Setelah membayar ongkos taksinya, gadis itu berlari kecil untuk bisa sampai di teras rumahnya. Dengan pelan, gadis itu membuka pintu. Sambil cengengesan, ia masuk dan tak lupa menutup pintunya kembali.
Gadis yang tak lain adalah Jie itu langsung mencium aroma yang begitu sedap saat kakinya menginjak ruang tamu yang tanpa ia sadari di sana sudah ada Hendra---Ayahnya.
Hendra mengerutkan keningnya melihat tingkah aneh putri tunggalnya itu. Bukannya pulang bersihin diri, ini malah berdiri dengan mata terpejam seolah-olah sedang menikmat sesuatu.
Terpaksa, aktivitasnya yang sedang memainkan benda pipih miliknya ia hentikan. Hendra meletakkan handphonenya di atas sofa sebelum dirinya beranjak mendekati putrinya.
Dengan tangan berada di belakang, Hendra berjalan mengelilingi putrinya, mengamati Jie dalam-dalam. Sesekali geleng-geleng kepala saat melihat putrinya itu malah senyam-senyum tidak jelas penyebanya.
Kesambet apaan anak kesayangannya ini di luaran sana?
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com