webnovel

SEPEDA

Kepala Meika berasa berat, matanya pedih dan tubuhnya lemas, penyebabnya karena semalam dia hanya mampu tidur 2 jam saja. Faktor  tidak bisa tidur ini disebabkan karena Meika belum terbiasa dengan rumah barunya itu. Sekarang hari Sabtu, subuh pagi yang dingin membuat Meika tidak bisa menentukan apa yang perlu dia lakukan pada jam segini.

" Apa aku perlu masak sekarang? Atau aku perlu mencuci? Atau beres-beres? Setidaknya aku harus nyapu atau cuci piring bekas makan ku sore kemarin." Ucap Meika pada dirinya

Tapi ini subuh yang dingin, Meika kembali menarik selimutnya.

" Kenapa kalau sulit tidur, subuh yang penting baru mengantuk? " Ungkapnya kesal

Ding

Meika merasa terganggu sebab suara yang berasal dari hpnya.

Tangannya enggan mengambil hp yang berada di atas meja belajar, tapi itu pilihan yang salah.

Ding

Ding

Ding

Pesan bertubi-tubi datang

" Weh! Kenapa sih?" Dia terpaksa bangkit dari kasur dan berpisah dengan selimut yang hangat itu.

Mata Meika  disipit-sipitkan karena jiwanya malas mengetahui pesan yang dikirim itu. Dia menghela sambil  memegang lehernya karena tak nyaman.

" Haaah!" Emosi yang dirasakan di lampiaskan pada sepotong kata hah.

Ada rasa kecewa dibalik kekesalannya, namun dia berusaha tidak mengubrisnya.

" Ibu atau ayah kek yang chat,malah bocah laki-laki stress ini" upat Meika

Meski malas, sebenarnya Meika merasa terancam dengan video merendahkan itu.

" Haruskah aku menjemput anak cowok? Nggak kebalik apa?! Nggak mau ! Itu memalukan!"  Timbul Serangan kontradiksi

Meika diam, kemudian mengakui

" Tapi aku takut"

Meika membaca seluruh pesan yang dikirim Denis padanya.

Pesan pertama berisi:

" Bangun!, jangan molor, cewek nggak boleh kesiangan"

Wajah Meika berkerut,

Pesan kedua berisi:

"Tunggu di depan rumahku jam 06:30 pagi, terlambat satu menit saja, habis kau"

Dia benar-benar psiko sial, Meika merutuk

Pesan ketiga berisi:

" kau punya sepeda? Kalau ada bawa! Sama air juga, payung dan bekal"

Jangan -jangan dia benar-benar akan menjadikanku budaknya! jerit Meika dalam hati

Pesan keempat berisi:

" Jangan pikir aku main-main"

"Aku tidak berpikir begitu kok", dengan langkah berat Meika mulai membereskan kamarnya, menyapu dan mencuci piring, memasak nasi dan memanaskan kembali sup pemberian mama Denis dalam kulkas.

" Kurasa aku rebus telur saja untuk sayur bekal terus ditambah kripik kentang,"

Lagi-lagi karena sup mamanya Denis, perasaan kesal Meika sedikit berkurang.

" Kurasa akan terasa lebih ikhlas jika aku datang kerumah Denis demi mamanya" ucap Meika dengan suara lirih

........

Pukul 06:20 pagi, Meika mematung di depan pagar rumah Denis.  Meika ragu dan khawatir. Ia memeras ujung bajunya dengan kuat, perasaan gelisah menyerangnya. Pemikiran - pemikiran tak menyenangkan berdialog di kepalanya.

" Aku tak suka ini" Meika lelah karena kepikiran yang jelek-jelek

Ding, suara pesan masuk membuat Meika cepat-cepat merogoh hp dari dalam tasnya.

sebuah pesan datang dari ibunya.

Isi pesan dari ibu:

" Meika udah bangun? jangan lupa makan ya nak"

Udah dong balas Meika secepat kilat dengan senyum kebahagiaan

Ding, satu pesan masuk lagi

" Kau dimana? " Dari Denis

" Di depan pagar rumahmu" balas Meika

Sepersekian menit muncul Denis dengan wajah bersalah

" Dasar kikuk, kenapa kau tidak memecat bel rumah, berapa lama kau berdiri di sana?" Meika memasang wajah bingung

" Jangan pasang wajah itu, ha... kupikir ini prasangka saja tapi sepertinya kau benar-benar lemot'' kata Denis seenaknya

" maaf?" Kata Meika tak setuju

Denis membuka pagar dan mempersilahkan Meika masuk.

" Mana sepedamu?" Tanya Denis

" Oh aku tak punya, aku suka jalan kaki" Meika asal menjawab

Denis mengerenyitkan keningnya

" Pantas saja betismu besar" sindir Denis

"Apa kau bilang!" Tutur Meika emosi

Denis tetap santai

" Oh iya, cepat hapus video yang kau rekam? Mau kutuntut karena melanggar privasi HAH?terus apaan soal aku jadi budakmu kau kira aku mau" Ancam Meika

Meika mencengkram kerah baju Denis dengan kuat membuat dia sulit bernapas, namun disaat bersamaan ada keinginan kuat baginya untuk tertawa

" Hahaha," Denis tertawa dan kemudian menutup mulutnya karena susah berhenti

Karena kaget Meika melepas cekikan itu

" Kenapa tertawa, aku sedang mengancam Tahu!" Meika emosi sampai mukanya merah namun entah kenapa terlihat sangat menggemaskan

Denis memegang kerah bajunya yang kusut, kemudian merapikannya dengan perlahan.

" kau" nada suara Denis serius

" A.. Apa?" Jawab Meika takut-takut

" Bisa bersepeda?" pertanyaan random yang menjebak

"Ya?" Meika meminta pengulangan

" Bagus, mulai sekarang kau yang mengayuh" perintah Denis

" Hah?" 

" Di video itu, kau memelukku, memarahiku terus menjelek-jelekan orang lain , menurut mu  kau akan dibela jika itu tersebar? Ingat ini kota ombak dan kau berasal dari Kota Karang, kau asing disini."

Meika pucat.

Denis memberikan senyum intimidasi yang membuat Meika  bergeming.

" Tenang saja, jika aku bosan kau akan dilepaskan"

Meika menyadari jika ada setan berbentuk manusia mungkin perwujudtannya adalah Denis

" Devil" ujar Meika

Denis sama sekali tidak keberatan disebut begitu.

" ayo kita pergi, kau yang mengayuh sepedanya" Denis memberikan isyarat kepada Meika untuk mengambil sepeda di garasi rumahnya. Meika menurut. Sebelum berangkat, Denis dan Meika pamit terlebih dahulu pada mamanya Denis.

........

" ka.. kau  benar-benar berwajah dua" ujar Meika sambil mengayuh sepeda.

" ya, Aku punya banyak wajah" Denis mengakui .

" Aku benci kota ini" ucap Meika sambil mengayuh sepeda lebih cepat

Denis diam, lalu berkata-kata

" Lain waktu, kau akan bicara sebaliknya'' suara Denis menyamar

" Huh?"

" Wajahmu jelek!" Ulang Denis sambil tertawa puas

" HAH?!"

Sial aku ingin sekali membunuhnya