"Sial!" Javier dengan reflek mengacak rambutnya kasar. Laki-laki itu tidak membayangkan jika Gia justru salah paham dengan semua keinginannya. Javier kembali menahan seluruh amarahnya meski sangat ingin berteriak di hadapan Gia. Tapi hal gila itu sudah jelas tidak mungkin untuk ia lakukan, karena Gia pasti akan menyudutkan Javier dengan semua perspektifnya.
Javier yang sebelumya menumpukan dahinya pada kemudi mobil, dengan sigap mengunci pintu mobilnya saat melihat Gia yang sedang menggerakkan tangannya untuk membuka pintu. Javier bisa mendengar decakan eksal serta napas Gia yang memburu. Javier sangat tahu bahwa gadis itu sedang jauh dari kata baik, tapi Javier sendiri juga memerlukan waktu untuk menata kalimat yang hanya ada di dalam kepalanya.
"Jangan pergi sebelum gue selesai ngomong." Javier kembali menegakkan tubuhnya untuk memberikan atensinya sepenuhnya untuk Gia. Laki-laki itu bahkan mencoba mengatakannya meski dengan cara perlahan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com