Loura duduk diam di kamarnya, dia mengunci diri selama dua hari di dalam kamar itu sementara yang dia lakukan hanya memandangi foto seorang wanita yang bahkan tak dia ingat bagaimana senyumnya atau aroma tubuhnya, wanita itu adalah Isabella, ibunya.
"Bagaimana bisa aku tak mengingatmu sama sekali?" Bisik Loura sembari menyeka foto itu.
Tok Tok
Terdengar pintu di ketuk dan itu pasti ayahnya, karena pria itu memiliki kunci cadangan dan langsung membuka pintu begitu mengetuknya. Loura cepat-cepat menyimpan foto itu di bawah bantalnya.
"Kau tak ingin keluar kamar?" Tanya Christ pada puterinya itu.
"Untuk apa?" Loura tak menatap wajah ayahnya karena rasa kesalnya pada pria tua itu.
"Berjalan-jalan di taman mungkin akan membuat suasana hatimu membaik." Ujarnya.
Loura tersenyum untuk dirinya sendiri, "Aku tidak akan bahagia selama daddy mengurungku di istana ini." Ujar Loura, untuk pertama kalinya dia menatap mata ayahnya itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com