webnovel

Bukan Wanita

"Aku sudah nunggu di lobby."

Zania tengah mengirim pesan singkat ke nomor handphone teman sekamarnya yang dijanjikan untuk menginap bareng di hotel tempatnya berlibur.Mereka tidak saling mengenal satu sama lain.Mereka belum pernah bertemu.Sebuah agen perjalanan wisata menyarankan agar berbagi kamar.Dia hanya dikirimi foto wajah saja dan langsung setuju untuk sharing room.Hitung-hitung penghematan, pikirnya.

"Aq pake dres warna merah sama bawa koper biru besar.Kamu yang mana ya, sebelah mana?" Tanyanya lagi sambil celingukan mencari yang dicari.

"Aku duduk tepat didepanmu.Pake jaket jeans navy." Pesan masuk dari seseorang disana.

Zania membaca pesan tersebut lalu melongo menatap pria yang tengah duduk santai di depannya.

"Temanku...yang akan ku ajak adalah... wanita.Sedangkan dia ini siapa ngaku-ngaku?" Pikir Zania dalam hati.

Lalu dia memencet rangkaian nomor dari telepon genggamnya.Menyambungkan....

"Ya,Halo" Pria di depannya menjawab dan menatap Zania mantap sambil tersenyum tipis.

Langsung diputusnya sambungan telepon oleh Zania.

"Kamu yang namanya Algeria??!" Tanya Zania mendekati pria tersebut dengan keraguannya.

"Tapi kenapa kamu pasang foto wanita di apli chat?Kamu mau nipu? Biar bisa sharing room sama cewek?!" Tanpa memberi celah untuk menjawab lawan bicaranya, Zania nyerocos tahan napas sambil menunjukan foto penampakan teman yang seharusnya dia ajak berbagi kamar.

"Iya, aku Algeria.Teman sharing room kamu.Aku pasang fotoku yang paling manis.

Nice to meet you again, Tanzania." Jawabnya penuh percaya diri.

-------

Masih tidak bisa berfikir jernih.Zania memencet tombol angka di layar telepon genggamnya.Menyambungkan.....

"Halo.Selamat pagi, dengan Nina dari Sakura Wisata.Ada yang bisa saya bantu?" Jawab seorang wanita dari ujung telepon dengan suaranya yang lemah lembut bermaksud melayani si penelepon seramah mungkin.

"Nina!! Kok kamu bohongin aku? Orang yang aku ajak sharing room kenapa orang kayak gitu?!" Sahut si penelepon dengan nada yang tidak santai.

Nina yang langsung sadar kalau si penelepon adalah sahabatnya sendiri, seketika kaget.Dia bingung harus mencari alasan apa untuk menjawab pertanyaan sahabatnya yang emosian ini.

Mampuslah aku.Pikirnya dalam hati.Meski demikian,dia akan mencoba merayu temannya agar tidak berubah pikiran sehingga sampai membatalkan pemesanan kamar tersebut.

*BALI - SATU MINGGU LALU*

Seorang pria usia sekitar tiga puluh tahunan mendatangi sebuah agensi perjalanan wisata di kawasan Nusa Dua.Kawasan elite untuk para wisatawan yang ingin menghabiskan liburan di Pulau Dewata.Kawasan yang nyaman dan tentram.Semua sudah disiapkan dengan matang.Tidak boleh di ganggu gugat.Si pria melangkah mantap menuju kantor agensi untuk melanjutkan misi dari atasannya, sang presdir pemaksa yang ingin menemukan pendamping hidupnya.

"Saya ingin bertemu dengan Pak Ben.Sudah ada janji.Bisa saya langsung ketemu dia?" Tanyanya begitu sampai di front office.

Seorang wanita didepannya mengangguk dan tersenyum ramah lalu mengantarkan si pria menuju ruangan atasannya.

"Aku akan langsung saja.Aku tidak mau berlama-lama disini.Lihat tampangmu saja aku sudah mau pipis.Kalau bukan karena ini adalah perintah bos ku, aku tidak mau datang kemari".Kata si tamu pria.

Tampak Ben menghela napas kasar.Mereka berdua adalah kakak adik yang hubungannya direnggangkan oleh wanita.

"Bos ku mau dia.Wanita itu.Dia sudah mencari lama.Dan sekarang bosku ingin bisa didekatkan dengan wanita itu.Wanita itu memakai jasa kalian kan untuk pemesanan hotel dan restaurant selama dia berlibur di Bali?Terserah bagaimana caranya, kalian yang atur.Bila perlu, buat bos ku bisa sekamar dengan wanita itu?!" Tamu pria tersebut berkata panjang lebar kali tinggi agar kalimatnya benar-benar dapat dipahami oleh adiknya itu.

"Hem...baiklah.Dia teman salah satu karyawan kami.Jadi mungkin tidak akan sulit untuk mengaturnya.Kak Bass, ayo kita makan siang bareng.Kita sudah lama tidak ngumpul." Ben mencoba merayu kakaknya yang sudah lama membencinya.

"Nanti kita makan siang setelah bos ku nikah sama wanita itu." Jawab Bass santai lalu pergi meninggalkan ruangan adiknya itu.Ben menatap kakaknya yang masih sangat marah padanya.Beberapa tahun lalu Bass memiliki kekasih.Namun sayang, karena keluguannya, dia malah tertipu oleh kekasih dan adiknya sendiri yang menjalin hubungan saat Bass dan pacarnya masih berhubungan.Sejak saat itu Bass merasa dikhianati oleh adiknya dan sangat membencinya hingga saat ini.Bahkan ketika wanita itu juga meninggalkan adiknya bersama pria lain, Bass masih tetap membenci adiknya.Hari ini, jika bukan karena perintah atasannya, Bass tidak akan bertemu dengan adiknya.

------

Zania pasrah.Dia menaruh beberapa isi kopernya di dalam lemari yang tersedia di dalam kamar.Dia merasa ditipu oleh sahabatnya sendiri.Tapi dia juga merasa sangat ceroboh.Bagaimana bisa hanya dengan foto profil, dia langsung oke-oke saja untuk disekamarkan dengan orang asing."Harusnya aku lebih teliti lagi." Batinnya.

Algeria duduk di atas kasur sambil selonjoran dan memandangi wanita di kamar tersebut.Dia berusaha menyembunyikan hatinya yang meloncat-loncat kegirangan di dalam sana.Perasaannya pada wanita itu melebihi apapun.Sejak pertemuan yang tidak disadari oleh Zania tiga tahun yang lalu.