh yang bucin. Sudah percaya?"

Erica tau itu kata kuncinya, setelah itu berdiri dan menatap ke sumber suara, benar saja itu Sean. "Kenapa kau membunuh D. Krack, Sean? Dimana otak mu?"

Sean melangkah mendekat, sampai pada akhirnya berada di samping Erica. "Apa dia terlihat seperti D. Krack?"

Next chapter