webnovel

MILIKI DIA SEHARI : Melepaskan Hasrat Sehari Mendapatkan Kekasih Abadi

"Apa kau masih mencintai nya?" tanya pria tinggi maskulin kepada Alexa didalam sebuah kamar hotel, pria yang sangat tampan dengan mata gelap yang menggambarkan kedinginan sikapnya. "Aku akan mencintai apapun dan siapapun yang aku inginkan dalam sehari! Apa urusannya dengan mu apakah aku mencintai nya atau tidak?!" jawab Alexa dengan nada permusuhan menatap tajam penuh kebencian pada pria itu. "Urusanku?" kata pria itu dengan tawa kecil yang menggambarkan seorang iblis akan keluar. "Haruskah kau tidur dengan semua orang dalam sehari?" tanya pria itu menekan lengan atas Alexa dengan sangat kuat. Merasa kesakitan Alexa menjawab dengan marah "Akan aku miliki dan ku berikan apa saja pada mereka yang kucintai! Aku mencintai setiap kekasih yang hadir dalam hidupku tapi tak kan lebih dari sehari!". "Tidakkah kau merasa rugi?" tanya pria itu lagi dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. "Bagaimana aku akan rugi? Jika aku menikmatinya!" jawab Alexa dengan senyum yang penuh arti. "Kalau begitu kenapa kau tak mencintai ku?! Aku yang memberikan kenikmatan pertama kalinya padamu! Kenapa kau mencintai mereka yang hanya mengambil keuntungan dan meninggalkanmu?!" kata - kata pria itu disertai penekanan kekecewaan pada setiap katanya. "Pertama! Akulah yang meninggalkan mereka semua setelah memiliki mereka. Dan kedua! Lebih baik aku mencintai mereka, setidaknya mereka tak pernah memperkosaku. Dan untuk apa aku mencintai orang yang sudah memperkosaku empat tahun yang lalu!" Alexa berkata dengan rasa sakit menjalar dihatinya. "Pemerkosaan? Jadi kau ingin bicara soal pemerkosaan? Baik mari kita bicara soal pemerkosaan" jawab pria itu bersamaan dengan menekan tubuh Alexa kedinding dengan kuat memastikan agar dia tersudut dan tak bisa lari. "Pertama! Kau harus tahu, yang kita lakukan empat tahun yang lalu, itu bukan pemerkosaan. Itu namanya bercinta! Kau mendesah dibawahku, jelas kau menikmatinya" kata pria itu sambil tersenyum terus menatap bibir Alexa. "Kau bajin***!" Alexa berusaha mendorong pria itu namun pria itu tak bergerak sedikit pun. Dengan satu tangan memegangi kedua tangan Alexa dan tangan yang lainnya memegangi dagu Alexa pria itu terus menatap bibir Alexa. Matanya beralih mengerayangi setiap inci tubuh Alexa dan kembali lagi pada bibirnya. Detik berikutnya bibir Alexa ditutupi oleh bibir pria itu. Ciuman yang ganas terus dan terus di berikan. Bibirnya terus melumat bibir lembut Alexa. Lidahnya mulai bermain menyusuri kedalam mulut Alexa. Mengisap bibir gadis itu dan menarik lidah Alexa kedalam mulutnya seakan hendak memakannya dalam sekali telan. Alexa memberontak namun tak bisa memberi pengaruh apapun, perbedaan kekuatan terlalu besar. Saat dia hampir kehabisan napas pria itu melepaskan ciumannya, suara napas dua orang terengah - engah terdengar jelas diruangan itu. Namun itu hanya sebentar pria itu mulai mengalihkan ciumannya pada leher Alexa, turun ketulang selangkanya, dan bahkan turun lebih rendah lagi. Lalu kembali pada leher mendekati telinga Alexa dan berbisik dengan suara pelan yang berbahaya, "Kedua! Aku akan tunjukkan padamu...... Seperti apa pemerkosaan itu!" lalu pria itu kembali pada leher Alexa dan menggitnya. "Aaaakk..." Alexa kesakitan sekaligus mengigil takut akan apa yang baru saja dia dengar, dia terus memberontak namun tak bisa menghentikan tangan pria itu yang menanggalkan pakaiannya. "Bajin*** kau!! Berhenti!" namun pria itu tak berhenti justru mendorong Alexa kekasur dan mulai menyentuh apa yang seharusnya tak disentuh.

Elisa_Decha · Urbain
Pas assez d’évaluations
1 Chs

1 Siapa Kau?

Deru ombak menyapu tepian pantai menimbulkan suara gemersik air laut yg khas. Angin bertiup sendu menerpa pepohonan sekitar seakan bersiul. Seperti tidak ingin kalah bulan ikut bersinar terang, sayang... Cahaya indahnya tertutupi awan hitam, bintangpun ikut bersembunyi dibaliknya.

Apa-apa an ini? Alampun ikut menyakiti hatinya...

Seorang gadis berjalan gontai tanpa arah menyusuri tepi pantai. Terlihat kacau, sangat berantakan. Namun, tak menutupi keindahan aslinya. Siluet wajah lembut yang sulit dilupakan sebuah kecantikan oriental yang turut memperindah keharmonisan malam. Mata indah bulat coklat seakan memiliki seluruh galaksi dengan binaran bintang didalamnya, walaupun kini tampak sembab karna menangis tetap saja itu mata yang mampu menghipnotis siapa saja. Indah sekali!

Alexa terus berjalan menyusuri tepian pantai tanpa arah dengan tatapan kosong, dia terus menangis, sesekali berteriak dan meraung mengeluarkan semua emosi yang terpendam. Keadaannya begitu kacau memakai gaun putih tak berlengan berkerah V dibawah lutut, gaun yang sangat sederhana tapi sangat cocok dengan usianya. Berjalan tanpa alas kaki dengan masing-masing tangan memegang sepatu hak.

Saat itu sudah pukul 11.30 malam tanpa tahu harus kemana Alexa terus berjalan mencoba menenangkan diri dengan menikmati sensasi lembut kasarnya pasir dikakinya. Hingga merasakan sapuan lembut dingin menerpa kakinya, Alexa berhenti berjalan dan menyadari dia begitu dekat dengan laut.

Jika dia terus berjalan mungkinkah dia akan tenggelam?

Apa alam menegurnya agar tidak mati?

Alexa membalikkan badan menghadap kearah laut menatap kosong sejenak, menutup mata menarik napas sedalam-dalamnya lalu berteriak sekeras yang dia bisa. Membuka mata dia mulai berteriak dan menangis lagi.

"Aku benci padamu!" "Aku benci...aku benar-benar benci padamu..." berkali-kali dia berteriak hingga merasa cukup baik.

"Aku benci padamu! Aku benci kalian berdua! Aku benci semuanya...!" kemudian dia menangis dan terduduk lesu ditepi pantai, ombak terus dan terus menyapu kearahnya, kini gaunnya mulai basah.

"Aku benci diriku sendiri... Aku benci diriku karna aku mencintaimu! Aku benci diriku karna jatuh cinta padamu!" Air mata seperti hujan yang terus mengalir kepipinya. Membuka mata, Alexa melihat tangannya sendiri dengan sepatu hak, merasa terprovokasi dia mulai menatap tangannya sendiri dengan marah, ada kebencian mendalam terpancar dari matanya. Menghapus air mata dengan punggung tangannya Alexa mulai berdiri.

Alexa melangkah kedepan memasuki air laut hingga mencapai betisnya " aku tak butuh apapun yang berasal dari mu!" teriaknya bersamaan dengan melemparkan sepatu ditangan kanannya sekuat tenaga. Namun, sepatu itu hanya terlempar setengah meter darinya entah karna angin yang kuat atau kondisinya yang lemah karena mabuk. Merasa tidak puas Alexa mengerutkan alis dan bibirnya, berjalan kedepan meraih sepatu itu lagi.

Kini air laut telah mencapai lututnya tapi hal yang sama terus terjadi. Tanpa sadar Alexa terus berjalan kedepan dan air telah mencapai pinggangnya, saat ini alexa sedikit lebih puas karena salah satu sepatunya berhasil terlempar jauh.

Tapi,... Yang satunya masih dekat! Pikirnya. Merasa ketidakpuasan hadir lagi dia melangkah maju lebih jauh untuk meraih sepatu itu.

Tiba-tiba.... Alexa merasa kehilangan pijakannya bukanya mendapatkan sepatunya dia justru jatuh kedalam laut. Matanya kini tak bisa melihat apapun, semuanya buram, malam terlalu gelap, awan menutupi bulan hanya sedikit cahaya yg tersisa.

Apa itu berarti?

Baik terang atau gelap tidak bisa berenang ya.. Tidak bisa. Kau tetap akan tengelam!

Apakah ini akhir untuknya?

Apa dia akan mati seperti ini?

Tidak mau! Dia ingin hidup, dia ingin orang-orang m*n*f*k itu menderita dulu! Dia tidak boleh mati seperti ini!

Apa tuhan begitu kejam hingga tak memberinya kesempatan?

Alexa terus berjuang dan berjuang untuk hidup. Dia tidak boleh menyerah! Dia harus hidup! Cukup lama Alexa berjuang agar tak tenggelam terlalu dalam, namun... Kini kekuatannya mulai habis..

Ketika keputusasaan merayap di pikiran dan hatinya, Alexa berhenti berjuang. Alexa berpikir dia akan mati tapi dia tak mau mati... Terus berdebat dengan pemikiran sendiri Alexa hampir kehilangan kesadaran.

Saat Alexa benar - benar menyerah sebuah tangan besar memeluknya dari belakang. Melingkari pinggangnya, sentuhan itu terasa hangat dan nyaman.

Merasa tubuhnya ditarik dengan kekuatan yang lembut mendekati si pemilik tangan. Alexa berusaha mengenali orang tersebut, namun kesadaran nya mulai hilang sedikit demi sedikit.

Siapa kau?

Apa kau seseorang yang dikirim untuk menyelamatkanku?

Atau malaikat maut yang dikirim tuhan untukku?

Apa aku mati?

Aku benar - benar mati!

Berdebat dengan pemikiran sendiri, Alexa tak mampu lagi mempertahankan kesadarannya yang terakhir dan akhirnya benar - benar kehilangan kesadarannya.

Ternyata aku memang mati...