Ini adalah malam pertama aku menempati kamar kost yang ukurannya hanya 4×5m. Rumah kost ini menurutku termasuk kategori bangunan lama. Terlihat dari bentuk bangunan dan gerbangnya, sepertinya bangunan ini adalah bangunan asrama jaman belanda. Harga yang di tawarkanpun tidak terlalu mahal. Jumlah kamar yang disewakan kurang lebih 100 kamar, disetiap kamar penyewa diberi fasilitas tempat tidur besi yang di alasi dengan kasur kapuk, lemari kayu berukuran sedang, dan sebuah meja rias dari kayu jati yang tampaknya memang sudah lumayan lama. Jendela kamarku menghadap kearah belakang rumah. Beberapa pohon besar akan terlihat jelas jika jendela kamar dibuka.
Aku sempat mendengar bahwa bangunan ini angker. Namun aku tidak peduli karna sejak kecil aku sudah menyukai segala sesuatu yang berbau horor, baik itu buku, film, atau kisah-kisah nyata yang merujuk pada dunia gaib. Walaupun hingga detik ini aku belum berhasil berkomunikasi dengan makhluk astral yang sering ku gambarkan berwajah menakutkan, tapi aku yakin mereka ada
Malam pertama ku lalui dengan lancar bahkan aku tidak sempat bermimpi mingkin karna aku terlalu lelah membereskan kamar maka aku tertidur lelap.
Pagi pagi sekali aku harus berangkat ke sekolah baruku, karna aku harus segera test untuk bisa masuk di kelas 9.1-TKR SMK negeri 2 malang yaitu kelas yang memiliki jabatan paling tinggi. Aku sudah sangat semangat pagi ini, "walaupun dari satu kelas sudah positif hanya aku dan atrika adalah murid perempuan, tapi aku yakin dengan usaha pasti aku bisa" ucapku dalam hati. "selamat pagii merdaa..." suara yang sangat dingin menyapaku, ohh... ternyata itu nyonya aleta pemilik pemilik bangunan tua ini. "pagii nyonya, maaf saya harus segera pergi untuk test hari ini... permisi nyonya" jawabku dengan senyuman. Nyonya aleta hanya mengangguk dan menyunggingkan senyiman sinis.
Wanita itu memang nampak aneh, setiap hari dia menggunakan baju panjang berwarna hitam dan berkerudung, hampir seluruh tubuhnya di selimuti pakaian. Hanya wajahnya saja yang tidak. Kulit wajah dan tangannya pun terlihat sangat pucat, namun dia selalu menunduk.
Aku melangkah cepat, jarak antara gedung SMK itu dengan rumah kost tidak terlalu jauh, cukup naik angkutan umum 5menit saja aku sudah sampai si gedung SMK itu. Suasana di ruang test sudah cukup ramai beberapa teman sekelasku nampak sibuk dengan komat-kamit seakan menghafalkan bahan ujian. Aku masih memilih duduk di baris belakang karena aku takut ketahuan guru saat mengantuk.
Tak lama kemudian atrika menghampiriku "maaf ya dek kemarin aku nggak bisa bantuin kamu Mama masih sakit". "iya kak nggak papa, kan kamu tahu sendiri aku dari SMP udah biasa pindah pindah kamar kos sendirian". sambil menghela napas atrika mengeluh "andai mama dan papa nggak pisah mungkin si kembar gak bakal bisa kayak gini kan?". "udahlah kak nggak papa kok".
Seketika aku mengingat semua kenangan di masa lalu, dimana aku dan Atrika sering dikatakan kembar padahal umur kita beda 3 bulan. Wajar aku dan Atika selalu melakukan apapun berdua bahkan barang-barang kami pun banyak yang kembar. Dan pada 6 tahun lalu orang tua kita berpisah dan Atrika diambil Mama aku diasuh papa, Semula semua baik-baik saja sampai papa menemukan dan mempunyai keluarga barunya. Akhirnya aku sudah tak lagi digubris dan terbuang, kasih sayang diganti dengan uang akhirnya aku memutuskan untuk kos menjauhi keluarga baruku.
"Selamat pagi anak-anak" suara itu mengejutkan ku dari lamunan. Test berjalan dengan lancar dan syukurlah kali ini si kembar lolos bersama lagi. Jam dinding kelas menunjukkan pukul 05.00 bel tanda test selesai dan telah berbunyi. Saatnya aku melanjutkan tidurku " huftt.... Ternyata SMK itu fullday" ucapku mengeluh dalam hati. "dek gimana kalau ku antar aja biar aku tahu kosmu" tawar Atrika. "Oh iya gak papa siapa tahu kakak mau main ke kosku" jawabku kesenangan. Setelah sampai di depan gerbang kost atrika memberhentikan motornya "aku langsung pulang aja ya kapan-kapan aku main ke sini" ucap atrika sembari memberikan sekotak roti. "ini apa?" tanyaku. "itu dari Mama katanya kamu suruh main ke sana Mama kangen" jawab atrika. Aku hanya menunduk sedih mendengar kabar Mama, Atrika langsung melajukan motornya, mungkin tak tega melihatku sedih.
Saat aku melihat jam tanganku dia sudah menunjukkan pukul nol 06.00, saat aku ingin masuk digerbang kost aku tidak langsung langsung masuk. Aku sejenak memandang sekeliling taman kos, sepertinya di di tengah-tengah taman terdapat ayunan yang sudah sangat tua. tidak hanya itu tetapi di sekeliling taman terdapat lampu taman yang sangat kuno dan sangat berkarat ditambah lagi dengan suasana kost yang sangat sepi seperti tidak berpenghuni.
Saat aku ingin menaiki tangga untuk menuju ke kamarku aku tidak sengaja menabrak nyonya aleta "gubrak!!!!". "maaf nyonya aku nggak sengaja" ucapku aku ketakutan. dengan wajah pucat nyonya aletta menjawab "ya nggak papa merda". Aku sempat melihat wajahnya Aleta dia sangat pucat, aku sempat berpikir kenapa nyonya Aleta sampai ke kamar kos apakah ada keluarganya yang yang menginap di sini?. sesampainya di kamar aku langsung merebahkan badan ku dan melanjutkan tidurku.
Tak lama aku tertidur ada suara yang membangunkanku "mer.. merdaa?". aku terbangun dan sangat kaget melihat seorang gadis cantik berbaju noni Belanda, berkulit putih dan berambut pirang, sepertinya kita seumuran. Kukira aku hanya mimpi lalu aku bertanya "kamu siapa?". Dengan kata lembut dia menjawab "perkenalkan namaku salia". Lama kelamaan kita makin akrab dan selia selalu menemaniku di saat aku sepulang sekolah. pada suatu hari aku menanyai salia "memangnya di sini penghuninya cuma kita bertiga ya sal?". "enggak kok banyak disini cuma mereka nggak kelihatan karna..." "mereka sedang liburan, ada yang di luar kota, ada juga yang keluar negri" potong nyonya aleta di depan pintu. "ehh nyonya..." ucapku tidak enak. Aku memandangi wajah salia, entah mengapa dia sangat ketakutan saat melihan nyonya Aleta. Nyonya aleta pergi sembari berkata "salia pulang ke kamarmu" dengan nada dingin.
Tiga hari berlalu setelah kejadian itu, aku sudah tidak melihat salia ke kamarku lagi bahkan melewati kamarku saja sudah tidak. Sebenarnya aku ingin mengunjungi salia ke kamarnya tapi sayang salia tidak pernah memberi tahuku berapa nomor kamarnya. Sudahlah aku akan menunggu salia sambil membaca koleksi buku hororku. saat aku sibuk mencari buku-bukuku, aku menemukan suatu buku yang bersampul sangat kuno aku sepertinya tidak pernah membeli buku ini dan aku membuka buku itu dan memahami setiap kata akhirnya aku sampai di tengah-tengah halaman dan di situ ada mantra "Lepas aku dari bumi, agar aku terbang tanpa nyawa, ruang-ruang menjadi sunyi tempatku antara gelap dan angin jahat, hanya yang sama yang mampu melihat ku".
Entah apa yang terjadi, yang jelas aku melihat tubuhku terbaring di kasur. Lalu aku mencoba keluar kamar untuk mencari salia karena aku sangat kebingungan mengapa dengan diriku? Saat aku membuka kamar betapa kagetnya aku melihat banyak gadis berpakaian seperti salia dan memiliki rambut yang hampir sama dengan salia dan ada satu gadis yang menghampiri ku dengan mengucap "hai kamu anak baru ya di sini? kamu mencari siapa? perkenalkan aku velinna" "iya aku anak baru disini, aku mencari salia, oh iya perkenalkan aku merdaa" ucapku. "Salia? Salia vindd yanne?" tanyanya balik. "iyaa mungkin itu karna aku tak tau naman panjangnya" jawabku. "dia ada di kamar nomor 12 di lantai bawah". "terimaksih" ucapku sambil berjalan terburu-buru.
Akhirnya sampailah aku di sebuah kamar yang berpintu kayu bertuliskan nomor 66. Akhirnya aku mengetuk pintu itu berkali-kali namun hasilnya tidak ada yang menjawab dan tidak ada yang membukanya. Akhirnya aku memutuskan untuk membuka kamar itu, ternyata kamar itu tidak dikunci. Aku segera memasuki kamar itu, perlahan aku membuka lemari dan betapa kagetnya aku ketika aku melihat isi lemari itu adalah baju bekas zaman Belanda dahulu dengan kondisi sudah sudah tak layak pakai dan aku melihat sosok wanita tua yang tidur di di ranjang. Aku mendekatinya dan aku mulai mengelus pipinya, wanita itu sangat tua dan seperti sudah rentah saat aku mengelus pipinya wanita itu terbangun dan kaget melihat aku. Aku segera menjauh dan dia nampak takut melihatku.
next?
.makasi buat yang udah baca, jangan lupa kasih saran, kasih bintang, kalau setuju next komen yaa?♥️