webnovel

KAMU CEMBURU DENGANNYA?

Mobil tiba di Villa Emerald saat malam sudah sangat larut, Jenson yang sudah sangat lelah melangkah gontai ke private lift dan tak lama tiba di kamarnya.

Ia berpikir Christabella pasti sudah tertidur lelap, tapi ternyata dia salah. Saat pintu terbuka, Jenson terkejut ketika melihat Christabella dengan gaun malamnya yang begitu sexy sedang menunggunya di sofa meski dia ketiduran, tapi dia langsung terjaga begitu Jenson masuk.

Jenson diam-diam merasa senang, tapi ia juga curiga kenapa Christabella begitu cepatnya berubah.

"Apa ini rencananya dengan laki-laki brengsek itu?" pikir Jenson.

Jadi dia bersikap begitu tenang dan mencoba untuk tidak terpengaruh saat Christabella menghampirinya.

"Jens, kenapa kamu pulang selarut ini? kamu membiarkan aku menunggu begitu lama."

Christabella berbicara selembut mungkin sambil membantu Jenson melepas dasinya, sebenarnya ia tidak tahu kenapa harus melakukan ini. Ia tidak ingin mengikuti rencana Gavin untuk bisa hamil anak Jenson, tidak. Tapi Christabella melakukan hal ini karena dorongan hatinya sendiri, bisa saja karena dia cemburu pada Liora dan ingin mengambil hati Jenson.

Ya, siapa lagi yang saat ini bisa dia andalkan kalau bukan Jenson?

"Aku banyak urusan hari ini," balas Jenson dingin meski tidak bisa dibohongi kalau tatapan matanya tidak bisa lepas dari mata Bella yang sexy dan sangat menggoda.

"Oh ya? Kalau begitu mandilah! Aku sudah siapkan air hangat untukmu."

Jenson hanya bergumam pendek dengan pandangannya mengikuti setiap gerakan Bella yang sedang berjalan di depannya, itu sangat menggoda dan membuat juniornya meronta.

Jenson menghela nafas dan ia buru-buru ke kamar mandi, lagipula ia sangat membutuhkan mandi air hangat untuk meregangkan syaraf ototnya yang tegang.

Begitu Jenson selesai mandi, Christabella sudah menyambutnya di depan pintu kamar mandi dan mulai menggodanya.

"Kamu tidak menginginkanku lagi Jens?"

Jenson diam dan ia memeta penampilan Bella yang begitu menggoda dari atas sampai bawah dan dia menelan salivanya, bersamaan hal itu juniornya bereaksi dan Bella tersenyum saat melihat sesuatu yang keras dan menonjol di balik handuk Jenson.

"Aku tidak akan memaksamu."

Christabella hendak pergi saat tiba-tiba tangan kokoh meraihnya dan menghentikan langkahnya, mengungkung tubuh mungil yang sexy itu ke dalam pelukannya.

"Apa maumu Christabella? Apa ini bagian dari rencanamu dengan laki-laki brengsek itu?" tanya Jenson dengan tatapan sedingin es.

Bella bisa merasakan sel di tubuhnya langsung membeku dan dia merasa ketakutan, Jenson yang ia kenal selama ini bukanlah orang yang sama dengan yang ada di depannya, jadi dugaannya benar kalau bisa saja orang di depannya bukanlah Jenson tunangannya.

Tapi kalau dia bukan Jenson yang ia kenal, siapa laki-laki yang ada di hadapannya saat ini?

Christabella memejamkan matanya dan dia benar-benar ketakutan.

Tapi Jenson tidak peduli, Christabella sudah menggodanya jadi dia harus bertanggung jawab.

Jenson menggendong Christabella ke tempat tidur dan dia mulai mencium bibirnya dengan ciuman yang begitu dalam dan intim, tapi penuh kelembutan dan cinta.

Christabella menikmati ciuman itu dan dia membalasnya.

Ciuman itu semakin intim dan berpindah ke bagian tubuh lainnya, hingga keduanya sudah saling tidak bisa menahan diri dan menyatukan tubuh mereka, berbagi kenikmatan duniawi bersama hingga menjelang pagi.

Mereka sangat kelelahan dan baru terbangun saat hari sudah siang. Christabella yang pertama bangun dan ia mendengus kesal saat menatap ponselnya sudah jam 11.00 WIB, tapi ia ingat ia tidak harus ke Bells's Florist dan dia berubah sedih.

Ia membangunkan Jenson yang masih tidur memeluknya dan ingin meminta bantuannya.

"Jens, bangunlah!"

Jenson sama sekali tak berniat bangun, dia benar-benar sangat lelah sehingga untuk membuka matanya saja sangatlah berat.

Christabella sampai berkali-kali menggoyang-goyang tubuh Jenson agar bangun, lagipula ponsel Jenson sedari tadi terus berdering dan itu sangat berisik, meski begitu Jenson sepertinya tidak terganggu sama sekali.

"Jens, ponselmu sangat berisik. Ayolah bangun atau aku akan mengangkatnya."

Jenson hanya bergumam tidak jelas dan ia sama sekali tidak ingin bangun, ia justru semakin memeluk Christabella dan matanya tertutup dengan lelap.

Christabella mendengus kesal dan ia menegakkan sedikit tubuhnya dan meraih ponsel Jenson yang terus berbunyi di atas nakas.

Begitu ponsel sudah berada di tangannya, hati Christabella seolah dicubit dengan keras begitu melihat ID penelpon, nama Liora tertera dengan jelas di layar ponsel.

Ia mengurungkan niatnya untuk menerima panggilan itu dan mencondongkan tubuhnya kembali untuk menaruh ponsel Jenson ke tempat semula.

Setelahnya ia melepas pelukan Jenson dan membuang selimut tebal itu ke tubuh Jenosn dengan kesal.

Jenson akhirnya terbangun dan langsung menahan Christabella agar tidak enyah dari tempat tidur.

"Aku masih ingin tidur dalam pelukanmu, kenapa kamu menyudahi ini? aku ingin libur sehari saja dan tidak beraktifitas yang berat-berat. Aku lelah Christabella."

Bella menutupi kembali tubuhnya dengan selimut dan dia menyandarkan kepalanya pada headboard.

"Bagaimana kalau di sana Liora sedang menunggumu? Apa kamu masih ingin tidur bersamaku Jenson?" Christabella bertanya dengan penuh emosional, dia benar-benar cemburu kali ini.

Jenson membenahi posisinya dan dia ikut duduk bersandar di samping Christabella, dia memijat pelipisnya saat mengingat ia harus menjemput Liora hari ini dan membawanya ke Villa Chrysoberyl.

Sebenarnya ia ingin sekali enyah sekarang dan buru-buru menjemput Liora, tapi ekspresi Christabella menarik perhatiannya dan menyurutkan niatnya untuk buru-buru pergi.

"Kamu cemburu dengan Liora?"

Christabella mengatupkan bibirnya dan tetap diam, ia tidak tahu perasaan apa ini, semuanya terjadi begitu cepat sehingga membuat Bella kebingungan sendiri.

"Kenapa kamu diam? Bukannya semalam kamu tahu kalau kekasihmu masih hidup dan kalian bertemu?"

Christabella menatap Jenson horor.

"Darimana dia tahu?" batinnya.

Seolah tahu pemikiran istrinya, Jenson tersenyum sinis dan kemudian bangkit dari tempat tidur, memakai kembali jubah tidurnya sambil mencibir, "Jangan lupa kalau kota ini adalah wilayah kekuasaanku, jadi aku tahu semuanya."

Christabella langsung memucat dan dia kehilangan kata-katanya.

"Christabella, apa kamu senang kekasihmu kembali?"

Entah kenapa pertanyaan Jenson membuat Bella sangat marah.

"Aku tadi sedang bertanya padamu dan kamu justru membalikkan keadaan. Jenson, jangan lupa juga aku istri sahmu. Aku berhak tahu hubungan kalian seperti apa kan?" Teriak Christabella.

"Bukankah kamu sudah tahu jawabannya? Aku dan Liora masih sepasang kekasih, sama halnya denganmu dan kekasihmu. Apa lagi yang perlu ditanyakan?" pancing Jenson.

Christabella sangat marah hingga dia mencengkeram sisi selimutnya dengan sangat erat.

Jenson kaget dengan reaksi Christabella jadi dia menghampirinya.

"Apa perkataanku salah Nona Bella?" tanya Jenson sambil mengangkat dagu Christabella.

Christabella memalingkan wajahnya dan mencoba melepas cengkeraman Jenson di dagunya, tapi cengkeraman Jenson semakin kuat saat dia tidak menjawabnya.

Bella ketakutan dan dia meringis kesakitan.