webnovel

MONSTER PENGHANCUR

Dalam sebuah dunia yang diteror oleh monster yang mengerikan, umat manusia berjuang untuk bertahan hidup di tengah kehancuran peradaban mereka. Monster-monster itu tidak hanya memburu manusia untuk dimakan, tetapi juga merusak segala sesuatu yang dibangun oleh manusia, meninggalkan puing-puing peradaban yang hancur di belakangnya. Tokoh utama, Ryu, harus mengalami penderitaan yang mendalam ketika dia kehilangan seseorang yang sangat berarti baginya. Orang itu adalah seseorang yang memberinya kasih sayang dan kebaikan ketika dia masih kecil, memungutnya dari jalanan yang gelap dan dingin. Namun, dalam serangan mengerikan oleh monster, orang itu tewas, meninggalkan Ryu dalam kesedihan yang tak terucapkan. Dengan kehilangan yang menyakitkan itu, Ryu bersama temannya, Mia, memutuskan untuk membalaskan dendam terhadap monster yang telah merenggut kebahagiaan dan kehidupan mereka. Mereka bergabung dengan gerakan perlawanan manusia yang bertekad untuk mengakhiri era kegelapan yang ditimbulkan oleh monster-monster itu. Dalam perjalanan mereka, mereka akan menghadapi berbagai rintangan dan bahaya, tetapi semangat dan tekad mereka tidak pernah luntur. Dengan bantuan dari sekutu-sekutu baru dan kekuatan dalam persatuan, mereka berjuang untuk menyelamatkan apa yang tersisa dari umat manusia dan mengembalikan kehidupan yang damai dan sejahtera ke dunia yang hancur oleh kekejaman monster. "Aku akan berjuang demi kemenangan umat manusia meski harus mengorbankan diriku sendiri"

Riang25 · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
1 Chs

PROLOG

Angin kencang menerpa pepohonan di bukit yang menjulang tinggi, menjadikannya saksi bisu pertarungan antara dua sosok berjubah hitam dan putih.

"Aku tidak akan berhenti Hemiya, sampai aku mencapai tujuanku yaitu memusnahkan umat manusia!" Teriak pria muda memakai jubah bewarna hitam memecah keheningan malam di bukit tersebut.

"Aku akan menghentikan mu Ethan, tidak ada gunanya kamu memusnahkan umat manusia dengan kekuatanmu itu, itu hanya menyebabkan penderitaan lebih banyak lagi Ethan!"

Ethan tersenyum sinis ketika mendengar pernyataan Hemiya, sembari memegang pedangnya yang ada di balik jubahnya, mata Ethan yang memerah menatap mata biru Hemiya sembari menjerit kepada Hemiya, "Hemiya apa yang kau tahu tentang penderitaan? aku sudah mengetahui masa depan, tidak ada kedamaian sejati di dunia ini Hemiya, justru dunia inilah adalah kekejaman yang tak terlukiskan, Tidak ada keadilan yang benar benar sejati di dunia ini, Dunia ini penuh dengan ilusi Hemiya!"

"Jangan harap kau akan mudah mencapai tujuanmu itu Ethan, selama aku masih hidup aku akan menghalangimu. Mungkin kau mengira bahwa di dunia ini tidak ada keadilan tetapi bukan berarti kau harus memusnahkan seluruh ma.."

Namun, sebelum Hemiya sempat menyelesaikan nasihatnya, Ethan tiba-tiba menghilang, melesat ke belakang Hemiya dengan pedang merahnya yang mematikan. Dengan refleks yang cepat, Hemiya mencari keberadaan Ethan, menangkap gerakannya dengan indra yang tajam. Dalam sekejap, dia berbalik, menghadapi serangan mendadak dari Ethan.

"Kamu tidak akan berhasil, Ethan!" pekik Hemiya sambil menghindari serangan pedang merah yang menyambar ke arahnya. Dengan gerakan lincah, dia menangkis setiap serangan, mencoba menahan kekuatan gelap yang dipancarkan oleh lawannya.

Ethan menyerang tanpa belas kasihan, penuh dengan kebencian dan keinginan untuk menghancurkan. Dia terus melancarkan serangan-serangan mematikan, mencoba menembus pertahanan Hemiya yang tangguh.

Namun, Hemiya tidak gentar. Dengan kebijaksanaan dan kekuatan dalam dirinya, dia bertahan, berusaha menyadarkan Ethan akan bahaya yang mengintai jika dia terus melanjutkan jalannya yang gelap.

Pedang mereka berbenturan terus-menerus, menghasilkan percikan api dan gemuruh yang menggetarkan bukit. Pertarungan sengit mereka membuat hewan-hewan di sekitarnya melarikan diri, merasakan kekuatan dahsyat yang dilepaskan oleh kedua pejuang itu.

"Hentikan ini, Ethan! Kekuatanmu tidak harus digunakan untuk kehancuran. Manusia mungkin memiliki kelemahan, tetapi mereka juga memiliki kebaikan di dalam diri mereka," teriak Hemiya dengan suara yang tegar, berusaha menyadarkan lawannya.

Ethan menangkis serangan Hemiya dengan kegigihan yang sama, mata merahnya menyala penuh amarah. "Kamu tidak mengerti, Hemiya! Manusia adalah monster yang menciptakan penderitaan di dunia ini. Mereka tidak layak untuk hidup!"

Hemiya menggelengkan kepalanya dengan sedih, merasa kekecewaan yang mendalam terhadap kebutaan Ethan. "Tidak semua manusia sama, Ethan. Ada yang menciptakan kebaikan, ada yang berjuang untuk perdamaian. Jangan biarkan kebencianmu merusakmu."

Namun, Ethan tetap teguh dalam pendiriannya. "Aku sudah melihat kegelapan di dalam diri manusia, Hemiya. Mereka layak untuk dimusnahkan!"

Pertempuran mereka terus berlanjut, tanpa tanda-tanda akan berakhir. Di antara gemuruh pedang dan sorakan angin, pertempuran antara kegelapan dan cahaya pun berlanjut di bukit yang tinggi itu.

Dengan keputusasaan terakhir, Hemiya menggunakan kekuatan penuhnya untuk melumpuhkan Ethan. Cahaya terang memancar dari telapak tangannya saat dia memancarkan energi yang mempesona, menangkap Ethan dalam pusaran kekuatan yang luar biasa. Ethan terdiam, terbeku oleh kekuatan Hemiya yang tak terkendali.

Hemiya mendekati Ethan yang terpaku, melihat ke dalam mata merahnya yang masih menyala dengan kebencian. "Kamu sudah kalah, Ethan. Biarkan aku membantumu menemukan cahaya di dalam dirimu yang tergelap."

Namun, tiba-tiba saja, Ethan tertawa. Tawa yang menusuk hening malam itu, menggema di antara reruntuhan pertempuran. Hemiya terkejut, tak percaya dengan reaksi Ethan yang tak terduga.

"Kamu pikir kamu sudah menang, Hemiya? Kamu tidak mengerti, aku sudah menang sejak awal," ucap Ethan dengan nada yang penuh kepuasan. "Aku sudah memanggil seluruh monster dengan kekuatan kegelapan yang ada di dalam diriku. Mereka adalah senjataku, dan sekarang mereka siap untuk menelan dunia ini dalam kegelapan."

Hemiya memandang Ethan dengan ngeri, menyadari bahwa mereka telah terjebak dalam permainan gelap yang direncanakan dengan cermat oleh musuhnya. Sebelum dia bisa bereaksi, dia merasakan dirinya membeku, terperangkap dalam kekuatan gelap yang tak terbendung. Dengan kekuatan terakhir yang tersisa, dia berteriak dalam keputusasaan, menyadari bahwa kemenangan Ethan membawa malapetaka bagi dunia.

Sementara Hemiya dan Ethan terperangkap dalam pertarungan gelap di bukit yang tinggi, cahaya tiba-tiba menyinari malam yang gelap. Keduanya menoleh ke arah langit, mata mereka terpaku pada pemandangan yang menakutkan: sebuah meteor besar sedang melesat menuju kota cahaya yang terletak jauh di kejauhan.

Ketakutan melanda tidak hanya mereka berdua, tetapi juga seluruh umat manusia yang tinggal di kota cahaya. Mereka melihat dengan kepanikan saat langit malam terbelah oleh kehadiran meteor yang mengerikan, membawa ancaman yang belum pernah mereka alami sebelumnya.

Di satu sisi, Ethan tertawa dengan penuh kegembiraan, menikmati pandangan kehancuran yang dia ciptakan. Namun, di sisi lain, para penduduk kota cahaya berteriak ketakutan, berusaha mencari perlindungan dari ancaman yang tak terhindarkan.

Sementara itu, Hemiya menyadari bahwa mereka berada di ambang kehancuran besar. Dengan keputusasaan yang mendalam, dia merasakan beban tanggung jawab yang besar untuk melindungi umat manusia dari kegelapan yang mengancam.

Mata Hemiya sangat ketakutan ketika detik demi detik membuat meteor itu semakin dekat dengan kota cahaya

"Ini adalah kehancuran umat manusia"

"Duarrrrr"

Bersambung