webnovel

METAFISIKA

FIKSIMINI Sesungguhnya fiksimini ini bertujuan untuk kita saling mengingatkan satu sama lain. Dari segelintir kisah hidup yang nyata, YAKINILAH apa yang menjadi Keyakinanmu dengan SUNGGUH. Karena sesungguhnya mereka adalah TIPU DAYA yang NYATA. ∆ Disclaimer!!!!!! > Cerita ini diangkat berdasarkan Cerita, Pengalaman Nyata. Baik itu Pribadi maupun dari kalangan Umum, atau Partisipan. Sesungguhnya fiksimini ini bertujuan untuk kita saling mengingatkan. Percaya silahkan, tak percaya pun SAH saja, tidak apa-apa. Happy reading! Terimakasih..

Nandailham · Célébrités
Pas assez d’évaluations
64 Chs

Tumpang-Tindih | Ep.18 | ANGKER

Lanjutan Episode 17.

'Ia sudah menyadari bahwa semakin hari malah semakin mencekam'

. . . .

...

Keesokan harinya, saat yadi hendak menanam cabai, ia menemukan suatu benda di depan pagar rumahnya.

Keris kecil, dan satu boneka jerami yang ditancap jarum pentul di sekelilingnya.

Yadi pun percaya tak percaya, tapi difikirnya, siapakah orang yang iseng dan mau repot-repot membuat hal seperti itu. Lagi pula, apa tujuannya?

Karena tak mau ambil pusing, yadi mengambil sebuah pelastik hitam dan menyimpan benda tersebut kedalamnya. Lalu, yadi pergi keluar rumah mencari sungai untuk membuang benda tersebut.

Singkat cerita, yadi melemparnya ke sungai mengalir. Saat itu, ia mengira bahwa fenomena yang ia alami selesai sampai di sana.

Si teteh, yang berada di rumah cukup heran karena yadi pergi secara diam-diam. Sembari menunggu yadi, teh yuni membuat teh hangat, sekiranya dapat membuat fikirannya tidak terlalu was-was.

Lima menit kemudian, datanglah guru dari saudaranya.

. . . .

"Assalamualaikum teh yuni, yadiii"

.

"Waalaikumsalam, eh abah, masuk bah, silahkan duduk"

.

"Terimakasih, gimana kabarnya teh?"

.

"Alhamdulillah sekarang baik bah, abah gimana kabarnya?"

.

"Alhamdulillah lumayan membaik teh. Loh, kenapa teh? Habis sakit atau gimana?"

.

"Bukan bah, jadi beberapa hari belakangan ini tuh banyak gangguan aneh di rumah ini bah, dari suara-suara yang gak jelas dimana sumbernya, sekelebatan, sampai belum lama tadi ada bekas cakaran di tembok bah"

.

"Ohh pantesan teh, abah di rumah makin was-was, perasaan mau kesini terus. Tapi kondisi abah belum mendingan. Sebenernya, waktu abah pulang itu kan abah istirahat di rumah. Malam harinya, di rumah abah juga banyak gangguan-gangguan. Abah ngira, yaa itu pasti efek setelah abah netralisir itu, tapi kok makin larut gangguannya makin kerasa teh. Akhirnya abah ritual lah buat ngusir aura negatif itu, tapi sekitar jam setengah dua tuh ya, pintu ruangan tempat abah ritual kebuka sendiri teh.

Beda yaa, dibuka sama terbuka sendiri.

Posisinya kayak sengaja didorong dari luar ngebuka pintu itu teh.

Yaa abah berasa, tapi karena lagi ritual, abah masih berusaha fokus.

Nahh, abah hilang fokusnya itu pas abah baca mantra dalem hati, lampu ruangan abah tuh pecah teh, kalau mati okelah. Tapi ini pecah tiba-tiba, beberapa menit setelah pintunya kebuka"

.

"Eh iya bah maaf motong pembicaraan, betul banget sekitar jam setengah dua tuh di rumah makin mencekam bah, sebelum jam dua belas malam emang pelan bah suara-suara gajelas itu.

Tapi di sekitar jam setengah dua itu, banyak banget, dan kenceng suaranya bah. Kayak suara itu tuh deket banget gitu loh bah.

Terus, habis lampunya pecah itu abah tetep lanjut ritual atau gimana bah?"

.

"Wah sama ya, abah kira itu ya cuma abah yang kena gangguan teh. Karena secara garisnya kan abah yang netralisir, yaa abah paham konsekuensinya.

Oh iyaa teh, teteh sempet siramin air doa yang abah kasih itu kan ya? Tapi kok kenapa jadi tumpang-tindih gitu sih.

Iya pas lampu itu pecah, abah buka mata teh. Dan seluruh rumah tuh gelap, dan ikut mati lampu. Lucunya, anak dan isteri abah pules tidur di kamar. Sehabis abah nyalain saklar listrik, abah balik lagi masuk ruangan, abah bawa semacem lampu tidur untuk sedikit pencahayaan.

Selang sepuluh menit abah ritual lagi sambil merem, abah ngedenger suara ketawa dan itu jelas banget di samping abah. Pas abah buka mata dan nengok, nah disitu abah mulai diserang secara diam-diam sama mereka-mereka ini.

Badan abah kayak didorong dua orang teh, sampai abah agak tersungkur lah. Makhluknya itu cuma kelihatan matanya merah menyala, berdiri, dan keliatan taringnya warna putih disertai lendir yang netes kebawah"

. . . .

Di akhir percakapan tersebut, masuklah yadi setelah ia melarung benda aneh yang ditemukannya di luar pagar. Sang guru langsung menyapa dan menanyakan kabar yadi.

Yadi pun bertanya tentang pembicaraan apa yang sedang berlangsung. Teh yuni menceritakan kembali percakapannya pada yadi sampai akhir percakapan tersebut terhenti.

Akhirnya yadi memberitahu guru tersebut mengenai suara ledakan yang ia dengar pada malam hari ketika mereka sedang tertidur. Tak lupa juga yadi menyertakan jam kejadian suara itu terdengar. Lalu, yadi memberitakan juga bahwa ia menemukan benda aneh di luar pagar dan melarungnya ke sungai mengalir. Guru tersebut cukup kaget, karena rentetan waktu itu bersamaan dengan kejadian yang tadi diceritakan kembali oleh teh yuni. Yadi menjelaskan dengan detail barang apa saja yang ia temukan di dalam tanah, ketika hendak menanam cabai di luar pagar. Yadi menanyakannya satu per satu pada guru tersebut, sampai lupa menyuguhkan air minum untuk sang guru.

. . . .

Bersambung.....

Kejadian janggal makin terkuak dan saling tumpang-tindih dari waktu dan tragedi yang bersamaan antara teh yuni, yadi, dan abah guru.

Nandailhamcreators' thoughts