"Hari ini aku pulang agak sore, njemputnya pas aku ngabarin kamu aja." kata Rachel.
"Iya, semangat kuliahnya. Love you," ujar Farrel. Cowok itu membukakan pintu yang terkunci dan Rachel pun membukanya.
"Bye, love you too. Semangat kerjanya Honey," sembari melambaikan tangannya tak lupa senyuman lebar itu membuat hati Farrel lebih tenang dan cinta di dalam hatinya makin menggelora. Kapan akan menikahi gadis itu, ia sudah tidak sabar menikahinya.
Semua keputusan berada di tangannya. Biarpun tidak mendapatkan restu, apa mungkin akan menjadi gagal? Tidak, Farrel lelaki yang tidak suka kalau kehidupannya diatur. Apalagi, selama dia hidup hanya satu orang tuanya yang memperdulikannya. Sang Ayah, dibalik sikap dingin dan cueknya pria paruh bayah itu sangat memperhatikan Farrel dari kejauhan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com