This Chapter Based On Doni's Point Of View
------------------------------------------------
"Mau kemana, Don? Bawa Mika masuk!" seru Boy berteriak dari dalam rumahnya.
"Dia minta pulang, bentar aku anterin."
"Derreeess ini, Don! Bahaya!"
"Ya gitu, Mika. Kalo ngotot, gak bisa dikalahin. Udahlah, bukain pagernya, motorku gak bisa lewat."
Ku tunggu Boy mengambil payung lalu berlari membuka pagar lebar-lebar agar motorku bisa keluar. Aku mengobrol dengan Boy tak sampai lima menit, hanya saja memang sedikit sulit menguasai motor di bawah lebatnya hujan. Belum lagi Malang adalah kota yang dingin. Jadi aku harus menguasai pikiranku agar badanku tetap hangat juga akalku.
Setelah motorku mundur, aku berhenti sejenak sebelum menyalakan mesinnya. Tanganku licin untuk memasukkan kunci dalam lubangnya. Aku pun menunggu sebuah motor melintas, agar lajunya tak terganggu kendaraanku yang berhenti di tengah jalan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com