webnovel

TERUNGKAP

"Lalu apa? tindakanmu itu kriminal Jenson. Kamu sudah melampaui batas kemanusiaan, tapi ujung-ujungnya kamu masih tetap memiliki hubungan special dengan Liora, lalu untuk apa kamu melakukan itu pada Gavin? Kalau kamu masih melanggar kesepakatan kita yang dulu."

Christabella merasa sangat marah sehingga bronkus di paru-parunya seakan ingin meledak.

Jenson mengatupkan bibirnya dan tetap diam, ia kaget dengan ekspresi Christabella yang begitu marah padanya, tapi apa yang akan dia jelaskan? Dia tidak tahu apa-apa soal kesepakatan Christabella dan saudara kembar identiknya, Jaz.

Meski benar menyembunyikan Gavin itu idenya karena dia memang murni ingin Christabella melupakan Gavin dan menjadi miliknya seutuhnya, adapun membuat berita kematian atau mencuci otak seperti yang Christabella tuduhkan, dia tidak tahu apa-apa, itu semua benar-benar kerjaan Jaz untuk menyenangkannya.

Tapi sekarang Jaz? Dia meninggal dan dia sendiri yang harus menanggungnya.

Christabella atau Liora, sekarang tanggungannya.

Pada pemikiran itu, kepala Jenson benar-benar ingin meledak, ia juga sangat marah dengan keadaan sekarang sehingga dia mengepalkan tinjunya begiru erat sampai buku-buku jarinya memutih.

"Kamu tidak bisa jawab kan Jenson Alex? Kalau kamu tidak bisa mengatakan apapun padaku, lebih baik ceraikan aku sekarang juga! Apa gunanya aku dalam hidupmu? Dulu aku terpaksa menikahimu tanpa dasar cinta dan ketika aku sudah memiliki perasaan padamu, kamu dan Liora semakin tidak ada batasan. Aku bukan perempuan bodoh Jenson! Kamu pikir aku tidak tahu kalau Liora hamil anakmu dan kalian berencana menikah?"

Tubuh Christabella sampai bergetar karena marah dan nafasnya terengah-engah, setelahnya ia menunduk dan menumpahkan semua air matanya.

Jenson masih diam dan dia seperti terkena skakmat. Ia lupa soal profesi Liora sebagai model dan artis terkenal, bagaimana bisa dia begitu ceroboh mengatakan hal itu pada wartawan?

Sekarang, dia seperti seseorang yang begitu jahat di depan Christabella. Hati Jenson merasa sangat sakit sekarang, apalagi melihat tubuh kurus Christabella yang sampai meringkuk dengan tangisan yang menyesakkan dadanya.

Tak ada pilihan, Jenson hanya memeluk Christabella begitu erat dan meminta maaf.

"Maafkan aku Christabella, aku tahu aku salah. Tolong! Maafkan aku."

Jenson memejamkan mata dalam pelukan Christabella dan dia justru memeluk Christabella begitu erat ketika Christabella mencoba melepas pelukan Jenson dengan sekuat tenaganya.

"Lepas! Aku tidak butuh maafmu Jenson. Aku butuh penjelasan dari semua yang aku katakan." Teriak Christabella di tengah tangisannya.

Jenson melepas pelukannya dan menatap lekat Christabella yang marah. Ia ragu apakah harus mengungkapkan semuanya sekarang atau tidak, tapi menjelaskan atau tidak keduanya memiliki konsekuensi yang begitu besar.

Jenson memejamkan mata dan menghela nafas berat sebelum akhirnya ia berkata dengan suara rendah dan terdengar putus asa, "Kalau begitu ikut aku sekarang juga, kamu akan mendapat jawabannya."

Christabella menghentikan tangisannya dan dia tidak mengerti apa maksud Jenson, dia baru saja ingin bertanya saat Jenson sudah lebih dulu keluar dan tak lama kemudian beberapa suster datang dan membantunya ke kursi roda, mendorongnya keluar ruangannya dan membawanya ke mobil Jenson.

Pada saat yang sama di tempat yang berbeda, Liora tiba-tiba terbangun, dia menatap sekeliling dan hanya menemukan beberapa pelayan yang menjaganya.

Dia dengan kecewa bertanya kepada salah satu pelayan, "Dimana Jenson?"

"Tuan sedang ada urusan sebentar Nona."

"Tinggalkan aku sendiri!"

"Tapi Nona, Tuan bilang..."

"Tinggalkan aku sendiri!" Liora mengulangi perkataannya dengan marah.

Para pelayan merasa takut dan semuanya pergi meninggalkan kamar Liora. Begitu para pelayan keluar, Liora menyambar ponselnya dan menghubungi Jenson, tapi panggilannya terabaikan. Berkali-kali dia mencobanya, tapi tetap saja Jenson sama sekali tidak menjawabnya.

Liora sangat marah hingga dia melempar ponselnya sembarangan.

"Aku tahu kemana kamu pergi Jens dan aku merasa sangat sakit sekarang, itu karena Jaz sudah sepenuhnya menyerahkanmu padaku, jadi harusnya kamu menjadi milikku. Ya, jangan salahkan aku kalau aktingku nanti terlalu mendalami untuk merebutmu dari Christabella." Liora bermonolog sendiri dan roma kebencian pada Christabella terlihat jelas di matanya yang indah saat dia mengatakan itu.

***

Mobil Jenson tiba di Villa Kencana saat malam sudah benar-benar larut, suasana bangunan bernuasana romawi kuno yang khusus diperuntukkan makan keluarga itu semakin terasa auranya yang membuat Christabella bergidik hanya dengan melihatnya, membuat dia enggan sekali untuk turun.

"Kita sudah sampai!"

Suara Jenson seakan menitahkannya untuk segera turun dan masuk ke villa itu, tapi Christabella yang sebenarnya masih sangat lemah semakin enggan dan hanya berdiam diri di tempat duduknya.

Jenson yang pertama turun dan dia langsung mengitari mobil lalu membukakan pintu untuk Christabella. Dia hendak menggendongnya, tapi Christabella menolaknya.

"Untuk apa kita ke sini?"

Jenson tidak menjawab dan dia langsung menggendong Christabella keluar.

"Turunkan aku Jenson Alex, tolong jangan menyiksaku di tempat ini, aku mohon!"

"Diam!"

Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Jenson dan dia tak peduli lagi setelahnya dengan teriakan-teriakan Christabella yang memohon untuk tidak mengajaknya masuk ke villa itu. Dia terus melangkahkan kakinya hingga sampai ke tempat pemakaman Jaz.

Christabella menutup mulutnya karena terkejut begitu Jenson menurunkannya di depan makam Jaz yang terdapat foto persis dengan orang yang baru saja menggendongnya.

Bulu kuduknya seketika berdiri dengan kaki yang gemetaran, pertama ini larut malam dan dia di bawa di tempat pemakaman orang yang sangat mirip dengan orang yang ia panggil Jenson selama ini.

"A... apa maksudnya ini? kenapa dia sangat mirip denganmu?" Christabella bertanya dengan suara yang bergetar karena ketakutan.

"Dia saudara kembarku, Jaz. Orang yang kamu panggil Jenson selama lima tahun terakhir, dan dia adalah kekasih Liora yang sesungguhnya, ayah biologis anak yang dikandung Liora saat ini."

Mata Christabella membola begitu sempurna saat mendengar penjelasan Jenson.

"M... maksud kamu kalian kembar identik?"

Jenson menyeringai sinis ke arah Christabella dan dia mengangguk membenarkannya.

"Jadi selama ini Jaz yang memakai identitasmu?"

"Iya, karena tidak ada orang yang tahu kalau kami kembar. Tentu saja hanya Mommy dan Stephanie, juga Liora. Itupun Liora tahu ketika Jaz memintaku menikahimu."

Christabella begitu syok sehingga dia terhuyung ke belakang.

"Tapi kenapa kalian harus menyembunyikannya dariku?" isak Christabella setelah terdiam begitu lama, menyatukan penggalan ingatannya untuk memastikan apakah yang dikatakan Jenson asli itu benar.

"Itu hak kami kan? Karena kamu ingin mendapat jawaban seperti apa hubunganku dengan Liora dan bayi yang ada di perutnya, maka terpaksa aku mengajakmu ke sini untuk menjelaskan semuanya."

Christabella masih terisak dan ia mengatur nafasnya untuk meredakan emosinya.

"T... tapi jika Liora hanya kekasih Jaz, kenapa hubungan kalian sekarang semakin dekat?"