Setelah berhasil keluar dari Rumah Sakit , Tania terus saja menarik tangan Lisa agar terus mengikuti nya. tak peduli jika putri nya itu sudah terengah-engah dengan nafas tersenggal nya yang semakin menipis karena terus berlari tanpa henti
Lisa hanya bisa bertahan dan terus menahan kesadaran nya agar tetap utuh , karena ia tidak mau melewatkan sedetik pun untuk menikmati moment bersejarah seperti ini bersama sang ibu.
Senyum itu tak pernah luntur dari bibir nya sambil memandangi punggung sang ibu dan pergelangan tangan nya secara bergantian yang masih di genggam kuat oleh sang ibu , ia tak peduli genggaman itu akan menyakiti nya atupun tidak. yang ia peduli kan saat ini adalah tetap bersama sang ibu yang telah melahirkan nya enam belas tahun yang lalu
"Ma , sebenarnya kita mau kemana? kenapa kita terus berlari seperti ini" langkah Tania akhirnya terhenti dan berbalik arah menghadap putri nya di belakang
"Jangan banyak bertanya Lisa , ikuti saja terus Mama, kita harus pergi sejauh mungkin sebelum Papa mu menyadari bahwa kau melarikan diri dari Rumah Sakit" Lisa hanya bisa menunduk pasrah ketika Ibu nya kembali menarik pergelangan tangan nya semakin kuat
Tapi , langkah mereka terhenti di perepatan jalan karena di hadang oleh lima mobil sedan berwarna hitam di depan mereka. tak lama setelah itu keluar lah pria berbadan besar di ikuti bos besar mereka yang keluar dari mobil hitam nya
Tania tau hal ini akan terjadi , tapi ia tak habis fikir. kenapa Jarwo dapat menemukan nya dengan secepat ini , kalau seperti ini jadi nya. semua rencana nya akan percuma saja
"Tania , lepaskan putri ku" Tania berdecih pelan sebelum menjawab pertanyaan suami nya itu
"Dia juga putri ku Mas , aku bahkan memiliki hak lebih tinggi dari pada dirimu. karena aku adalah ibu kandung yang telah melahirkan nya " Jarwo hanya bisa tertawa renyah sebelum akhirnya menujukan wajah datanya
"Ibu? , masih pantas kah kau di sebut sebagai ibu jika kau sendiri tidak menyukai putri mu sendiri. ku"sindir Jarwo membuat Tania diam tak membantah ucapan suami nya
" Kenapa kau diam saja? , ayo coba mengelak lagi seperti tadi Tania "bentak Jarwo membuat Lisa langsung menutup kedua telinga nya kuat setelah cekalan tangan Tania mulai mengendor tadi
" A aku , aku "Tania tak bisa berkata-kata lagi sekarang selain menundukkan kepala nya ke bawah
"Tidak bisa menjawab huuh , dasar pengecut" sindir Jarwo lalu dia menatap putri kesayangan nya yang sedari tadi diam menundukkan kepala nya dengan kedua telinga yang tertutup
Jarwo melangkah mendekati Lisa , lalu menepuk pundak nya pelan.
"Nak , ayo kita kembali ke Rumah Sakit" kepala Lisa langsung mendongak ke atas hingga pandangan mata nya kini bertemu dengan Ayah nya
"Aku tidak mau kembali ke sana Pah , aku mau ikut bersama dengan Mama. Mama sudah janji sama aku akan sayang dan peduli sama aku jika aku pergi dari hidup kalian" ucap Lisa menatap sendu Ayah nya , membuat Jarwo menghembuskan nafas panjang sebelum akhirnya kembali berucap.
"Tolong kamu fikir kan baik-baik nak , Mama kamu itu hanya ingin memanfaatkan mu saja. dia tidak benar-benar ingin berubah apalagi menyayangi mu nak "
"Pah , aku tau kemungkinan besar Mama bisa saja melakukan hal itu. tapi , aku ingin memberikan nya kesempatan Pah. kesempatan kedua untuk nya karena aku yakin Mama bisa berubah" Lisa mengeluarkan seluruh unek-unek nya selama ini , membuat kepala Tania perlahan terangkat. terharu karena putri nya itu bisa segigih itu membela nya
"Sayang , Papa tau kamu tidak tega'an orang nya. tapi "
"Pah , izinkan aku pergi dari kalian semua" potong Lisa lebih dulu , ia tau memotong perkataan orang tua itu tidak sopan. tapi ia harus mengatakan nya sekarang sebelum terlambat
"Apa yang kamu bicara kan sayang , kamu. kamu tidak perlu memikirkan permintaan Mama mu , ayo kita pulang sekarang ya" bujuk Jarwo di balas gelengan kepala dari Lisa
"Tidak Pah , Mama benar. aku , aku hanya bisa menjadi beban dalam keluarga Atmajaya!! aku sadar jika kehadiran ku ini hanya bisa " Lisa tak bisa melanjutkan katanya lagi ketika kepala nya seperti di timpa beban yang sangat berat , tubuh nya mulai oleh hingga ia jatuh tak sadarkan diri dalam pelukan sang Ayah.
"Lisa , Lisa " panik Jarwo yang membuat Tania ikut panik dan mendekati putri dan suami nya itu
"Mas , kita bawa Lisa ke Rumah Sakit sekarang" Jarwo menatap tajam Tania lebih dulu sebelum akhirnya ia mengangkat tubuh Lisa dan memasukan nya ke dalam mobil yang ia naiki tadi , Tania ikut masuk ke dalam mobil karena ia merasa bersalah sekaligus takut terjadi sesuatu pada Lisa.
***********
Sementara itu di Rumah Sakit lain , Jennie sedang bersiap untuk pulang sekarang. tinggal menunggu Irene yang sedang mengurus administrasi Rumah Sakit. ia bingung , entah setelah ini apa dia akan tetap bertahan di Indonesia atau kembali ke New Zealand.
Tapi ia benar-benar menyesal telah datang ke sini dan bertemu dengan wanita terjahat di dunia ini seperti Krystal Amalia
Di tengah melamun nya , ia tidak sadar bahwa Vero datang dan menghampiri nya sekarang.
"Hai" sapa Vero membuat lamunan Jennie buyar seketika
"Kenapa kau kembali lagi ke sini , istri mu itu sudah pergi sejak Sore tadi" sahut Jennie dengan ketus membuat senyum kotak Vero terlihat sangat jelas
"Aku kembali ke sini bukan mencari wanita sialan itu , aku datang ingin mengantarkan mu pulang" Jennie tersenyum remeh dengan tangan melipat di atas perut ia kembali bersuara
.
"Aku tidak butuh kasihani mu Tuan , lagi pula aku masih memiliki banyak uang hanya untuk memesan taksi. jadi kau tidak perlu repot-repot seperti ini" tolak Jennie sebisa mungkin agar Vero itu sadar status nya , bahwa ia sekarang masih berstatus sebagai suami orang. jadi ia tidak mau di sebut sebagai pelakor di sini
"Ayolah Nona Jennie , terima lah tawaran dari ku. setidaknya anggap saja ajakan ini sebagai permintaan maaf ku karena sudah menggangu waktu istirahat mu tadi , dan juga ucapan Terima kasih karena engkau mau datang jauh-jauh dari New Zealand hanya untuk memenuhi keinginan terakhir anak ku"Jennie tak bisa berkata-kata lagi jika ada orang yang menyebut atau mengingat kan nya pada Kevin
"Baiklah , tapi kita tunggu teman ku dulu ya. dia masih mengurus Administrasi ku" Vero mengantuk senang karena ajakan nya ini berhasil di Terima dengan cukup baik pula , ia jadi semakin tidak sabar untuk bercerai dengan Krystal. agar ia bisa mengejar wanita secantik dan sebaik Jennie Ruby
Beberapa menit kemudian Irene datang , dan mereka akhirnya pulang kembali ke Apartement.