Jaejoong menarik nafas panjang berkali-kali, sesekali harus menampar pipinya dan mencubitnya dengan kuat hingga ia harus meringis kesakitan. Ia pikir malam lalu adalah mimpi buruk saat ia tidur, namun saat terbangun semua hal yang terjadi dipesta ulang tahun pernikahan pasangan Jung memang adalah nyata.
Jung Yunho, pemuda brengsek itu seenaknya mengumumkan jika dirinya adalah calon pasangannya dimasa depan. Tentu saja, dalam satu kali waktu ia menjadi pusat perhatian. Apalagi, sebelumnya sudah terdengar rumor jika yang akan menjadi pasangan Yunho adalah kakak tirinya, Karam.
Flashback On..
Jaejoong mengerjab beberapa kali, menatap ballroom yang begitu megah dan luas. Dihiasi dengan pernah pernik yang membuatnya terkagum-kagum karena dalam hidupnya dimasa lalu ia tidak pernah datang dipesta yang begitu mega seperti ini.
Dia adalah anak yang sangat kekurangan, jangankan pesta bahkan untuk mendapatkan satu teman saja ia tidak pernah bisa. Datang kesebuah pesta hanya anagn-angan didalam benaknya.
"Sayang kau sudah makan kue manis terlalu banyak." ujar Heechul dengan wajah yang menunjukkan kekhawatiran.
Jaejoong menatap ibunya, yang mala mini terlihat begitu cantik dan anggun. Lalu menunduk dengan bibir yang menjepit sendok kecil, "Anioo.. aku masih bisa makan lagi, eomma."
Hangeng yang melihat perdebatan kecil itu hanya bisa menggeleng pelan. Ia senang melihat putra bungsunya itu sangat akur dan intim dengan Heechul, usahanya untuk membuat Jaejoong mengakui wanita yang ia nikahi beberapa tahun silam itu berbuah manis walau harus melalui waktu yang begitu lama, "Dengarkan ucapan ibumu, Jaejoong. Jangan sampai kau sakit perut karena terlalu banyak makan makanan manis."
"Tapi,.. aku masih ingin." gumam Jaejoong lirih, menunduk dengan bibir yang cemberut, melirik ibunya yang menarik nafas panjang, "Eommaa.."
Heechul, mau bagaimanapun sangat lemah dengan wajah memelas bocah cantik itu. Jaejoong yang manja membuatnya sangat gemas, melirik suaminya wanita cantik itu mengangguk pelan pada putra bungsunya, "Sekali lagi saja setelah ini kau harus berhenti Jaejoongie.."
"Ne.. eomma!"
Dilain sisi, Karam terlihat mencari keberadaan Yunho ditempat duduknya. Lelaki manis itu sudah tidak sabar mendengar keluarga Jung mengumumkan pertunangan mereka. Ia menoleh dan menatap ayahnya dengan senyum tipis, dengan suara keras ia bertanya agar Jaejoong mendengarnya juga, "Appa. Apakah kami benar-benar akan bertunangan setelah ini?"
Sementara Hangeng menatap Karam sejenak sebelum menarik nafas panjang. Ia belum memberitahu putra sulungnya ini jika keluarga Jung membatalkan pengumuman itu entah karena apa ia belum bertanya, "Lihat saja nanti, semua tergantung keluarga Jung."
Karam mengangguk paham, ia sangat dekat dengan Taehee jadi wanita itu pasti juga akan setuju ia bersama dengan Yunho, "Aku mengerti."
"Apapun itu, appa harap kau mau menerimanya dengan lapang dada. Jangan kecewa karena masa depanmu masih sangat panjang."
Karam mengeryitkan dahi, menatap ayahnya dengan bingung. Pria ini seolah memberinya peringatan jika mungkin pertunangan itu akan dibatalkan keluarga Jung, "Appa apa maksudmu?"
Sebelum Hangeng menyahuti, pasangan Jung telah sampai diatas panggung kecil. Bersiap memotong kue ulang tahun pernikahan dengan putra mereka Yunho yang berdiri disamping mereka.
"Sebelum kami memotong kue ini, ijinkan kami memberi pengumuman untuk kalian semua." ujar Jihoon, melirik isterinya yang mengangguk—namun ia tahu sepasang mata wanita cantik itu tertuju pada satu sosok yang kini sibuk dengan kue-kue didepannya, Kim Jaejoong. Lalu menatap putranya yang juga ternyata menatap satu sosok yang sama, membuatnya menarik nafas panjang, "Kami akan mengumumkan sosok yang akan menjadi pendamping putra kami dimasa depan."
Taehee mengambil alih pembicaraan, dengan senyumnya yang cantik wanita itu menatap para undangan yang datang—kebanyakan adalah keluarga dan rekan bisnis suaminya, juga teman-teman Yunho, "Kim Jaejoong, putra bungsu dari keluarga Kim. Dimasa depan dia yang akan menjadi pasangan putra kami, Yunho."
Aula itu hening, Jaejoong yang merasa namanya disebut otomatis mendongak. Menatap begitu banyak pasang mata yang mendarat padanya ia menoleh bingung pada sang ibu, "Eomma ada apa, kenapa namaku dipanggil?"
Heechul sendiri masih terkejut karena bukan nama Karam yang disebut, ia menoleh pada suaminya yang menggeleng pelan, lalu melirik Karam yang wajahnya sudah terlihat pucat, "En.. entahlah.. eomma sendiri juga tidak tahu."
"Jaejoongie, bisa kau kemari sayang?" Taehee masih dengan senyum yang lembut, menatap sosok lelaki cantik yang mengenakan pakaian semi formal. Terlihat begitu pas dan imut untuk lelaki itu. Pantas putranya menyukai Jaejoong, apalagi saat bocah itu memasang wajah kebingungan—terlihat begitu menggemaskan.
Berbeda dengan rumor yang selama ini ia dengar dari Junsu dan teman-teman Yunho yang lain. Jika Kim Jaejoong adalah anak yang nakal dan jahil, selalu berbuat ulah yang menyusahkan kedua orang tua dan juga kakaknya, Karam.
Jaejoong merengut, menatap melas pada Heechul yang menggeleng pelan padanya dengan senyum kecut, "Eomma aku tidak mau..!" rengeknya pelan.
"Kau kesana saja dulu, Jaejoogie. Jangan sampai membuat malu keluarga kita dan juga keluarga Jung!"
Flashback Off..
"Apa yang kau pikirkan, apakah kau senang bertunangan dengan Yunho sampai kau lupa kita harus berangkat sekolah hari ini?"
Jaejoong menoleh, menatap Karam yang terlihat begitu dingin dan kesal padanya. Ia merengut kecil pada kakak tirinya, "Siapa juga yang senang, lagipula aku sudah meminta appa untuk membatalkan pertunangan itu."
Karam mendengus pelan dengan kesal, menatap Jaejoong yang mengalihkan pandangan darinya. Ia bahkan masih memikirkan bagaimana bisa keluarga Jung memilih bocah penyakitan ini daripada dirinya yang sehat dan sempurna, "Bagaimana jika tidak bisa dibatalkan?"
"Kau saja yang menggantikanku sebagai tunangan Jung Yunho, bukankah kau menyukainya?" tanya Jaejoong dengan helaan nafas panjang. Memikirkan dirinya menjadi tunangan pemuda arogan itu membuatnya bergidik ngeri. Ia tidak akan pernah mau bersama dengan pemuda seperti Jung Yunho.
"Apa kau sedang menghinaku?"
***
"Bukan aku yang menginginkan Jaejoong, tapi Yunho sendiri yang memilih. Jadi, maafkan aku tidak bisa merubah keputusan itu."
Hangeng menarik nafas panjang, memijit pelipisnya dengan kuat, "Kenapa tiba-tiba, bukankah sebelumnya Yunho sangat dekat dengan Karam. Apa mereka memiliki masalah dan bertengkar sebelumnya?"
"Kau pikir aku tahu?" dengus Jihoon kesal, lalu kembali memikirkan bocah cantik yang disukai putranya. Memang ia melihat banyak perubahan pada bocah itu, "Aku lihat Jaejoong berubah begitu banyak."
"Well, dia sekarang lebih dekat dengan Heechul dan juga memintaku untuk membatalkan pertunangan dengan Yunho." ujar Hangeng dengan nada lelah. Padahal sebelumnya ia sudah begitu senang keluarganya tampak damai, namun karena hal itu sepertinya Karam mulai waspada pada adiknya itu, "Tidak bisakah kau bertanya pada Yunho, apa mungkin dia sedang mempermainkan Jaejoong."
"Apa maksudmu Kim?"
"Mungkin saja dia bertengkar dengan Karam, dan sebagai pelampiasan dia menjadikan Jaejoong sebagai kambing hitam untuk sementara. Kau tahu anak jaman sekarang, bukan?" sahut Hangeng dengan dengusan kecil. Ia telah memikirkan ini dengan matang, kecuali alasan satu itu tidak ada alasan lain yang bisa ia pikirkan, "Tidak mungkin Yunho berubah pikiran hanya dalam waktu beberapa bulan."
"Isteriku sudah bertanya sebelum ini, tapi Yunho hanya mengatakan jika ia menyukai Jaejoong yang saat ini sudah berubah." Dia bilang putra bungsumu itu sekarang sangat imut dan menggemaskan."
"Mwo.."
"Well, setelah pesta malam itu aku juga baru menyadarinya. Putramu itu sangat imut dan menggemaskan. Isteriku juga mengatakan hal yang serupa."
"Tapi mau bagaimana lagi, Jaejoong sendiri menolak menjadi pasangan Yunho. Mungkin dia tahu jika Yunho sebelumnya bersama Karam, dan lagi dia juga pernah menolak Jaejoong." ujar Hangeng dengan senyum tipis, mengingat jika putranya terlihat begitu sedih saat Yunho menolaknya. Namun hal itu juga yang membuat Jaejoong berubah.
"Yunho pernah menolak putra bungsumu sebelumnya?" tanya Jihoon dengan bingung. Meski ia mendengar jika Jaejoong menyukai Yunho, tapi putranya itu tidak pernah bercerita tentang penolakannya pada bocah cantik itu, "Ahh.. begitu rupanya."
"Maksudmu?"
"Mungkin Yunho sekarang sedang menelan ludahnya sendiri, dia menolak Jaejoong tapi tidak menyangka akan jatuh cinta padanya."
Hangeng berdehem pelan, ia hanya bisa membayangkan Jung Yunho yang mengejar Jaejoong setelah menolak putranya itu, "Lalu bagaimana?"
"Biarkan saja dulu, kita lihat bagaimana mereka nanti. Untuk Karam, biarkan isteriku yang berbicara dengannya karena dia lebih dekat." ujar Jihoon, menatap datar pria didepannya yang mentertawakan putranya, "Untuk pertunangan itu sendiri tidak perlu dibatalkan."
"Baiklah, aku akan berbicara dengan Heechul tentang hal ini. Dan juga aku harap Yunho tidak bermain-main tentang pertunangan ini."
"Aku akan memastikan dia tidak mengingkari ucapannya, dan juga aku menyukai Jaejoong. Putramu itu menggemaskan sekali."
"Tapi kau tahu keadaan tubuhnya bagaimana, kan. Dia tidak seperti Karam yang tumbuh dengan sehat. Jaejoong memiliki keterbatasan pada jantungnya, apa Yunho tahu tentang hal ini?"
"Tentu saja kami tahu, tapi semua itu tidak ada masalah asalkan Yunho yang memilih. Kami akan membantu agar Jaejoong bisa mendapatkan pendonor jantung untuknya." ujar Jihoon, karena ia telah menyukai Jaejoong bagaimana bisa ia membiarkan calon menantu masa depannya itu terus-menerus sakit, "Yang terpenting sekarang adalah tetap membuat Jaejoong sehat."
"Kau benar!"
To be continued..