webnovel

Miss Dosen X Mr. Captain

Relivia Zenata.. Seorang dosen muda yang cantik,berhijab,cerdas dan baik ini ternyata adalah kekasih dari seorang kapten kapal. Ia mengawali karirnya di usia ke 21 tahun. Menjadi dosen idola di kampus merupakan hal yang sangat membanggakan bukan? Di balik kesuksesannya, Ivi tetap menjadi orang yang sama, rendah hati dan tidak pernah menyombongkan diri. Felix Devanno... Seorang kapten kapal yang tampan, tegas dan setia. Ia sangat dingin terhadap orang-orang, kecuali dengan Ivi dan keluarganya. Felix mengawali karirnya di laut pada usia 21tahun. Awalnya, ia sama sekali tak berpikiran untuk bekerja di laut, namun tawaran dengan gaji yang sangat memuaskan dan seragam yang tampak keren itu membuat niat awalnya untuk menjadi pengusaha urung. Ia mencoba dunia laut dan beruntungnya ia berhasil. Calvin Aldrean.. Seorang dokter sekaligus pengusaha di sebuah perusahaan ternama di Indonesia. Terkenal dengan sikap dinginnya membuat dirinya masih jomblo di usia 21 tahun. Bukan tanpa sebab, ia pernah mengalami hubungan asmara namun kandas dikarenakan suatu hal. Menjadi seorang kekasih dari kapten kapal bukanlah hal yang mudah. Namun doa dan usaha mampu mempertahankan hubungan keduanya. Meskipun banyaknya rintangan, namun, keduanya dapat bersatu.

Nurliza_Karen_Nita · Urbain
Pas assez d’évaluations
446 Chs

Part 29

1 tahun kemudian...

Calvin menggelar pernikahan dengan Irene.

#Flashback On

Tepat 2 Bulan yang lalu, Calvin memberanikan diri untuk melamar Irene. Tepat di hari sabtu, pukul 20.30WIB di sebuah restauran berbintang. Awal mulanya, Irene tak tahu bahwa Calvin akan melamar dirinya. Karena Calvin hanya mengundang ia untuk makan malam biasa sambil membahas pekerjaan, alibi nya.

Calvin menemui Ivi di apartemen yang ia pinjamkan untuk Ivi siang itu.

Calvin langsung memasuki apartemennya. Ia menemukan Ivi tengah berbincang dengan seseorang di sebrang telepon sambil tertawa, bahkan Irene tak menyadari keberadaan Calvin. Calvin sedikit tak suka melihat hal itu.

"Ekhm..." Dehem Calvin agar Irene menyadari kehadirannya. Irene menoleh ke arah deheman itu dan mendapati Calvin tengah memperhatikan dirinya. Irene salah tingkah.

"Hm.. aku tutup dulu teleponnya ya.. Bye.." Irene berucap pada orang di sebrang telepon lalu memutuskan sambungan.

Irene beralih pada Calvin.

"Hm pak? Ada apa bapak ke sini?" tanya Irene sopan. Bukannya menjawab, Calvin justru duduk di sofa yang ada di sana.

"Ini kan apartemen saya.. suka-suka saya mau ngapain ke sini.. Ada masalah?" ketus Calvin. Irene susah payah meneguk salivanya.

"Hmm.. maaf pak.. saya tidak bermaksud demikian." ucap Irene menunduk.

"Kau menghubungi siapa tadi?" introgasi Calvin.

"Hm... i-itu.. ah teman saya pak iya.."

"Apa kau yakin hanya teman?" Calvin terus memancing.

"Iya pak.. hanya teman.. la-lagian itu tadi cewek pak"

"Oh.. begitu"

"Iya pak.. maaf, bapak ingin minum apa?"

"Tidak usah, tadinya saya berniat mengundang kamu makan malam.. tapi ya sudahlah.. saya rasa lain kali saja.. mengingat sepertinya kau akan menolak"

"Eh?? Saya be-bersedia pak... Kapan pak?"

"Selesai Isya tepatnya pukul 20.00 kamu sudah harus di sana"

"Ah baiklah pak.."

"Saya permisi.."

"Terima kasih atas undangannya pak"

"Jangan Geer! Itu hanya makan malam biasa, bukan dating, or such as a candle light dinner. We will discuss about our project so don't think more" ketus Calvin sambil berdiri dengan telunjuk menunjuk wajah Irene.

"I-iya pak... saya paham"

"Bagus.."

......

Irene datang ke tempat di mana Calvin mengajaknya untuk makan malam. Ia mengenakan dress hitam selutut. Irene juga sedikit berpoles.Ia sedikit mengubah gaya rambutnya.

Ia melangkah ke arah di mana Calvin duduk.

"Selamat malam pak... maaf karena saya terlambat" ucap Irene menunduk saat telah sampai di sana.

"Duduklah" titah Calvin. Setelahnya mereka mulai makan malam dan sedikit membahas proyek. Lalu, setelahnya, Calvin menepuk tangannya. Seorang pemain biola datang, serta ada seorang pelayan yang membawa nampan dengan penutup, lalu meletakkannya di meja mereka. Pemain biola itu memutar melodi dengan lagu berjudul "Sempurna_Andra and the backbone". Irene tersenyum kikuk melihat semua itu.

'Apa maksud semua ini? Apa dia sedang melamarku?' Batin Irene.

Alunan musik Biola berhenti. Calvin berdiri dari duduknya, membuka isi nampan itu dan menemukan sebuah kotak kecil perhiasan yang mana isinya adalah sebuah cincin berlian untuk melamar seseorang. Calvin mengambil kotak itu, membukanya dan mengatakan..

"Irene, I know that it's not so sweet as they all did. I know I'm a flat man ever in the world. I'm Calvin Anderson, wanna say that I wanna live with you as long as I live.. So, Will you be my future??" ungkap Calvin.

Irene tersenyum. Ia bahkan terharu. Ia menutup mulutnya tak percaya.

"Are serious??" tanya Irene tak percaya.

"You can believe me... Will you marry me?"

"Yes, I will"

Dari situlah, mereka mulai menyusun rencana pernikahan dan akhirnya menikah.

#Flashback Off

...

Setelah melewati berbagai macam proses adat jawa, keduanya akhirnya duduk di pelaminan dan menyalami para tamu undangan yang hadir. Orangtua Calvin duduk di sisi kiri pelaminan dan orangtua Ivi di sisi kanan untuk menggantikan orangtua Irene yang telah tiada. Sepasang kekasih dengan seorang anak kecil berusia satu tahun yang digendong oleh pasangan pria berjalan ke arah mereka dengan senyum bahagia. Felix, Ivi dan Putra mereka atas nama Elven Zendra Devanno. Bocah tampan yang menjadi idola di keluarga mereka. Elven juga merupakan kesayangan Calvin. Felix menghampiri Calvin dan berjabat tangan layaknya seorang sahabat yang sudah lama tak bertemu. Ya, pasalnya dikarenakan sibuk mengurus pernikahan, Calvin tak berkunjung ke rumah keduanya selama 1 bulan.

"Wahhhh... Happy Wedding adek gue!!!" ucap Felix sambil memeluk Calvin sedikit miring karena Felix sedang menggendong Elven.

"Hahah thanks kak... Uhhhh ponakan akel lucunya" gemas Calvin sambil mencubit pipi Elven.

"Akekeke kellll.... no no no" ucap Elven lucu.

"Hahah lucunyaaaa... gemessshhhh" Calvin kembali menjahili bocah itu.

Ivi yang di samping Felix pun tersenyum.

"Finally ya vin you got married... Gue kira lo homo wkwk" Felix

"Sialan! ya gak lah... Pilihan gue gak salah donk?"

"Ya bisalah..."

"Irene... Selamat sayang .. akhirnya kamu menikah dengan adik ipar saya... mulai sekarang panggil saya kakak ya.. anggap saya kakak kamu..." Ivi memeluk Irene.

"Makasih kak... makasih banget karena selama ini udah banyak bantu aku"

"Sama-sama sayang... udahhh gak boleh melow donk di hari bahagia" Ivi

"Heheh iya kak..."

Kemudian Ivi beralih pada Calvin.

"Selamat ya adik ipar aku... Barakallahu laka wa Baraka alaika wajama'a bainakuma fii khoir... Semoga kalian bisa menjadi keluarga yang samawa... Aamiin" Ivi

"Aamiin ya Allah.. makasih banyak kakak ipar ... Gak peluk kak?? wkwk" canda Calvin

"Hahah jangan vin.. Nanti ada yang cemburu.. Ivi melirik Irene dan Felix" kedua yang dilirik hanya tersenyum.

"Wkwk iya kak hahah"

"Vin, jaga Irene baik-baik ya.... Saya percaya sama kamu... Bimbing Irene ke jalan yang benar.. Buat dia bahagia" Ivi

"In Syaa Allah kak... gue janji kak akan membuat Irene bahagia dan akan menjaga Irene.. Tapi jika suatu hari nanti terjadi sesuatu dengan pernikahan kita, maka gue dengan berat hati harus melepas Irene. Dan jika suatu hari nanti, gue nyakitin Irene, maka Irene gue persilahkan untuk ninggalin gue. Irene, aku percaya sama kamu dan aku sayang sama kamu. Tapi kalau suatu hari nanti kamu buat aku gak bisa lagi mempertahankan pernikahan kita, maka aku akan menyudahi pernikahan kita." Calvin berucap serius.

Irene tersenyum mengangguk.

"Irene, jangan kecewain Calvin ya... Calvin orang baik.. Kalau suatu hari nanti kamu kecewain Calvin, maka maafkan saya jika nantinya saya ikut terlibat dalam hal itu. Kamu harus tahu seperti apa orang baik itu. Ia akan dengan sangat baik membantu siapapun yang membutuhkan bantuannya tapi ia dengan sangat berat hati harus memberi pelajaran bagi setiap orang yang berbuat ingkar padanya... Dan saya adalah salah satu dari mereka." Ivi

"Iya kak... In Syaa Allah"

"Yaudah kita pamit... Selamat berbahagia" Felix

...

Zayn tengah berada di sebuah tempat hiburan malam. Ia benar-benar dalam kondisi kacau.

"Argh!!! Livia sudah memiliki seorang anak sekarang! Gue bakal lebih sulit buat pisahin mereka!! Sial!! Kenapa sih gue susah banget move on dari dia?!" racau Zayn sambil meminum vodka.

Ia terus meracau tentang Relivia. Hingga ia diusir oleh keamanan clubbing itu karena telah mengganggu kenyamanan. Karena selain meracau, Zayn berulang kali melempar botol kaca minuman ke sembarang arah, berikut dengan gelasnya sehingga hal itu mengganggu para pengunjung lain.

Petugas Keamanan membawa Zayn ke luar. Mereka mendorong Zayn sedikit jauh dari sana.

"Pergi lo.!! Dan jangan kembali lagi!" Tegas petugas itu

"Hahahah... kalian itu sampah!!! Sampah yang harus dimusnahkan!! Kerja gitu aja bangga!! hahahha" racaunya dan berjalan menuju mobilnya. Kedua petugas tadi hanya menggeleng tak percaya.

"Gagal move on kok jadi gila" ucap petugas itu setelah kepergian Zayn.

.....~...