webnovel

Sehebat Apa Dia?

Éditeur: Wave Literature

Su Xiqin bermimpi lagi malam ini. Dalam mimpi itu, ia berjalan masuk ke sebuah taman. Setelah bosan bermain di dalam taman, ia berlari ke sebuah vila yang masih berada di area taman itu. Ketika ia baru saja melangkah ke pintu vila, tiba-tiba telinganya mendengar suara dingin yang bertanya, "Siapa yang menyuruhmu berlari dan masuk ke sini?"

Su Xiqin mendongakkan kepalanya. Tidak jauh dari sana, seorang pria bertubuh jakung sedang berdiri dan memandangnya dengan wajah muram. Su Xiqin menghentikan langkahnya, dan berkata, "Maaf, aku tidak tahu jika di sini ada orang."

Pria itu perlahan berjalan mendekat ke arahnya, kemudian memegang dagunya dan bertanya, "Siapa namamu?"

Setelah Su Xiqin menjawabnya, pria itu tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Namaku adalah Mo Xigu. Kamu harus mengingat nama ini."

Mo Xigu membiarkan Su Xiqin istirahat di vilanya. Lalu, pria itu member Su Xiqin makanan, memberikannya hadiah yang paling indah di dunia, memanjakannya, dan memperlakukannya dengan lembut sehingga Su Xiqin menyukainya. Sejak saat itu, keduanya jatuh cinta.

Su Xiqin tinggal di taman yang indah itu dan lupa untuk kembali. Hingga suatu hari, ia tiba-tiba teringat bahwa ia harus kembali. Tapi, Mo Xigu berkata, "Apakah kamu mau meninggalkanku? Ini akan membuatku sangat sedih. Aku telah jatuh cinta padamu, tuan putriku yang cantik."

Su Xiqin tersenyum dengan sangat manis saat mendengar pengakuan Mo Xigu. "Akankah kamu jatuh cinta dengan orang lain?" tanyanya.

"Hingga mati, aku hanya mencintaimu seorang," jawab Mo Xigu dengan penuh kasih sayang.

Tiada kata-kata yang lebih indah di dunia selain kata-kata cinta karena kata-kata itu akan membuat hati seseorang begitu bahagia. Wanita itu menikmati setiap kasih sayang yang dicurahkan pria itu hingga ia memancarkan senyum terindah di dunia.

"Kamu tidak pergi?" tanya Mo Xigu.

"Dalam hidup ini, hanya kamulah orang yang aku cintai. Aku tidak akan pergi ke mana-mana," jawab Su Xiqin. Mo Xigu tersenyum mendengarnya.

Saat wanita itu sedang pergi ke kebun untuk memetik buah, tepat ketika ia hendak memulai kehidupannya yang membahagiakan, seekor singa jantan tiba-tiba muncul dan datang ke arahnya. Ia ingin lari dari kejaran binatang buas itu, namun tidak berhasil. Singa itu melemparnya hingga terjatuh, lalu berubah menjadi pria yang begitu menawan. Su Xiqin kehilangan kegadisannya dengan pria yang menakjubkan itu. Sejak saat itulah, hidupnya mulai mengalami bencana.

Tidak lama setelah itu, Su Xiqin mendapati banyak wanita di vila. Suami tercintanya sedang mabuk di tengah-tengah kerumunan wanita. Ia masih sedih karena kehilangan kesuciannya, namun ia hanya bisa bertahan dalam kebungkamannya. Setelah sekian lama, tiba-tiba datanglah seorang pria yang mengatakan bahwa ia adalah ayah dari anak Su Xiqin dan ingin kembali pada anaknya. Pria itu mengambil anaknya secara paksa dan ia melihat ke arah anaknya yang menghilang dengan patah hati.

Su Xiqin tiba-tiba terbangun dari mimpinya. Mimpi indah dan mimpi buruk bercampur menjadi satu. Apa artinya? Apakah ini karena perselisihanku dengan Mo Xigu tadi saat di kantor? Atau, ada alasan lain? batin Su Xiqin.

Ada beberapa masalah yang tidak Su Xiqin mengerti sehingga ia tidak bisa tidur dengan tenang. Ia bangkit dari tempat tidurnya dan membuka tirai untuk melihat langit. Setelah itu, ia berbaring lagi dan terus menatap langit-langit hingga luar jendela terlihat cerah. Ia kemudian membuka selimut tipisnya, mematikan pendingin ruangan, lalu berjalan ke kamar putranya.

"Susu, hari Jumat akan ada pertemuan pekan olahraga bersama wali murid. Mama harus datang," kata Mo Jintian yang sedang duduk di kursi sambil menggembungkan pipinya.

"Jumat?"

"Iya. Di acara itu mungkin akan ada perlombaanku. Jadi, Mama harus datang untuk menyemangatiku," kata Mo Jintian sambil menyandarkan kepala jamurnya dan sesekali mengangguk-anggukkan lehernya. Karena mulut si kecil penuh dengan makanan, kata-katanya pun menjadi tidak jelas dan bahkan ada makanan yang keluar dari mulutnya.

Namun, Su Xiqin bisa mendengarkan kata-kata putranya dengan jelas. Ia menyeka bibir putranya dan menjawab, "Baik, Mam pasti datang."

Setelah Mo Jintian menelan makanannya, ia berbicara pada dirinya sendiri dengan lirih, "Jika Baibai bisa datang, pasti akan lebih menyenangkan."

Walaupun suara Mo Jintian sangat kecil, Su Xiqin masih bisa mendengarnya. Ia pun bertanya sambil mengerutkan alisnya, "Mo Jintian, kamu tidak ingin ibu pergi?"

Mo Jintian menundukkan kepalanya, lalu berkata, "Bukan begitu. Hanya saja, akan lebih baik jika Baibai datang karena dia adalah teman baikku."

Su Xiqin memandang wajah polos Mo Jintian dan menghela napas. Ternyata anak ini benar-benar menganggap dia sebagai teman dekatnya. Aku tidak bisa membiarkan Bai Yanshen dekat dengannya, pikirnya. Su Xiqin meletakkan gelas susunya di meja, lalu menatap wajah Mo Jintian dan berkata, "Jintian, dia bukanlah orang sembarangan. Dia bilang dia mau menjadi temanmu, tapi dia hanya asal bicara. Jadi, kamu jangan menganggap terlalu serius."

Mo Jintian merasa tidak senang saat mendengar hal itu dan langsung meletakkan garpunya, "Baibai tidak asal bicara. Dia berbicara dengan serius!"

Su Xiqin memandang keseriusan di wajah putranya tanpa berdaya dan tidak bisa berkata apa-apa. Beberapa saat setelah suasana hening, Mo Jintian bertanya, "Baibai bukan orang sembarangan? Sehebat apa dia?"

Su Xiqin menganggukkan kepalanya, "Dia adalah seorang bos di sebuah perusahaan yang besar."

"Oh... Apakah lebih besar daripada Ayah?"

Faktanya, perusahaan Bai Yanshen memang lebih besar sehingga Su Xiqin hanya mengiyakannya. Mo Jintian pun berpikir, Ternyata temanku adalah orang yang sangat luar biasa. Jadi, aku tidak perlu khawatir lagi jika ayah datang menggertak Mama lagi. Memikirkan hal ini membuat hati Mo Jintian bahagia sehingga ia tersenyum pada Su Xiqin. "Ayo cepat makan. Kalau tidak, aku bisa terlambat."

Setelah berkata begitu, Mo Jintian mengambil gelas yang ada di meja dan meminum susunya. Melihat tingkah laku putranya, Su Xiqin tidak berani terlalu mendesak putranya. Ia berpikir bahwa selama Bai Yanshen tidak muncul, putranya akan perlahan-lahan lupa. Ia pun menundukkan kepalanya dan meminum segelas susu yang ada di tangannya.

 ———

Pada pukul tiga sore, Su Xiqin menerima telepon dari Mo Xigu untuk membahas masalah kontrak Perusahaan Mo di Yuntang. Perusahaan Mo telah berada di ambang kehancuran. Su Xiqin tidak akan lalai dalam masalah pekerjaan. Lagi pula, tidak ditemukan siapa yang berusaha menghancurkan Perusahaan Mo dalam masalah ini. Ia pun setuju untuk bertemu dan berpikir bahwa mungkin mereka bisa sekalian membahas masalah perceraian. Akhirnya, ia meminta Tang Xixi menjemput Mo Jintian di sekolah. Kemudian, ia mengambil tasnya dan berangkat ke Yuntang.

Saat tiba, Su Xiqin segera mengetuk nomor pintu ruangan sesuai yang diberikan oleh Mo Xigu. Ketika pintu terbuka, bau asap rokok, alkohol, dan suara keras muncul dari ruangan itu. Namun, karena kemunculan Su Xiqin, suasana mendadak hening dan semua mata tertuju ke arah pintu. Su Xiqin melihat sekeliling. Walaupun lampu redup dan banyak asap, ia masih bisa melihat bahwa sebagian besar orang-orang yang sedang di dalam adalah teman-teman Mo Xigu. Namun, ada juga beberapa wajah yang belum dikenalnya. Mungkin mereka adalah kontraktor.

"Cepat masuk," kata seseorang yang membuat Su Xiqin tertegun.

Su Xiqin melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Ketika ia akan duduk, hanya ada tempat kosong di samping Mo Xigu. Tampaknya memang kursi itu disediakan khusus untuknya.

"Ini adalah Ling Dong," kata Mo Xigu memperkenalkan kepada Su Xiqin. "Ling Dong, ini adalah desainer perusahaan kami, Su Xiqin," kata Mo Xigu lagi yang kali ini memperkenalkannya sebagai karyawan, bukan sebagai istrinya.

"Halo, Nona Su," kata Ling Dong sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Su Xiqin.