sejujurnya aku sama sekali tidak mencintai Hyunbin oppa, aku hanya ingin menjadikannya sebagai pemuas nafsuku saja. lagi pula aku belum pernah melakukannya, dan bukankah seharusnya dia menikmatinya?
begitulah awal mula kaka laki-laki ku yang akan menjadi pemuas nafsuku, hanya karena aku memegang kunci rahasianya dia menghamili wanita yang bahkan waktu itu ia sewa untuk memuaskan hasratnya. namun sejak 2 hari setelah kejadian aku memergoki pesan itu, sampai saat ini aku belum melakukan hubungan sex dengannya karena kesibukannya di kantor, bayangkan saja setiap kali penisnya sudah ingin memasuki vagina ku, pasti ada saja telefon yang mengharuskannya untuk pergi ke perusahaan.
tidak terasa nafsuku memuncak saat membayangkan melakukan hubungan sex dengan Hyunbin, dibawah percikan air shower kamar mandiku, aku membayangkan berhubungan sex dengannya. bagaimana tangannya yang kekar itu menyentuh setiap inci kulitku yang halus, tidak sadar tanganku ikut memegang bagian tubuh yang Hyunbin sentuh didalam imajinasi ku.
karena tidak kuat menahan hasrat akupun langsung meremas payudara ku dengan lembut, sedangkan tanganku yang satunya membelai lembut bibir vagina ku "ahh.. oppa" desahku dengan perlahan
aku memasukkan jari telunjuk dan tengah kedalam vaginaku yang masih sempit ini, tidak terasa darah segar mengalir keluar dari vagina ku "akhh.." desahku dengan meringis karenna merasakan perih ketika darah keperawananku keluar
saat sedang memainkan vaginaku, aku mendengar suara pintu kamar mandiku terbuka dan seketika itu pula aku menoleh kearah pintu, disitulah aku melihat seorang pria yang tampan sedang menyandarkan tangannya ke pintu dan menatapku yang sedang memasukkan tangan kedalam vagina
Hyunbin pun tersenyum melihatku dan bergegas melepaskan semua pakaian yang ia kenakan untuk bergabung kedalam percikan air showerku "kau sangat tidak tahan ya?" goda nya yang sekarang sudah berada dibelakangku dan berbisik ditelingaku, tangannya pun menggantikan tanganku masuk kedalam vagina yang masih sempit ini.
ternyata begini rasanya tangannya yang kekar dan besar masuk kedalam vaginaku yang masih sangat sempit, rasanya benar-benar nikmat "ahh.. op..pa" desahku dengan menyandarkan kepala belakangku ke bahu nya yang lebar itu
ia menggerakan tanggannya keluar dan kedalam vaginaku dengan perlahan "mhh l..lebihh cepath ahh" desahku yang tidak sabar agar dia menggerakan tangannya dengan lebih cepat agar aku bisa mencapai klimaks
dari belakang ia mulai mencium dan menjilat leherku dengan sangat ganas, tangannya yang bergerak perlahan juga berubah menjadi cepat, aku bisa merasakan 2 jarinya yang besar itu bergerak masuk dan keluar didalam vagina ku, tidak cukup dengan memasukkan vagina ku saja, tangannya yang satu pun ikut memainkan payudara ku dan memerasnya dengan sangat keras
saat ini aku sedang merasakan 3 kenikmatan, kenikmatan dileherku karena diciumi dan dijilat oleh Hyunbin, kenikmatan karena payudara ku diremas olehnya, dan yang terakhir kenikmatan karena tangannya ada didalam vagina ku
karena baru pertama kali merasakan kenikmatan ini, akupun merasakan ada cairan yang akan keluar dari dalam vagina ku "mmhh aah oppa.. a..aku tidakh kuat ahh" desahku dengan sangat kencang karena vagina ku akan memuncratkan cairan kenikmatan
mendengar desahanku, Hyunbin semakin mempercepat gerakan tangannya didalam vaginaku "keluarkan saja Yejin" bisikknya dengan menjilat kupingku dengan perlahan
aku yang sudah tidak kuat menahan kenikmatan itupun akhirnya mengeluarkan cairan putih dari mulut vagina "ahhhh!" desahku dengan sangat kencang, ketika cairan itu keluar aku merasakan puncak kenikmatan yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya, seluruh badanku menjadi lemas seperti aku merasa sudah mengeluarkan semua energiku
Hyunbin pun mengeluarkan jarinya dari vaginaku "apa kau pikir ini sudah selesai?" ucapnya dengan membalikkan tubuhku yang lebih kecil darinya ini untuk menghadapnya
ia menarik pinggangku menjadi lebih dekat dengannya, sehingga aku bisa merasakan penisnya yang besar itu menyentuh vagina ku "bagaimana kalau kita melakukan lebih dari ini sekarang?" ucapnya dengan senyuman dan tatapan seperti mengatakan ia sudah tidak tahan untuk menahan nafsunya lagi.