Saat aku mengukur suhu tubuhnya, aku melihat bayinya dan tiba-tiba, jantung aku jatuh. Dorothy berbisik padaku, mengibaskan tangan dan kakinya, dan ada sesuatu yang begitu familiar. Rambut hitamnya. Mata birunya. Lesung di pipi kanannya, sama sepertiku.
Ini adalah anak aku.
Seluruh tubuhku tersentak dan darah mengalir deras dari tubuhku. Jantungku berdebar kencang, dan keringat bercucuran di keningku. Dengan marah, otakku mulai menghitung. Satu bulan, dua bulan, tiga bulan ... ya, ini putri aku.
Aku menatap Dorothy lagi sementara termometer berbunyi. Dia tersenyum dan mengoceh padaku sekali lagi, hanya memperdalam kemiripannya. Oh sial, sial, sial.
Perlahan, aku menoleh ke Olivia.
"Dia milikku, bukan?" tanyaku, suaraku nyaris tidak terdengar seperti bisikan saat lututku melemah. Aku berusaha menstabilkan diri di ranjang ujian, takut aku akan pingsan.
Olivia tetap diam, matanya menolak untuk bertemu mataku. Tiba-tiba, kemarahan irasional memenuhi aku.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com