webnovel

Ch. 29

"Dia mantan kekasih kakakku." Ujar Sehun. Berjalan melewati Suzy dan duduk di pinggiran kasurnya.

"Lalu? Apa hubungannya denganmu? Anak? Suami?" Tanya Suzy penasaran.

Sehun menghela nafas. Mengeringkan rambutnya dan menghela lagi. Suzy itu kurang peka.

"Dia memacari kakakku hanya untuk mendapatkanku." Jawab Sehun tenang. Meraih pergelangan tangan Suzy dan membawanya duduk tepat disampingnya.

"Aku tidak mengerti." Ujar Suzy. Otaknya dalam mode dangkal saat ini. Jadi, ia hanya mengeryit heran dan membantu Sehun mengeringkan rambutnya.

"Dia memacari kakakku bukan karna sesuatu yang disebut cinta. Dia terobsesi padaku, hingga memacari kakakku lalu mendekatiku." Jelas Sehun. Memejamkan matanya saat tangan Suzy menyentuh kulit kepalanya. Nyaman.

"Serius? Sudah berapa lama?" Tanya Suzy menggebu-gebu. Menatap Sehun penuh harap dengan mata khas anak anjingnya.

"Setahun belakangan." Jawab Sehun. Menatap sekilas mata Suzy yang menggambarkan keterkejutan luar biasa.

"Sampai sekarang? Dia masih mengejarmu?" Tanya Suzy heran, sekaligus tak pernah. "Sebegitu cintanya dia padamu?" Gumam Suzy.

Sehun mengangkat bahunya tak peduli lalu mengambil alih handuk yang berada di tangan Suzy. "Terima kasih sudah mengeringkan rambutku." Ujar Sehun dan mencium kilat kening Suzy.

"Jadi pacar dari kakak Sehun itu mencintai Sehun dan agar dia bisa mendapatkan Sehun dia memacari kakak Sehun." Simpul Suzy dan menganggukan kepalanya.

Hening beberapa saat, hingga...

"YA!! Siapa yang mengizinkanmu menciumku hulk!" Teriak Suzy dengan wajah yang memerah sempurna. Bahkan hingga melewati telinganya.

"Hanya di kening, bukan di bibirmu." Jawab Sehun acuh.

"YA!" Teriak Suzy malu lalu menutup wajahnya dengan bantal.

Tapi, bantal itu hanya bertahan sebentar di depan wajahnya, karena, tak lama kemudian ia membuang benda empuk itu dan kembali menatap Sehun.

"Kau punya kakak?" Tanya Suzy yang membuat rona merah di wajahnya hilang dalam sekejap.

Sehun mengangguk.

"Tapi aku tak melihatnya di acara pernikahan." Ujar Suzy.

"Dia datang kau saja yang tak tau." Jawab Sehun malas.

"Siapa?" Tanya Suzy makin penasaran. Menatap Sehun dengan matanya yang berbinar-binar.

"Kau sangat tau orang itu." Ujar Sehun lalu duduk di depan Suzy.

"Benarkah?" Suzy bertanya pada dirinya sendiri. "Tap-"

"Ngomong-ngomong waktu itu Daehyun menciummu bukan?" Sehun menyela. Suzy itu sekali bertanya ia akan terus bertanya. Dan lihat! Bahkan sekarang ia diam bagai patung.

"Mm, itu.. aku.. dia.. dia.. bukhmmp." Suzy membelalakan matanya kaget. Yang benar saja! Sehun, si Sehun manusia tak berperasaan sedang menciumnya?

Sumpah demi apaaa?!

"Pertama, karna Daehyun menciummu."

Lagi.

"Kedua karna kau tak memberi tau ku."

Lagi.

"Dan ini karna kesalah pahamanmu tadi." Ujar Sehun.

Suzy terdiam. Menatap kosong pada Sehun yang sudah berjalan ke arah pintu. Hingga...

Blam.

Pintu tertutup. Menyembunyikan Sehun dibalik sana yang ia yakin sedang tertawa.

**

"SEHUUUUUN!" Teriak Suzy tanpa sadar dan menatap sekelilingnya. Mendapati Sehun yang sedang menatapnya dengan pandangan, cemas?

"Sehun." Panggil Suzy memastikan. Suaranya terdengar lemah.

"Hmm." Dengungan Sehun terdengar sebagai jawaban.

"Sehun aku mimpi buruk." Adu Suzy. Duduk menyandar pada kepala ranjang, menirukan gaya Sehun.

Kening Sehun berkerut heran. Mengangkat tangannya dan mengusap puncak kepala Suzy.

"Mimpi apa?" Sehun bertanya, menyandarkan kepala Suzy ke bahunya dan mengusap kepala bocah itu.

"Mm, kau selingkuh, meninggalkanku dan membuatku menunggumu dalam ketidak pastian." Ujar Suzy.

Sehun diam. Memandangi istri kecilnya seraya menaikan sebelah alisnya. "Kau takut atau bagaimana?" Tanya Sehun.

Aura tak mengenakkan mulai tersebar disekiar Sehun. Perusak suasana itu memang benar-benar keahlian utama Sehun.

"Kau benar-benar! Aku serius Sehun!" Amuk Suzy. Memukuli Sehun dengan membati buta bahkan sesekali mencekik lehernya.

"Hahaha. Aku hanya bertanya." Ujar Sehun. Menghentikan pukulan Suzy dan mencubit kedua pipi gadis itu.

"Kau benar-benar perusak suasana!" Dengus Suzy.

"Tak apa. Asal itu tidak akan merusak cintamu." Acuh Sehun. Bangkit dari ranjang lalu berjalan masuk ke kamar mandi.

"YA! Kau belajar membual dari mana?!" Teriak Suzy.

"Bawaan lahir calon mama." Balas Sehun.

"Sialan!" Maki Suzy. Ia dapat merasakan pipinya yang menghangat dan jantungnya yang berdegub tak karuan. "Ini tak normal." Gumam Suzy.

**

Suzy menghentakkan kakinya kesal. Bahkan saking kerasnya, telapak sepatunya yang menginjak lantai bergema diseluruh koridor kelas.

"Pembual ulung!" Dengus Suzy. Makin gemas dan makin menghentakkan kakinya kelantai.

Ia masih kesal dengan Sehun. Sangat kesal malahan. Manusia datar itu mempermainkannya tadi pagi. Menyuruh-nyuruhnya seperti budak, dengan sugesti 'itu kewajiban istri melayani suami'.

"Mati saja sialan!" Umpat Suzy. Menendang udara di depannya dan membanting tasnya ke lantai.

"Aku akan membunuhm- Jiyeon!" Umpatan Suzy spontan terhenti saat melihat Jiyeon berdiri tak jauh darinya. Matanya berbinar ketika melihat Baekhyun menyusul dibelakang Jiyeon.

"Bae-"

"Kita masuk!" Ujar Baekhyun pada Jiyeon. Mengabaikan Suzy yang akan menyapa mereka berdua dengan heboh.

"Baek. Ji." Panggil Suzy pelan. Menunduk untuk menyembunyikan kristal beningnya yang berharga. Ia tak mau terlihat lemah saat ini.

Baru akan mengambil tasnya, seseorang sudah memungutnya terlebih dahulu dan memberikan itu pada Suzy.

"Terim- Chanyeol!" Suzy kembali berbinar. Ia masih bersyukur Chanyeol tak mengacuhkannya seperti Baekhyun dan Jiyeon tadi.

Segera mengambil tasnya dan tersenyum seperti anak kecil. "Chan-" lenyap sudah.

Senyuman Suzy kembali lenyap. Chanyeol meninggalkan dengan wajah datar tak tertahankan. Mengabaikan Suzy yang baru akan bicara panjang lebar padanya.

"Mereka mengacuhkanku. Mereka benar-benar membenciku saat ini." Gumam Suzy.

Berjalan lesu kedalam kelas. Dan mulai menudukan dirinya pada kursi kesayangannya.

"Bahkan mereka memilih untuk menjauhiku." Gumam Suzy lagi. Ia baru sadar bahwa ia duduk sendiri hari ini. Dipojokan paling belakang sebelah kanan, tepat disamping jendela.

Sedangkan Chanyeol, berdiam diri di bagian pojok paling depan sebelah kiri, tepat didekat pintu.

Baekhyun dan Jiyeon. Mereka berdua duduk di bagian paling depan sebelah kiri, tepat disamping jendela.

Suzy menunduk. Menahan air matanya yang sedang bergelantungan bebas didekat pelupuk matanya. Meremas bagian roknya agar suara tangisnya tak terdengar.

Hingga..

Tes.

Jatuh.

Suzy masih terdiam, menggigit bibir bawahnya agar tak satupun suara keluar dari mulutnya. Ia bisa saja berdiri dan keluar dari dalam kelas.

Namun, masalahnya.. beberapa menit lagi pelajaran akan dimulai, dan juga.. jika ia keluar sekarang, otomatis semua penghuni kelasnya akan melihat air terjun mini dikedua pipinya.

"Ayolah Suzy, tak ada gunanya kau menangis.!" Suzy membathin. Ia sadar jika pun ia meraung-raung sekarang, Baekhyun, Chanyeol, dan Jiyeon juga tak akan memaafkannya begitu saja.

"Guru datang!" Teriak ketua kelasnya dan bersiap-siap dibangku mereka masing-masing.

Suzy kaget, ia yakin matanya sudah memerah sekarang. Dan sialnya, hari ini matematika!

**

Bunyi tapak sepatu terdengar nyaring, suzy yakin guru sudah masuk kedalam kelas.

Tanpa mengangkat wajahnya, Suzy meraih tas yang ia letakkan di atas meja tadi dan merogoh isinya.

"Baiklah kita mulai pelajaran hari ini."

"Baik Mr." Ucap teman sekelasnya.

Suzy hanya diam. Suaranya akan terdengar aneh jika ia berbicara.

"Bisa angkat kepalamu nona Bae!" Perintah guru didepan sana.

Suzy kaget. Suara datar dan penuh perintah ini Suzy tau.

"Dia adalah..."

TBC

SEE U NEXT CHAP

HAVE A NICE DAY

THANK U

DNDYP