webnovel

My CEO's Heart

"Kamu tidak pernah tahu apa yang dia pikir!" CEO-ku tidak sama dengan CEO kalian. Bibirnya tersenyum, tapi tidak dengan hatinya. Bagaimana perasaanmu apabila kau yang selalu berusaha bekerja secara jujur dan professional namun orang terdekatmu, yaitu ayahmu sendiri malah melakukan pekerjaan yang kotor dan tak terpuji? Iya, hal tersebutlah yang sedang dialami Charice, seorang reporter berdarah muda yang selalu bekerja dengan jujur dan mencari kenbenaran suatu desas-desus berita harus dihadapkan pada kenyataan jika Ayahnya adalah tersangka kasus korupsi yang akhirnya bebas dengan cara yang licik. Takdir membawanya pada masalah ketika dia bertemu seorang CEO muda, David Park, seseorang yang 'membantu' ayahnya lolos! Anehnya, sang CEO tampan, Kaya, dan popular ini mendekati dirinya meski dia masih mencintai mantan kekasihnya, Jessica. Ada udang di balik batu namun Charice memutuskan untuk 'bermain' dalam sandiwara cinta yang berbahaya ini demi menguak kebenaran. Dapatkah dia mencapai tujuannya atau justru terjatuh dalam jurang cinta tak terduga? Mungkinkah keduanya bersatu ditengah drama dan kepentingan masing"? Hai para pembaca dari novel Hyeona... kalian bisa follow ig Hyeona di @hyeona.theauthor untuk bantu mendukung semua karya-karya dari Hyeona. Terima kasih atas dukungan kalian...

HYEONA · Général
Pas assez d’évaluations
455 Chs

CEO -6-

Seorang wanita mengenakan blouse biru berlengan pendek dongker, dengan kacamata hitam, dan rambut panjang digerai , dilengkapi clutch leopard duduk di lobi gedung Dismass. Wanita tersebut duduk dengan tenang sembari memandangit lift.

Charice keluar dari lift yang letaknya di samping meja resepsionis.Ia berjalan gontai keluar lift tersebut.

Wanita bergaya sosialita tersebut, tidak lain dan tidak bukan ialah Jessica Cha.

Charice yang menyadari akan kehadiran Jessica, ia pun menyapanya "Anyeonghaseyo Jessica Eonni!" Dia menyapa sembari menunduk sedikit.

Jessica tidak membalasnya. Ia hanya melihat Charice dari ujung kaki hingga ujung kepala dengan tatapan datar dibalik kacamata hitamnya.

Charice sadar jika Jessica memandangnya dengan sebelah mata namun ia tak mauambil pusing dan berlalu begitu saja.

Tiba-tiba Jessica memanggil Charice. "Hei Char, Cher, Chier..."

Charice berbalik. "Charice, Eonni. Namaku Charice." Dia membetulkan pronouncation Jessica menyebutkan namanya. "Ada apa Eon?"

"Bosmu meetingnya belum selesai?"

"Pak Raymond?"

"Iya siapa lagi Bosmu?!"

"Seharusnya sudah Eonni, tadi dia meeting dengan tim dan kami sudah bubar. Mungkin dia masih ada urusan lain," terang Jessica.

"Urusan apa?"

"Maaf saya kurang tahu, Eon!"

"Ya sudah, kau boleh pergi!"

"Baik Eonni."

Jessica kembali memanggil Charice. "Hei! Hei!"

"Iya ada apa lagi Eon?"

Jessica menurunkan sedikit kacamata hitamnya sampai ke hidung. "Kau berpakaian seperti ini setiap hari ke kantor?"

Charice tertawa geli. "Iya Eon, emang kenapa?"

"Kau kan kerja di perusahaan media nomor 1 di Korea bagaimana mungkin kau tidak mempedulikan penampilanmu sendiri?"

Charice hanya melongo mendengarkan ocehan Jessica.

"Kau kan bertemu dengan banyak orang, minimal kau harus lihat apa yang kau pakai."

Charice menunduk melihat pakaian yang dikenakannya. Ia mengenakan kemeja kotak-kotak berlengan pendek yang memekai rangkapan dalam kaos panjang biru, serta jeans belel kesukaannya, ditambah sneaker belel yang biasa dipakai diinjak belakang sepatunya sehingga membuat sneaker tersebut tambah belel. Rambutnya hanya dikuncir.

"Jadi cara berpakaianku menurut Eonni belum benar ya?"

"Saya heran, bisa-bisanya Raymond Oppa memiliki karyawan sepertimu, dari penampilan saja sudah tidak enak dilihat!"

Perkataan Jessica sebenarnya cukup menusuk ke hati Charice, namun Charice hanya mampu mengurut dada, tanpa membalas perkataan Jessica. Ia tak suka meluapkan amarahnya karena ia sadar marah di depan umum tidak ada gunanya. Batinnya. Pantas saja mereka berjodoh.

***

David mendapatkan informasi jika wanita yang ia lihat di Dismass dan membawanya ke rumah sakit tersebut bernama Charice Hwang. Dia mendapat informasi jika Charice adalah bawahan langsung dari Raymond.

Ia mulai mencari nama Charice di internet. Ia tak dapat menemukan jejak online tentang privasi hidup Charice, yang ada hanya tulisan-tulisan dan hasil jepretan foto Charice saja. Namun dia menemukan sebuah foto dimana Charice berpose dengan seorang pria tua dan seorang wanita. Ia tak asing dengan wajah dua orang dalam foto Charice tersebut. Walau ukuran fotonya sangat kecil karena bentuknya hanya sebuah thumbnail, namun David masih bisa mengenali dengan jelas foto tersebut.

Foto pria tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah foto Hwang Soojong dan putrinya Yeonhee. David mengenalinya karena saat membeli saham Soojong, yang menemani Soojong adalah Yeonhee. Tentu saja, jika Soojong, David sudah sangat tahu karena ia sudah memata-matai perusahaan Samkyung sebelumnya.

David juga lah yang diam-diam menyuruh orang untuk memata-matai Samkyung, mencari celah apabila ada yang bisa dimasuki. Benar saja, ia menemukan celah dari kasus korupsi Soojong. Anak buahnya lah yang bisa membongkar kejahatan Soojonng yang melakukan korupsi di Samkyung. Kemudian baru setelah itu ia dengan sengaja menawarkan diri membeli saham Soojong dengan mahal, dimana saat itu saham Samkyung sedang anjlok-anjloknya.

Dia kaget dan tidak menyangka akan suatu kebetulan yang amat tidak direncanakan ini. Ia yakin jika pasti dia adalah putri kedua Soojong hanya menjudge foto tersebut.

Dalam benak David. Ini terlalu gila, bisa-bisanya gadis itu anak dari Tuan Hwang. Enaknya diapain ya dia... Baiklah harus kenalan dulu baru tahu saya harus berbuat apa kepada gadis itu.

**

David merencanakan sesuatu. Ia menyuruh seorang kurir pergi ke kantor Dismass, dia mengirim bunga untuk Charice ditambah surat untuk bertemu.

Charice dibully teman-temannya karena ia mendapatkan sebucket bunga besar padahal ia tidak punya pacar.

"Cher, kamu punya pemuja rahasia nih?" goda Kwangsoo, salah satu rekan kerjanya.

Charice mengelak. "Nggak mungkin."

"Cher, dari siapa tuh bunganya?!" goda Minji.

Charice membaca surat yang ada di dalam bucket bunga tersebut.

To: Ms. Charice

1 bucket bunga ini belum bisa menandingi keindahan dirimu.

Jika kamu tidak keberatan, maukah bertemu dengan saya? Tolong hubungi 62 81345678 jika setuju.

Charice hanya memegangi kartu tersebut tanpa ada tindakan lebih lanjut. Ia masih ragu apakah dia mau bertemu dengan si pemberi bunga atau tidak. Selama ini dia merasa tidak punya fans dan pemuja rahasia terlebih pekerjaannya sangat berhubugan dengan misi bahaya jadi semakin tidak mungkin lagi ada pria yang ingin mengambil resiko untuk mendekatinya.

Selama ini Charice tak pernah memikirkan nasib percintaannya karena ia adalah workaholic, begitu juga saat dia masih sekoah dulu, dia hanya fokus pendidikan dan ikut banyak lomba menulis dan debat. Charice tidak pernah tertarik akan urusan asmara karena dari dulu ia hanya pernah suka dengan seorang cowok yang tidak mungkin menjadi miliknya. Pria yang sangat ia kagumi dari dulu adalah Charles Cha, tunangan kakaknya sendiri.

Yeonhee dan Charles sudah 8 tahun lebih berpacaran, saat pertama kali Yeonhee berkenalam Charles adalah tahun 2009. Saat itu Charice masih duduk di bangku kelas 2 SMA sedangkan Yeonhee sudah kuliah semester 6, Charles sendiri berusia 23 tahun saat itu. Charles yang sangat berwibawa dan sangat perhatian membuat Charice takkalah terpananya dengan Yeonhee. Kebetulan Charles menjadi dosen tamu di kampus Yeonhee. Charles adalah lulusan S2 di Harvard university pada usia 21 tahun.

Setelah menimbang-nimban beberapa lama, Charice memutuskan untuk tidak menemui pria yang memberikannya bucket bunga tersebut. Ia khawatir jika ini jebakan semata.

Ia membuang kartu dan bunga tersebut ke tempat sampah.

***