Saat kata-kata Rendra jatuh, suasana di dalam ruangan itu tiba-tiba menjadi sangat ekstrim.
Pandu mengernyit dan menatap Rendra dengan tajam. Dia masih memasang senyum di wajahnya, tetapi senyum itu tampak setajam pisau.
Rendra juga memandang Pandu, dan mulutnya sedikit terangkat. Tatapannya terlihat dingin, seperti binatang haus darah.
Keduanya saling berhadapan dan saling memandang.
Pandu merasakan hawa dingin di hatinya, seolah orang yang menghadapinya saat ini bukanlah manusia ...
"Aku tidak begitu mengerti apa yang kau maksud."
Untuk waktu yang lama, Pandu mengambil inisiatif untuk tersenyum dan berkata, "Jika aku mengingatnya dengan benar, ini kedua kalinya kita bertemu. Aku benar-benar tidak dapat memikirkan apa yang telah aku lakukan sebelumnya yang sangat menyinggung perasaanmu."
"Bukan karena kamu melakukan sesuatu, tapi keluargamu yang melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan." Rendra tersenyum dan membalas.
"Oh?" Pandu menaikkan alisnya dengan heran.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com