webnovel

Roy Damitra

Roy membawa Risya ke mansion pribadinya di ujung kota, di sana dia langsung mengganti baju dan membersihkan tubuh Risya dari sisa-sisa alkohol yang telah menyelimuti tubuhnya...

Risya yang tak kunjung sadarkan diri membuat Roy khawatir dan langsung menyuruh asisten kepercayaannya untuk menelepon dokter pribadinya...

Dokter Daniel pun tiba, dia langsung memeriksa keadaan Risya "Dia hanya terlalu banyak minum, berikan saja obat ini, dia akan baik-baik saja setelahnya" ucap dokter Daniel sambil memberikan resep obat ke Roy...

"Terimakasih kak" ucap Roy sambil mengantar dokter Daniel keluar...

Roy langsung menyuruh Aldi asisten pribadinya itu untuk pergi menebus obat tersebut "Pergilah tebus obat ini di apotik terdekat" ucap Roy sambil memberikan resep obat itu ke Aldi. "Baik tuan" sahut Aldi sambil pergi ke apotek terdekat.

Roy terus berada di sisi Risya sambil menunggu Aldi kembali dengan obat untuk Risya, dia terus menggenggam erat tangan mungil Risya dan sesekali mencium punggung tangannya...

"Apa kau masih ingat aku Risya, sudah hampir sepuluh tahun kita berpisah, tapi aku masih saja tak bisa melupakanmu, sahabat kecilku yang entah sejak kapan aku mulai jatuh cinta padamu" ucap Roy sambil mengecup lembut punggung tangan Risya...

Tak berapa lama akhirnya Aldi kembali dengan membawa obat resep dokter Daniel "Tuan ini obatnya Nona" ucap Aldi. "Terimakasih, sekarang pergilah" sahut Roy sambil mengambil obat tersebut..

Aldi pun keluar dari kamar tersebut, sementara Roy dia sibuk membuka plastik obat dan berusaha memasukkan obat tersebut ke dalam mulut Risya...

Risya yang tak sadarkan diri membuat obat yang masuk ke dalam mulutnya terus keluar, Roy yang tak banyak berpikir langsung memasukkan obat tersebut ke dalam mulutnya dan sambil mengecup bibir Risya dia memasukkan obat tersebut...

"Sekarang tinggal menunggu" ucap Roy sambil membaringkan badannya di samping Risya...

Roy seakan tak mau lagi kehilangan, dia terus memeluk erat tubuh mungil Risya dalam dekapan pelukan hangatnya. "Sekarang kau harus terus bersamaku" ucap Roy sambil mengecup lembut bibir merah muda Risya...

Keesokan paginya

Risya akhirnya sadar dan membuka perlahan matanya, dia mulai meregangkan tubuhnya dan menatap ke sekeliling...

"Eh, dimana aku" ucap Risya yang kebingungan melihat kamar yang begitu mewah ini. "Bajuku, siapa yang mengganti bajuku" ucapnya bertanya-tanya sendiri. "Apa aku semalam, huwa" rintihnya mulai menangis sebab tadi malam merupakan malam yang mencekam bagi Risya.

"Kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu? Kenapa menangis Sya?" tanya Roy sambil meletakkan bubur hangat di atas meja..

Risya yang sudah lama tak melihat Roy, kini merasa asing dan mundur perlahan dari Roy "Menjauhlah, siapa kau? Jangan dekati aku kau pria jahat, aku pasti akan menyantetmu" celoteh Risya dengan penuh rasa takut

"Santet?" tanya Roy. "Iya tentu saja, santet itu mengerikan, jadi menjauhlah" sambung Risya. Roy yang mendengarnya hanya bisa tertawa dan merasa geli, Risya sahabat kecilnya ternyata tak pernah berubah tetaplah ceroboh, lugu dan naif...

"Eh kenapa kau tertawa? Kau seharusnya takut bodoh, atau jangan-jangan kau itu bukan manusia? Apa aku sudah mati? huwaaaa" ucap Risya dengan lugunya...

Roy langsung menarik tangan Risya dan menaruhnya di pipi kanannya "Apa kau tidak ingat aku Sya? Ini aku Roy sahabat kecilmu" ucap Roy sambil tersenyum.

Risya terdiam sejenak, kemudian dia langsung terkejut dan spontan menarik tangannya kembali, "Tidak mungkin, Roy sahabatku sudah tiada, kau pasti mengada-ngada" sahut Risya yang tak percaya

Roy langsung mengucapkan kata-kata yang mengingatkan Risya akan kenangan masa kecil mereka berdua, di mana hanya mereka berdua sajalah yang tau..

Mendengar hal itu membuat Risya semakin bingung sungguh sulit untuk mempercayai semua hal ini, sebab Roy sahabatnya dulu di ketahui telah meninggal dalam sebuah kecelakan bus bersama keluarganya...

"Tidak, tidak, ini pasti tidak benar kau pasti seorang penipu, atau aku yang sedang banyak berkhayal karena pengaruh alkohol semalam" celoteh Risya yang tak percaya.

Roy terus berusaha meyakinkan Risya dan mengatakan satu hal yang mereka janjikan waktu kecil, "Maaf aku telah menghilang selama sepuluh tahun, tapi aku pastikan janji kita tidak pernah ku ingkari, aku akan terus mencarimu kemanapun kau pergi dan tak akan pernah meninggalkan mu Sya, kini aku menepati janjiku dan kembali kepadamu, sekarang bagaimana denganmu? Apakah kau mau meninggalkanku?" ucap Roy dan membuat Risya terdiam...

Risya terus mengingat masa kecilnya dan bayangan Roy kecil seakan berada tepat di depannya, wajah manis Roy kecil perlahan seperti menyatu dengan pria tampan yang berada tepat di depannya ini...