webnovel

My Twins Lovers

Ice Preechaya Waismay, si gadis pengarang cerita profesional, seorang secret admirer yang ga pernah dianggap oleh Sea Grissham Aidyn, pria berkharisma yang berprestasi di sekolahnya. Sampai suatu saat Ice menerima beasiswa ke Korea dan ia bertemu dengan Aldrich Liflous Moonglade, pria dengan wajah yang sama persis dengan Sea. Dan saat saat di Korea inilah sosok secret admirer yang dulu menghilang. Ice menjalankan hari harinya bersama Aldrich. Tapi, cerita belum berakhir sampai disini. Karena, Sea dan Aldrich, satupun tak ada yang tahu jika mereka memiliki saudara kembar, eh.. kembar? Yakin kembar? Muka sama bukan berarti kembar, kan? Penasaran? Baca dulu dong, kalian yang suka romance dengan baper bapernya wajib baca. Eh, tapi kalo kalian gamau baca, its okay

Leenymk · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
30 Chs

4. Clarissa Mau Putus?

~~~

"Oke ges, jadi kemarin, gue sama Ice udah dapet syuting beberapa scene kita berdua... dan itu juga berhasil, so topik pembicaraan gue, gue mau kalian semua hari ini untuk tetep di sekolah pas jam pulang, kita mau syuting, ada yang ga bisa?"

"Gue" jawab Renta.

"Alasan?"

"Acara"

"Penting?"

"Menurut gue iya"

"Yaudah, ada lagi?" Tak ada yang menjawab.

"Oke, gue anggep gaada, gaada yang bilang mendadak, semua disini kecuali Renta, gaada yang pulang nanti. Ini perintah" tegas Sea.

"Nanti kita syuting, dan ini Ice sudah ngeprint semua narasinya, jadi, bayar ke dia satu orang dua ribu." Kata Sea lagi.

"Ice, tolong bagiin" Ice pun melalukan yang Sea perintahkan, ia membagi narasi sama rata.

"Itu teksnya, untuk daftar perannya, udah ada awal teks, kalian cari aja nama kalian disana" kata Sea.

"Kalo ada yang mau di tanyain, tanya sama Ice soalnya dia yang buat"

Ice hanya bisa duduk mendengar ucapan Sea di kursi guru, kebetulan sekarang adalah jam istirahat, jadi Ice bisa bebas duduk dimana saja.

"Oke, jad--" perkataan Sea terpotong.

"Permisi..." ada seseorang mengetuk pintu kelas mereka, gadis cantik yang di nanti oleh Sea, Clarissa.

"Mau nyari Sea... ada?" Tanya Clarissa polos.

"Kak" Sea tersenyum kepada Clarissa.

"Jalan jalan yuk, aku bosen di kelas" kata Clarissa.

"Tapi--" Clarissa langsung menarik tangan Sea keluar dari kelas. "Ayolah.." kata Clarissa.

Sea tak menjawab, tapi Clarissa sudah menarik tangan Sea untuk berjalan terlebih dahulu.

"Sea.." suara panggilan terdengar dari pintu masuk kelas Sea, Sea kembali menoleh ke belakang,ternyata itu Ice.

"Mau kemana?" Sambung Ice.

"Gue mau jalan jalan sama Sea.." Jawab Clarissa spontan sambil menggandeng lengan Sea.

"Kak, tapi aku--"

"Gapapa, lo jalan jalan dah sepuasnya, gue yang ngurusin dramanya." Kata Ice kaku seperti tak suka, setelah selesai bicara, Ice langsung membalik badannya dan masuk ke kelas.

"Ice, tunggu Ice--"

"Udah. Udah dia yang ngurusin! Kamu jalan aja dah sama aku.." kata Clarissa, akhirnya Sea harus mau menuruti kemauan pacarnya itu.

"Sea, foto yok, aku bawa hp.." kata Clarissa.

"Hm"

"Cheseeeeeeee" kata Clarissa sambil berpose, Sea hanya tersenyum simple.

"Ayolah Sea, masa kamu cuma berpose segitu aja?? Ayolaaa..." kata Clarissa.

Sea mulai bosan, ia lebih ingin kembali menyelesaikan urusan drama di kelasnya daripada harus jalan jalan dengan pacar di waktu yang gak tepat.

"Seaaaa" Clarissa memancungkan bibirnya.

"Kamu uda ga suka jalan sama aku?" Tanya Clarissa cemburut.

"Aku ga suka kamu kayak gini, aku uda pernah bilang, suka masalah suka, kepentingan juga masalah kepentingan.." kata Sea serius.

Clarissa juga mulai serius, "Yaudah kalo gitu, aku ga akan ngajak kamu jalan jalan lagi."

"Kamu tau aku marah kenapa? Aku marah karena kamu ganggu waktu aku ngurus tentang drama. Sedangkan minggu depan bahkan ga nyampe, aku harus ngumpul dalem bentuk video, ga bisa kamu nunggu sebentar? Kasih waktu aku ngurus tentang kepentingan ku bentar.. bisa?"

"Yaudah, mulai sekarang aku ga bakal ganggu waktu kamu lagi, kamu balik dah bikin drama, ga usah mikirin aku." Kata Clarissa.

Sea pun langsung berbalik arah tanpa berkata apapun dengan raut wajah kesal, ia melangkah meninggalkan Clarissa.

"Kayaknya kita udah ga lama lagi Sea, lagi bentar aja.." kata Clarissa.

Tapi Sea tak menoleh, ia tetap berjalan maju. Ia sebenarnya mengerti maksud Clarissa, Clarissa bermaksud kode kode buat putus.

"Sea," panggil seorang guru yang Sea lewati.

"Iya bu?"

"Nanti ibu ada jadwal ngajar kan? Ibu ijin dulu ya, mau ada acara, nanti baca baca aja bukunya." Kata guru itu.

"Iya bu"

Sea balik ke kelas.

"Ice, udah nyampe mana?"

"Udah selesai" jawab Ice tanpa melihat Sea, ia masih sibuk menulis.

"Kok cepet?" Tanya Ice.

Sea tak menjawab, ia malah berjalan mendekati meja Ice dan mengambil kursi di sebelahnya fan menggeser ke arah meja Ice.

"Lah, ngapain?"

"Ice, umumin di depan nanti bu lala ga bisa dateng, suruh baca baca buku."

"Lah, kok ga lo yang umumin, lo kan ketua kelas"

"Bantuin ga bisa? Lagi bad mood" jawab Sea, ia kemudian melipat tangannya diatas meja kemudian membawa wajahnya ke tangannya.

"Ni orang kenapa sih?" Kata Ice pelan. Ice pun pergi ke depan kelas.

"Gessss, perhatiann!" Semua menoleh ke Ice.

"Nanti bu lala ga bisa dateng, kalean disuruh baca baca buku" Ice pun kembali ke tempat duduknya.

Sea tiba tiba bangun dari kursinya kemudian menggeser kursinya ke tempat semula, Ice masih menulis tanpa menghiraukan sekelilingnya.

"Dinary.." panggil Sea.

"Apa?"

"Lo pindah sementara di tempat duduk gue.., gue kasik disini, sementara aja.."

"Sampe kapan?" Tanya Dinary.

"Nanti. Perintah ketua kelas"

Dinary dengan malasnya bangun dari kursinya dan pindah ke tempat Sea.

Ice tau semua itu terjadi tapi ia hanya diam, ia juga tak mengerti kenapa Sea harus duduk dengannya.

"Ice, lo ga nanya kek gue kenapa? Temen macem apa sih lo?" Kata Sea tiba tiba, Ice pun kaget, ia langsung menoleh.

"Lo dah cowok macem apa lo cerewetnya kek cewek, gue ga nanya tuh karna gue ga pengen tau"

Sea terdiam lagi.

"Sumpah Sea, lo kek orang stress" lanjut Ice, kemudian ia lanjut lagi menulis.

"Oke, gue memang lagi stress dan gue masih males berantem sama lo, bisa gak dengerin gue bentar aja?"

Ice tak menjawab, ia masih menulis, tapi telinganya menangkap semua perkataan Sea.

"Ice, bisa ga berhenti nulis bentar aja? Gue tau lo suka nulis, tapi bukan karang"

Ice seketika meletakkan pulpennya diatas meja dan menoleh ke arah Sea.

"Ada apa?"

"Gue bertengkar sama Rissa." Jawab Sea lesu, seperti tak punya semangat hidup.

Haruskah gue tau urusan lo lagi Sea? Gue memang belum cukup sakit?

"Iya, nanti paling baikan."

"Segitu aja respon lo?"

"Trus lo mau gue respon apa? Gapapa, jangan sedih, jangan nangis... nanti pasti kak Clarissa maafin, kalian bakal baikan, ga ada yang bisa halangin cinta kalian, everythings will be alright, gitu?"

"Ya gak gitu juga kali, gue mau nanya, gimana cara bikin biar dia ga marah sama gue? Besok lusa ultah gue dan gue gamau dia marah sama gue, gue mau seneng seneng sama dia pas ultah gue."

"Dia pacar lo lho, lo tanyain gue mana gue tau.. semua cewek tuh beda ga sama"

"Kalo lo?"

"Kalau gue, sekadar dia minta maaf dan ga ngulangin lagi, itu sudah cukup bagi gue, tapi kalo dia ngulangin lagi, yaudah, putus ya putus."

"Trus kalau Rissa sama ga sama lo?"

"Gue ngeliat kak Clarissa sih jawaban gue udah pasti orangnya beda sama gue.."

"Lah, trus?"

"Gue easy person, tapi dia, gue pikir dia ga bakal gampang deh maafin lo, coba aja saran dari gue beliin dia bunga, kasih dia surprise gitu.. tapi ini cuma saran, engga ngelakuin juga ga apa, mungkin gue cuma bisa bilang gini aja, sisanya lo yang harus mikir dan ngelakuin." Jelas Ice. Ice memang sudah terbiasa dengan curhatan Sea tentang pacar Sea, Sea memang sering curhat padanya, dan ia hanya bisa tegar mendengarnya.

"Oke, nanti gue mau nyoba beliin dia bunga" Sea segera bangun dari kursinya dan meminta Dinary tukar tempat duduk lagi.

"Dia ngoming paan sama lo? Lama amat" kata Dinary

"Tentang pacarnya, ga mungkin yang lain."

"Ck"