webnovel

Miss Dosen X Mr. Captain

Relivia Zenata.. Seorang dosen muda yang cantik,berhijab,cerdas dan baik ini ternyata adalah kekasih dari seorang kapten kapal. Ia mengawali karirnya di usia ke 21 tahun. Menjadi dosen idola di kampus merupakan hal yang sangat membanggakan bukan? Di balik kesuksesannya, Ivi tetap menjadi orang yang sama, rendah hati dan tidak pernah menyombongkan diri. Felix Devanno... Seorang kapten kapal yang tampan, tegas dan setia. Ia sangat dingin terhadap orang-orang, kecuali dengan Ivi dan keluarganya. Felix mengawali karirnya di laut pada usia 21tahun. Awalnya, ia sama sekali tak berpikiran untuk bekerja di laut, namun tawaran dengan gaji yang sangat memuaskan dan seragam yang tampak keren itu membuat niat awalnya untuk menjadi pengusaha urung. Ia mencoba dunia laut dan beruntungnya ia berhasil. Calvin Aldrean.. Seorang dokter sekaligus pengusaha di sebuah perusahaan ternama di Indonesia. Terkenal dengan sikap dinginnya membuat dirinya masih jomblo di usia 21 tahun. Bukan tanpa sebab, ia pernah mengalami hubungan asmara namun kandas dikarenakan suatu hal. Menjadi seorang kekasih dari kapten kapal bukanlah hal yang mudah. Namun doa dan usaha mampu mempertahankan hubungan keduanya. Meskipun banyaknya rintangan, namun, keduanya dapat bersatu.

Nurliza_Karen_Nita · Urbain
Pas assez d’évaluations
446 Chs

Part 37

#Flashback On

Setelah menerima panggilan dari Elven, Calvin langsung menghubungi orang kepercayaannya untuk menyelidiki masalah itu.

"Halo.. Gue ada tugas buat lo" ucap Calvin pada orang di sebrang telepon.

"Apa yang bisa saya lakukan Mr.??" Sahut orang di sebrang telepon.

"Selidiki kasus yang ada di perusahaan abang gue! Kasus pencurian data produksi new brand perusahaan dan siapa pengkhianatnya"

"Oh masalah ini... Maaf sebelumnya, saya sudah mengetahui tentang hal ini Mr... "

"Bagaimana bisa?" tanya Calvin tak percaya

"Saya sudah berjanji akan bekerja untuk Mr. Jadi, apapun permasalahan yang Mr. hadapi, saya akan slalu siap membantu. Sebelumnya, beberapa waktu yang lalu saya menemukan kejanggalan, jadi, saya langsung mencari tahu hal itu. Saya pikir barangkali ini akan Mr. butuhkan, dan ternyata benar. Anda membutuhkan info ini"

"Baik.. Kerja yang bagus... Temui saya sekarang di rumah pribadi saya"

"Baik Mr. Saya akan segera tiba."

"Thanks "

"Not At All Mr."

Calvin pun memutuskan panggilan.

"Alhamdulillah... Finally gue udah dapetin informasi itu...." Calvin pun on the way ke rumah pribadinya. Ingat ya gengs, Rumah Pribadi Calvin....!! Rumah pribadi miliknya hanya diketahui oleh dirinya dan beberapa orang kepercayaannya. Bahkan, Irene, istrinya sendiri tak mengetahui hal itu.

....

Calvin berada di perjalanan menuju Rumah Pribadinya. Di perjalanan, ia menangkap sesuatu objek.

"Ngapain dia? Dan? Dengan siapa dia? Ah semoga gue salah lihat" gumam Calvin saat melihat objek itu.

.....

Calvin telah tiba di Rumah Pribadinya. Ia memasuki Rumahnya yang disambut oleh beberapa maid. Beberapa maid tersebut menunduk hormat saat Calvin melewati mereka.

"Selamat datang Mr. Calvin..." ucap Kepala Maid itu.

Calvin hanya mengangguk.

Kepala Maid itu mengikuti langkah Calvin.

"Mr... Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Kepala Maid itu.

Calvin pun teringat sesuatu.

"Hmm bibi.. Jika nanti ada teman saya, tolong suruh ia ke ruang kerja saya!" tegas Calvin.

"Baik Mr... Apa ada lagi?"

"Hmm... Bawakan saya minuman segar"

"Baik Mr... Kalau tidak ada lagi.. Saya permisi.." Pamit Kepala Maid itu sambil menunduk.

Calvin mengangguk dan memasuki ruang kerjanya.

...

Teman Calvin atau orang kepercayaannya itu memasuki area rumah Calvin. Ia disambut oleh Kepala Maid yang telah diperintah oleh Calvin.

"Selamat datang Tuan.. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Maid itu ramah.

"Saya teman Calvin.. Apa dia sudah sampai?"

"Ah iya... Mr. Calvin berada di ruang kerjanya.. Mari saya antar ke sana Tuan"

"Baik bi" Lelaki itu mengikuti langkah Maid itu.

Mereka pun tiba di depan Ruang Kerja Calvin.

"Ini ruangannya Tuan.. Silahkan masuk" ucap Maid itu mempersilahkan.

"Makasih bi.."

"Sama-sama Tuan.. Kalau tidak ada lagi, saya permisi"

"Iya bi"

.....

"Permisi Mr..." ucap Lelaki itu saat memasuki ruangan Calvin.

"Ah silahkan duduk Joe" ucap Calvin pada Joe. Joe itu orang kepercayaannya Calvin.

"Terima kasih Mr" ucap Joe sambil duduk.

"Bisa langsung jelaskan padaku Joe mengenai semua informasi itu?" to the point Calvin.

"Baik Mr... Ini adalah beberapa bukti dokumen yang saya dapatkan.. belum begitu akurat tapi saya yakin ini bisa menjadi jejak untuk mencari pengkhianat itu" ucap Joe sambil menyerahkan amplop coklat kepada Calvin. Calvin mengambil amplop itu dan membukanya.

Ia meneliti isi berkas itu dan menyimaknya.

"Alfi Bravino?" tanya Calvin sambil membaca berkas itu.

"Iya Mr... Apa anda mengenalnya?" tanya Joe

"Hmm..." Calvin sedikit berpikir.

"Aku rasa aku mengenalnya joe... Tadi, sewaktu Elven menghubungiku, ia juga menyebutkan nama Alfi. Bisa kau berikan seluruh data dirinya?"

"Maaf Mr... Saya belum mencari data dirinya.. Tapi, saya akan segera mencari informasi mengenai dirinya.."

"Hmm... Berdasarkan data informasi darimu, yang ku baca adalah bahwa pengkhianat itu adalah orang yang juga memahami seluruh data perusahaan. It means that, dia orang terdekat?"

"Sepertinya begitu Mr... Saya mencurigai seseorang tapi maaf saya belum bisa menyebutkannya karena saya belum menemukan banyak bukti"

"Apa dia salah satu pegawai kantor kita?"

"Ya, bisa jadi.. Dan bisa jadi ia adalah orang yang sangat kalian percaya..."

"Maksudmu?" tanya Calvin bingung dan meletakkan berkas itu di atas meja.

"Ah tidak Mr... Saya akan mencari informasi mengenai dirinya terlebih dahulu. Setelah semua bukti terkumpul, saya akan langsung menyerahkan bukti itu pada anda."

"Siapa yang kau maksud Joe?"

"Untuk saat ini, saya hanya meminta anda dan keluarga untuk berhati-hati. Ah tidak juga.. Anda bahkan harus berhati-hati dengan salah satu anggota keluarga anda sendiri"

"Siapa yang kau maksud? Kenapa kau membuat teka-teki yang rumit Joe?"

"Maaf Mr. Saya takut salah sebut.. Saya pastikan anda akan segera mengetahui semua ini"

"Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?"

"Anda harus lebih berhati-hati dengan Alfi Bravino.. begitupun Keluarga Kakak anda.. Mereka juga harus berhati-hati"

"Iya Joe saya akan memberitahukan hal ini pada kakak saya"

"Beliau menginginkan kakak ipar anda Mr"

"Apakah dia mantan kekasih kakak iparku?"

"Saya rasa begitu.."

"Sekarang aku paham Joe.. Aku baru ingat bahwa Alfi adalah mantan kekasih kak Ivi sewaktu Zaman Kuliah. Dan Alfi juga adalah mantan teman kak Felix. Selain itu, ia juga mantan nautika. Aku rasa Alfi memiliki ambisi untuk bisa memiliki kak Ivi kembali.. Makanya dia berbuat seperti itu. Dan lagi, aku pernah mendengar bahwa ia ingin menjadi Captain seperti kakakku, makanya ia mempelajari semuanya dari kak Felix, namun ia tak kunjung menjadi Captain. Dia punya dendam dengan kak Felix dan dia punya ambisi buat kembali memiliki kak Ivi.. Fix.."

"But Mr... Ada seseorang dibalik rencananya. Ah no.. gak cuma seseorang tapi mungkin lebih.."

"Joe, tolong segera cari bukti yang kuat"

"Akan saya usahakan Mr."

"Terima kasih Joe.."

"Saya harap kalian bisa menjaga diri kalian baik-baik dari nya"

"Kenapa kau berbicara seperti Itu Joe?" tanya Calvin bingung saat melihat kesedihan di wajah Joe.

"Tak Apa Mr. Saya hanya ingin kalian semua baik-baik saja.. anda telah banyak membantu saya.. Saya sangat berhutang budi... Saya harap Allah slalu melindungi kalian"

"Joe, apa kau baik-baik saja?" tanya Calvin cemas.

"Aku baik-baik saja .. Anda tak perlu khawatir"

"Joe, kau tahu? Aku sudah menganggap mu seperti saudaraku sendiri.. beritahu aku jika kau membutuhkan bantuanku. Seperti aku yang memberitahu mu saat aku membutuhkan bantuanmu"

"Tentu... Saya akan memberitahukan anda jika saya membutuhkan bantuan anda"

"Kau, berhati-hati lah dalam menyelidiki kasus ini"

"Tenanglah.. aku akan baik-baik saja"

"Kau yakin? Apa aku perlu menyuruh seseorang untuk membantumu?"

"Kurasa tidak perlu Tuan"

"Panggil aku Calvin, Joe.. kita seusia.. Kau adalah temanku"

"Kurasa itu tidak sopan Mr..."

Calvin menepuk pundak Joe.

"Joe, jangan sungkan.. bukankah kita berteman?"

tanya Calvin dengan senyum tulusnya.

"Terima kasih karena anda mau menjadi teman saya"

balas Joe dengan senyum bahagianya.

"Aku yang harus berterima kasih karena kesetiaanmu"

"Sudah kewajibanku.. Tu- ah maksudku Calvin"

"Hahah santai Joe... Kau boleh menginap di sini. Aku harus menemui kakakku terlebih dulu"

Pamit Calvin yang diangguki oleh Joe.