webnovel

RUMAH

Sesampai di rumah, kujatuhkan tubuhku di atas kasur tanpa perlawanan , tangan kananku mencoba meraih bantal guling yang kemudian kudekatkan pada wajahku lalu berteriak di sana sepuasnya.

" Aaaaaaaaahhhhhhhhhh!!!" Aku terengah-engah kehabisan napas

Kemudian baru terasa lega. Kekesalanku pada Denis hari ini terlampiaskan pada bantal.

" Kok ada ya manusia yang begitu sifatnya, dia bodoh atau gimana?"

Tapi setelah perasaan kesal itu, muncul perasaan aneh yang menggelitik,

" Haha aku bodoh juga sih, pasti wajahku aneh banget waktu kebingungan " sekarang Meika menertawai dirinya sendiri.

Sungguh anak yang mudah berubah-ubah moodnya.

" Oh , aku lupa beli makan" setelah merasakan nyeri di lambungnya Meika baru sadar kalau hari ini belum makan, karena kegugupannya dia sampai tidak merasa lapar.

Anak SMA biasanya sangat lelah setelah pulang dari sekolah dan saat pulang mereka menantikan makanan apa yang disiapkan untuk mereka sesampainya di rumah. Semenjak pindah ke sekolah baru, Meika juga tinggal di rumah baru.

" Ternyata sendiri di rumah sangat menyenangkan haha" dia bergegas menuju dapur mencari bahan makanan yang bisa ia masak dalam kulkas.

" Aku harap bisa setenang ini terus" Meika mengambil telur kemudian memanaskan minyak diatas panci yang sebelumnya telah ia letakkan pada kompor, kemudian mulai menggoreng dan tidak lupa menaburkan garam.

" Yang benar saja, lauk pertamaku dirumah ini adalah telur mata sapi goreng Ahaha.. bagaimana seterusnya? Hihi" Meika terkikik

Saat kepindahan orang tua Meika memang yang mengurusi kepindahannya, soal rumah mereka juga yang mengurusnya. Perihal keuangan Meika tinggal menggunakan ATM yang diberikan dan mengambil uang yang dia butuhkan namun tentunya tidak banyak dan dikirim tiap bulan, sesuai dengan kebutuhan anak SMA kelas 2. Persoalan pelajaran dan makan diserahkan penuh kepadanya. Alasan orang tua Meika membiarkan anaknya tinggal sendiri dan pindah yaitu ingin membuat anaknya mandiri sekaligus memisahkan Meika dari mereka.

" Aw, rasanya keasinan, ini mana bisa dimakan" gerutu Meika

Sepertinya aku butuh buku resep makanan pikir Meika, karena mulai merasa pelupuk matanya terasa hangat ,Meika mengangkat tangan dan menampar wajahnya sendiri

"Huuhhh! Kalian pikir aku akan sedih, tidak! Aku tidak peduli kalian cerai atau mau nikah lagi, terima kasih telah pergi" Kecewa pada hatinya mulai muncul lagi maka dia pun berkata-kata lagi

" Di depan pak Agus kalian bagai orang tua yang baik.." ah rasanya sesak sekali

Disudut hati Meika meski mereka akan segera bercerai, ada perasaan harap mereka akan berbaikan kembali.

" kalian seharusnya.." kata-kata Meika tercekat

".... memang orang tua yang baik, ya kan? Tapi kenapa jadi begini?"

Meika mulai menangis menghamburkan perasaan yang menyakiti hatinya selama ini.

Rumah baru itu, bagai sogokan untuk Meika, sekolah baru bagai pengalihan yang tidak mempan pada dasarnya, dan kondisi yang dialaminya sekarang terasa begitu ganjil untuk diterima. Ia mulai tenggelam dalam kesedihan.

Tok tok .. tok..

" Eh?" Aku mendengar sesuatu

" tamu? Eh? Jangan-jangan Ibu dan Ayah?" Senyum Meika bersemi ia mulai riang, ia berlari menuju pintu dengan perasaan mengebu-ngebu.

Ketika pintu di buka, karena begitu senang, Meika langsung memeluk orang yang mengetuk pintu rumahnya, wajah yang berantakan karena menangis sekarang dihiasi tawa tak jelas asalnya.

" Hehehe, seperti dugaanku ibu dan ayah orang tua yang baik, mana mungkin setelah mengantar kepindahanku, kalian langsung pulang ke Kota ombak"

pelukan Meika semakin kuat.

" Ibu tau, anak di sekolah baru ku sedikit aneh, aku ingin kembali ke kota ombak, aku tidak ingin sekolah disini. Aku ingin bersama kalian, jadi aku mohon kalian baikan lagi ya? Ya? "

Pintaku manja sambil menutup mata karena takut ketahuan kalau baru sudah menangis.

Pelukan itu berusaha untuk dilepaskan, namun Meika memeluk lebih erat.

" Kenapa?" Meika mengangkat wajahnya

" Aku sulit bernapas tau, lepaskan!"

Sosok laki-laki mendorong Meika sampai terjatuh.

" Eehhhh? Kau! Kau? Kenapa disini?" Tanya Meika marah

" Gila ya, udah puas meluk-meluk sekarang marah-marah nggak tau malu!" Ucapnya

Meika membatu karena tidak bisa menemukan kata-kata balasan

" Kau'' lanjutnya

Meika masih membatu

" Kau ini... Jelek sekali''

" Hah? " Dibilang jelek membuat Meika merasa diprovokasi

" Kau baru saja makan ya, berantakan sekali lihat'' laki-laki itu mengambil nasi dan potongan telur goreng di pipi serta di dagu Meika"

" beraninya kau! Pegang-pegang cewek" kutepis tangannya dengan keras

Dia menatapku datar

" Matamu sembab, kau nangis karena pindah ke sekolah kami, terus kau bilang anak sekolah kami aneh-aneh kau cari mati ya?! "

"Apa?"

" Kenapa kau disini sih Denis?" Meika ribut.

" Lihat ke kanan"

Meika menurut.

" Itu, rumah yang warna biru itu, rumahku, ibuku bilang ada orang baru pindah di kompleks ini dan satu sekolah denganku"

terus kenapa pikirku

" terus, dia bilang harus menyapa dan memberi hadiah, nih!''

Denis menyodorkan kotak makan yang nampaknya berisi sup ayam.

" Sup ayam ya? Wangi banget pasti enak, makasih ya hehe" sahut Meika diiringi senyum

Wajah Denis kebingungan

" Kau aneh banget" gumannya sambil mengerenyitkan kedua matanya.

" Hem, apa? " Tanya Meika yang nampaknya melupakan semua yang telah terjadi karena diberi sup ayam.

Denis menatap Meika penuh curiga, dan berpikir apa anak yang di depannya ini sedikit idiot?

" Pindahin cepat,aku tunggu disini"

" Oh, oke oke" Meika langsung mengerti. Ketika memindahkan sup ayam itu Meika mengambil makanan ringan dari kulkasnya dan meletakan makanan tersebut dalam plastik.

" Nih, makasih ya, salam sama ibumu"

" Ya, nanti ku sampaikan sama ibuku"

Jawab Denis ketus.

Meika tersenyum kecut dan sedih

" Oh ,minta WA atau id.LINE mu "

" Untuk apa?" Tanyaku curiga

Denis menghela

" Kau tak ingat? Aku ketua kelas, biar kumasukkan kau ke group kelas kita biar kau nggak ketinggalan informasi"

" Oh''

" Y" jawab Denis malas

" Biasa aja dong!" oceh Meika

Denis malas merespon

Setelah memberikan nomor dan id Line, Denis pergi ,Meika menutup pintu setelah sosok Denis Tidak kelihatan.

" Cowok jahat" upatnya

Entah kenapa perasaan Meika jauh lebih baik setelah makan sup ayam itu. Ada perasaan hangat dan tenang.

" Aku harus chat ibu" Meika bergegas ke kamar mengambil hp nya untuk membuka line

Loh ada chat, dari siapa ya pikir Meika

" Hah?? Apa ini?! " Jerit Meika geram

Sial besok apapun yang terjadi aku harus memukulnya

DENISSSS...!!!

..................