webnovel

My Identity Secret Story [MISS]

Refki adalah seorang remaja laki-laki yang mengalami kecelakaan hebat yang membuat tubuhnya hancur. Tetapi begitu dia terbangun, ia melihat dirinya sudah berubah menjadi perempuan. Ia ditolong oleh seorang laki-laki bernama Zien. Bagaimana nasib dan kisah Refki setelah berubah menjadi perempuan? Genre: Transgender(LGBT+), Romance, Comedy, Slice of Life, Supranatural

Fryzz_Na · LGBT+
Pas assez d’évaluations
22 Chs

14. Tugas Kelompok Konten

- Chapter 14 -

Hari ini di kelas ini aku tidak sekelas dengan Rizty dan Leia. Tetapi aku sekelas dengan Vira dan Milda.

"Jadi untuk tugas kali ini. Buatlah kelompok sekitar 5 atau 6 orang" ucap seorang pria berkacamata berkisar sekitar 36an tahun setelah ia menjelaskan materi di kelas ini. Yaitu sang dosen. "Sesuai dengan nama mata kuliah ini, Creative Content. Jadi pembagian tugas kelompok ini adalah untuk membuat konten perkelompok. Konten yang di buat bebas saja, asalkan mengandung informasi yang informatif dan dibuat sekreatif mungkin" jelas dosen tersebut.

"Fren fren lo udah dapet kelompok belum? Kalo belum, mau sekelompok bareng kita gak?" ajak Vira. Sepertinya ia juga sekelompok bersama dengan Milda.

Aku yang belum dapet kelompok dan bingung ingin sekelompok dengan siapa selain dengan mereka berdua yang sudah ku kenal pun langsung mengangguk mau. "Boleh. Thanks udah ngajakin" ucapku karena justru ditawarkan sekelompok olehnya sebelum aku meminta masuk ke dalam kelompok bersama mereka.

Kebetulan sekali aku sekelompok dengan Vira dan Milda yang juga setauku mereka berdua memanglah influencer dan content creator, meski di bidang yang berbeda. Vira seorang influencer beauty make up yang sering membuat konten di Instagram. Sedangkan Milda seorang vlogger travel and food yang lebih aktif membuat konten di youtube. Rasanya beruntung sekali aku yang bukan siapa-siapa bisa kenal bahkan satu kelompok dengan orang seperti mereka.

Selain kami bertiga, kami juga sekelompok dengan dua orang lagi, yaitu cowok dengan rambut gondrong sepundak yang dikuncir belakanganya plus ada sedikit jenggot tipis di dagunya, bernama Jerry. Dan juga orang yang sudah sempat berkenalan kemarin di kelas karena duduk di sebelahku saat itu, Alvan. Kami lalu saling duduk berkumpul melingkar dalam satu kelompok.

"Jadi kita mau bikin kontennya tentang apa?" tanyaku kepada mereka yang ada di kelompok kami.

"Mending tentang beauty make up ajaa" ujar Vira. "Gue kan specialis dibidang itu. Jadi gue bisa yang direkam jadi talent nya" ucapnya sambil menunjuk dirinya sendiri dengan gerakan keempat jari tangan kirinya di atas dadanya.

"Mendingan tentang makanan atau jalan-jalan aja nggak sieh bestie?" ujar Milda menoleh ke Vira. "Kalo jalan-jalan atau makanan kan kita semua masih bisa bagi jadi talent satu-satu. Jadi nggak cuma lo doang yang nampang di kamera. Semuanya bisa ikut masuk dalam video juga" ujar Milda.

"Terserah dah gua mah ngikut lu pada aja cewek-cewek maunya apa. Yang jelas gua bantu bagian ngerekamin aja jadi kameramen. Gua gausah ikut direkam" ujar Jerry sambil menyandarkan dirinya di bangkunya.

"Gue bagian editing videonya aja" ucap Alvan.

"Sip bagus. Udah ada yang menyarankan diri untuk jadi yang ngerekamin dan ngeditin video kita tuh Mil" ujar Vira senyum senang. "Kalo lo Fren. Lo maunya jadi bagian apa? Ada ide nggak buat kontennya maunya apa?" tanya Vira menoleh padaku.

"Gua ngikut kalian aja" ujarku. "Gua juga bantu ngerekamin aja dah kayaknya. Gua gamau nongol direkam di kamera"

"Kenapa? Lo emangnya nggak mau sekalian nampang juga direkamin jadi talent Fren?" tanya Milda padaku.

"Nggak dah.. Soalnya gua nggak pede tampil di depan kamera" jawabku.

"Lo gak pede kenapa? Padahal lo cantik tau. Pede aja sih harusnya" ucap Vira padaku.

"Iyakah?" tanyaku tak percaya karena dipuji cantik oleh seorang influencer yang beneran cantik. "Tapi.." ((Kecantikan ini palsu)) ujar batinku.

"Iya menurut gue juga lo cantik kok Fren. Sekalian aja kita cewek-cewek jadi talent bertiga" saran Milda padaku. "Dan juga karena tugas ini tentang konten, siapatau gue bisa sekalian masukin konten video ini ke youtube gue juga. Jadi sekalian kita bertiga collab" ujarnya. "Gue udah pernah sempet collab jalan bareng juga sih sama Vira. So, kali ini sekalian sama lo juga aja Fren. Siapa tau kan viewers gue juga makin meningkat karena ada kalian berdua, soalnya ada partner cewek-cewek cantik"

"Yups. Apalagi collab sama cewek cantik macem kita, atau sama yang juga emang udah terkenal bikin makin berpotensi buat naikin viewers ye kann" ujar Vira. "Contohnya kayak collab bareng gue gituu" senyum pedenya.

"Kalian aja deh.. Kalian berdua jauh lebih cantik dibanding gua" ucapku. Ya memang mereka berdua cantik, dan murni cewek. Bahkan keduanya sesama terkenal. Apalah aku yang hanya cewek jadi-jadian yang tidak ingin dikenal supaya nggak ketauan identitas yang sebenarnya. "Gua soalnya canggung dan kaku kalo ngomong depan kamera"

"Menurut gue lu cantik kok, Frenia" ujar Alvan sambil tersenyum menatapku. "Kalo gitu anggep aja lu biar sekalian latihan tampil di depan kamera, mumpung ini kan cuma untuk tugas kelompok"

"Tuh kan. Ciee Alvan aja bilang lo cantik" ucap Milda padaku. "Wah Alvan ampe dipandangin gitu si Frenia. Jangan-jangan lo naksir ya sama Frenia?" ledeknya menoleh ke Alvan.

"Gak lah. Frenia kan udah punya pacar" ujar Alvan dengan ekspresi mengelak.

"Kalo misalkan belom?" tanya Milda jail ke arah Alvan.

"Kalo belum sih.. Mungkin" ujar Alvan dengan senyum tipis.

"Aihh. Alvann. Cie ciee" ledek Milda menggoda Alvan.

"Ohh lo udah punya pacar berarti Fren? Siapa??" tanya Vira penasaran menatap ke arahku.

"..Iya. Anak kampus sini juga pokoknya" ujarku tak ingin menyebutkan siapa orangnya.

"Wahh anak kampus sini? Siapa tuhh??" tanya Vira terlihat sangat ingin tau. "Kasih tau gue dong yang manaa!" keponya.

"Oh jadi pacarnya satu kampus disini juga?" tanya Alvan padaku.

"Iya.. Ada lah pokoknya" ucapku mengelak pada mereka berdua.

"Jadi kita mau bahas kontennya apa neh?" tanya Jerry yang mengalihkan kembali ke topik utama.

"Jalan-jalan atau makanan aja" saran Milda.

"Gue lebih pengen beauty atau style sih. But yaudah gue ngikutin si Milda aja. Sekalian bisa hangout ya kan kalo tentang jalan-jalan" ucap Vira sambil menyenderkan sebelah pipinya pada jari-jari telapak tangannya.

"Okeh kuliner ya berarti? Lu berdua ada ide lain nggak?" tanya Jerry menoleh ke arahku dan Alvan sambil menunjuk kami bergantian.

"Gua ngikut aja" jawabku.

"Boleh aja. Tapi gue lebih pengen bahas konten tentang kesehatan sih. Kalo lu sendiri pengennya tentang apa Jer?" tanya Alvan pada Jerry.

"Gua prefer tentang olahraga sih. Tapi yowes kalo mau tentang kuliner aja. Kan udah ada konten kreatornya spesialisnya tuh" ujar Jerry menunjuk Milda. "Toh talent yang direkamkan pada cewek cewek ini"

"Gimana kalo misalkan penggabungan aja. Kuliner, kesehatan, style, dan olahraga. Jadi tentang pola hidup sehat. Kan bisa lebih informatif tuh?" pikir Alvan menyarankan ke yang lain.

"Boleh juga tuh Van. Tetang pola hidup sehat" ucap Milda. "Jadi bisa kontennya tentang kesehatan, makan-makanan sehat, disertai olahraga" sarannya. "Jadinya bakal ngaruh ke penampilan juga kan Vir" ucapnya kemudian menoleh ke Vira.

"Boleh. Whatever aja lah ya. Gue yang penting scriptnya aja atur. Ntar gue tinggal omongin dan direkamin kan?" ujar Vira santai.

"Bantu cari ide nya juga lah Vir. Kan tugas kelompok buatnya sama-sama" ucap Milda. "Btw yang mau jadi ketua kelompoknya siapa nih?" tanyanya menoleh ke para anggota kelompok.

"Yang pasti jangan gue deh kalo jadi ketua kelompok" ucap Vira.

"Jerry aja" ucap Alvan.

"Ogah. Lu aja Pan" tunjuk Jerry ke Alvan.

"Kalo gitu mending Frenia aja" saran Milda mengajukanku.

"Boleh tuh" sahut Vira. "Lo aja Fren yang jadi ketua" ucapnya menoleh padaku.

"Kok gua?!" tanyaku heran ke Milda. "Kenapa nggak lu aja Mil? Kan lu lebih paham nih soal konten, soalnya lu kan sering bikin konten tentang jalan-jalan dan makanan juga kan?"

"Ih kok Frenia bisa tau? Pernah liat atau nonton konten gue juga yaa berarti??" tanya Milda senyum penasaran.

"Ee.. Dari awal kita kenalan kan lu suka bilang untuk mau bikin konten atau vlog. Jadi ya gua tebak lu konten kreator. Tadi juga si Jerry kan bilang lu spesialis nya tentang itu" ucapku mencoba terlihat natural agar tidak ketauan bahwa kemaren aku menstalking akun Milda. Bahkan Vira dan juga cewek-cewek yang kukenal di jurusan ini lainnya.

"Oalah. Gue kira lo udah pernah liat konten gue dan tau gue itu content creator, bahkan siapatau sebelum lo masuk sini gitu" ujar Milda. "Berarti gue masih kurang terkenal yaa" ucapnya seakan nada sedih tetapi bercanda.

"Mungkin aja dia pernah liat konten lu lewat tapi belum tentu sadar itu lu? Kan dia anak baru. Jadi belum kenal lu juga sebelumnya. Gua juga kalo belum kenal kadang liat konten orang belum tentu ngeh itu siapa. Konten kreator dan orang kerudungan yang bikin konten juga banyak Mild. Belum tentu keinget mukanya" ujar Jerry ke Milda.

"Haha iya bener sih Jerr. Saingan konten kreator makanan dan jalan-jalan juga emang banyak. Apalagi sekarang orang berhijab bikin konten beginian kayak gue juga banyak. Jadi gak masalah juga sih gue nya dikenal atau enggak. Yang penting mah bisa jalan-jalan, makan enak, banyak viewers dan subscribers, dipromosiin. Jadi bisa dapet cuan deh dari ngekonten" ujar Milda dengan senyuman bangga. "Bahkan kadang di-invite dari tempat makan atau diendorse makanan gratis"

"Nah tuh. Apalagi yang kerudungan lebih susah buat gua nginget orangnya, kecuali mukanya bercirikhas banget. Gua aja pas liat konten lu awalnya nggak sadar itu lu. Pas diperatiin muka orangnya baru tau, eh ternyata itu elu Mild" ujar Jerry ke Milda. "Kalo dapet cuan bagi-bagi lah Mild"

"Kalo tugas konten ini banyak viewersnya sih, mungkin ntar gue bagi-bagi cuan komisi dari konten videonya kali yaa" ucap Milda dengan setengah tertawa.

"Siapp" ucap Jerry. "Jadi siapanih ketuanya. Lu aja kan Mild?" tanyanya menunjuk Milda.

"Frenia aja" ujar Milda.

"Kenapa maunya gua? Lu atau yang lain aja dah" ucapku.

"Soalnya kan katanya lo bilang lo ngikut aja. Gue sama Vira udah pasti lebih banyak tampil dan ngomong di video kan, soalnya kan lo bilang lo kurang pede nih di depan kamera. Jerry yang bagian ngerekamin, Alvan bagian yang ngeditin. Jadi lo bagian ketuanya aja, Fren" jelas Milda tersenyum padaku.

"..." Aku terdiam karena Milda ada benarnya. "Justru itu jangan gua yang jadi ketua. Ntar malah ngacauin doang kalo ketuanya gua" ujarku sweatdrop.

"Gapapalah Fren lo coba jadi ketua. Lo kan mahasiswi baru disini, ya kan? Jadi anggep aja pengalaman pertama kali jadi ketua kelompok disini" ujar Milda.

Yang lain pun terlihat mengangguk setuju. ((Sial. Jadi tumbal)) ujar batinku.

"Tenang aja. Gue bantu jadi back-up, tapi ketuanya atas nama lo. Jadi anggep aja gue wakilnya" ujar Milda tersenyum padaku.

"Yaudahlah kalo gitu. Mohon bantuannya Mil" ujarku pada Milda.

"Yoi. Trus nama kelompok kita apa nih? Ada yang punya ide saran?" tanya Milda ke semua yang ada di kelompok.

"Maunya namanya berdasarkan apa?" tanya Vira.

"Kita kelompok namanya ditentuin atau nentuin sendiri nih?" tanya Jerry.

"Coba tanyain gih Jerr ke pak dosen" ucap Milda.

"Lu aja tanya gih Mild" ucap Jerry.

"Yaudah gue tanyain" Milda pun mengangkat tangan kanannya. "Pak pak. Mau tanya, kelompoknya pake nama kelompok nggak pak?" tanya Milda.

"Ya harus pake nama kelompok. Kalo enggak saya bingung manggil nama kelompoknya" ujar pak dosen.

"Namanya bebas atau ditentuin pak?" tanya Milda lagi.

"Maunya?" tanya pak dosen malah bertanya balik.

"Tentuin sendiri aja" ujar anak dari kelompok lain.

"Ditentuin aja pak biar nggak bingung" sahut yang lain dari kelompok lainnya lagi.

"Yaudah. Nama kelompoknya bebas. Tema untuk nama kelompoknya tentang.. Batuan" ujar pak Dosen.

"Batu Akik boleh nggak pak?" tanya salah satu anak cowok anggota kelompok lain.

"Silakan. Batu Apung juga, silakan. Asalkan jangan batu ginjal atau pun sejenis batu Maling Kutang" ujar pak dosen.

"Siap pak" ujar anak tadi. "Yodah yok nama kelompok kita batu Akik aja" sarannya langsung ke anak lain di dalam anggota kelompoknya.

"Jelek ah. Batu apakek yang bagusan dikit. Ruby gitu, atau Aquamarine" ucap anak cewek yang ada di kelompoknya.

"Batunya.. Ntar malah ngidol. Jiahh" sahut anak cowok lain di kelompoknya.

"Itumah beda batu aliran" sahut cewek lain lagi dikelompok itu. "Malahan itu ibunya yang kemudian jadi batu.. Nisan"

"Prittt!! Et ett. Udah melenceng woy ini pembahasannya udah melenceng!" ujar cowok yang menyarankan batu Akik tadi. "Sedih gue kalo nginget adegan itu"

Aku mendengar pembahasan mereka. "Yang dimaksud kok gua kek nya tau ya..?" ujarku sweatdrop mendengar obrolan kelompok mereka.

"Kalian bahas apa sih? Nggak ngerti gue" ujar salah satu anak cewek yang lainnya lagi di kelompokan itu.

"Anime. Yaudah konten kita bahas anime aja kalo gitu dah" saran cowok yang tadi sempat menyahut di kelompok itu.

"Jadi nama kelompoknya apa nih gaess? Ada saran?" tanya Milda pada anggota kelompok kami. Aku pun kembali fokus lagi ke arah kelompokku sendiri.

"Amethyst? Atau Sapphire? Ruby? Topaz? Onyx? Terserah mau yang mana?" saran Vira.

"Nama-namanya kok jadi ngingetin gue sama suatu kartun masa kecil yaa.. Trollz" ucap Milda. "Emm gue prefer Sapphire atau Topaz sih ya soalnya gue suka yang itu. Kalo yang lain?"

"Sapphire aja" jawabku. "Soalnya itu batuan favorit gua sih. Gua suka warnanya"

"Blue sapphire ya? Gue juga suka tuh" ucap Alvan.

"Boleh. Oke kita kelompok Sapphire aja" ucap Vira setuju. "Kecuali kalo udah ada kelompok lain yang make nama itu. Baru ganti yang lain"

Jerry pun mengangguk setuju. "Oke itu aja berarti" ujarnya.

"Oke jadi Sapphire aja nih ya gaes?" ucap Milda. "Sip"

"Nah jadinya kita bakal bikin video konten tentang pola hidup sehat kan? Jadinya penggabungan dari kesehatan, olahraga, makanan, dan penampilan" ujar Alvan setelah musyawarah hasil rembukan kelompok.

"Yap. Jadi inti utamanya adalah edukasi tentang kesehatan. Pola makan yang sehat dan baik. Olahraga yang tepat. Jadi juga akan mempengaruhi kesehatan dan sekaligus penampilan" ujar Milda.

"Sip. Berarti sekarang yang perlu kita buat skenario dan alurnya. Ada yang punya ide?" tanya Jerry.

"Gue punya ide. Jadi pertama-tama gue bakal jadi opening untuk menyampaikan informasi. Nah Vira yang ngejelasin detail informasinya. Karena katanya Frenia nggak terlalu pede ngomong di depan kamera, jadi ntar Frenia yang bakal peragain pergerakannya" ide dari Milda. "Terutama gerakan olahraga"

"Boleh tuh" ujar Vira, Alvan, dan Jerry setuju.

"Hah kok gua yang meragain?" tanyaku terheran.

"Bagi peran. Kan kita bertiga cewek-cewek sebagai talent nih. Nah lo yang peragain gerakannya" ucap Milda. "Apalagi kayaknya lo juga lumayan sering olahraga deh Fren" tebak Milda. "Soalnya badan lo bagus"

"Apa iya?" tanyaku heran. ((Gua dulu emang kadang suka olahraga terutama futsal dan jogging sih. Tapi kan..)) Aku menunduk melihat badanku yang kini sudah berubah menjadi cewek ((Badan gua sekarang cewek dan iya bagus, tapi karena hasil dari operasi plastik. Bukan olahraga)) ujar batinku sweatdrop.

"Iya. Badan lo proporsinya bagus. Kayaknya juga yang tipe suka olahraga gitu. Apalagi lo lumayan tinggi juga, Vira juga lumayan tinggi sih, tapi gue liat tinggian lo. Dan.. Dada lo bagus" ujar Milda lalu melihat ke arah dadaku. "Lumayan agak besar meski bukan yang terlalu besar tapi justru proposional pas sama badan lo, dan juga kayak terlihat kenceng gitu" ucapnya sambil masih melihat ke arah dadaku. "Pasti karena lo suka olahraga juga, kan?" tebaknya kemudian.

"Hah?? ..." Aku tercengang saat Milda mengatakan tentang itu. ((Nggak nyangka gua Milda cewek berhijab tapi malah justru meratiin dada gua dan ngomong begini)) ujar batinku sweatdrop. Aku lalu melihat ke arah dadaku sendiri. ((Ini mah dadanya kenceng karena hasil operasi. Bukan karena montok olahraga)) ujarku makin sweatdrop. Lalu kulihat yang lain pun seketika jadi pada ikut memperhatikan dadaku karena ucapan Milda.

"Ih yang cowok jangan ikut-ikutan liatin juga. Kalo gue kan cewek jadi nggakpapa liatin" ucap Milda tanpa rasa bersalah ke arah Jerry dan Alvan.

"Ya lu ngomong gitu jangan di depan kita cowok-cowok dong. Kan jadi fokus penasaran pengen ngeliat juga" ujar Jerry.

Alvan mengangguk setuju sambil masih melirik-lirik dadaku.

"..." ((Shit)) ujar batinku. Tapi kulihat ke arah dada Milda dan Vira, padahal justru sepertinya ukurannya terlihat lebih besar dibanding dada 'buatan' milikku ini.

"Tapi iyasih dada Frenia keliatannya kayak kenceng gitu ya" ujar Vira melihat ke arah dadaku. "Lo apain Fren? Emang karena olahraga?" tanyanya. "Atau pake krim buat pengenceng dada?"

"Ett dah ini ngapa pembahasannya jadi tentang dada gua sih?! Ganti topik woy! Tugas konten gimana lagi ini?" sahutku pada mereka. ((Keliatan sekenceng itu kah dada gua? Padahal gua masih pake baju yang cukup menutup aurat)) batinku sweatdrop.

"Tugas ini dibuat sepanjang pembelajaran mata kuliah ini. Jadi untuk minggu depan kalian presentasikan tentang konsep dari konten kalian tersebut apa yang ingin kalian buat kontennya, beserta penjelasannya" ujar pak dosen. "Oke bapak tinggal dulu. Silakan berdiskusi dengan kelompok kalian. Apa ada pertanyaan?"

"Durasi videonya minimal dan maksimalnya berapa menit pak?" tanya salah satu anak cowok kelompok lain.

"Durasinya minimal 10 menit, maksimal 30 menit" ujar dosen tersebut.

"Buset lama amet minimal 10 menit. Nggak minimal 5 menit aja pak?" tanya anak cowok yang lainnya lagi.

"Nggak. 5 menit terlalu singkat. Minimal 10 menit agar bisa mengeksplor kreativitas dari konsep dan narasi konten kalian" ujar pak dosen. "Tugas kelompok ini juga nantinya sebagai ujian dan dipresentasikan di akhir semester kelas ini. Jadi selama mata kuliah ini kalian akan menyampaikan progress konten kalian. Hasil tugas ini nantinya juga akan di posting di youtube kalian" jelasnya. "Apa ada yang ingin ditanyakan lagi?"

"Trus absensi gimana pak?" tanya salah satu anak cewek di kelompok lain. "Belum absen"

"Oh iya. Bapak lupa nge-absen" ujarnya polos. "Bentar bapak absen dulu" ia pun menyalakan layar di komputer meja dosen dan membuka absensi.

Pak dosen mengabsensi satu persatu nama. Termasuk namaku dan nama yang lainnya di kelompokku. Lalu "Yura Lin Hanazawa?" tanya pak dosen mengabsensi. Tetapi tidak ada orangnya di kelas ini.

"Loh. Jadi ternyata kita sekelas sama Yura juga?" tanyaku menoleh ke Vira dan Milda.

To be continued..