webnovel

Sangat Menakjubkan

Éditeur: Wave Literature

Setelah menerima telepon dari Ji Qingyan, Su Xiqin segera menjemput putranya keluar dari sekolah. Lalu, ia mencegat taksi untuk pergi ke Kafe Musik, tempat di mana Ji Qingyan menyuruhnya datang untuk bertemu. Setelah naik taksi, Su Xiqin segera menelepon Tang Xixi untuk bertanya, "Xixi, kamu sudah pulang kerja?"

"Ini sudah mau pergi. Kamu ada janji nanti malam?" tanya Tang Xixi di seberang sana.

"Sekarang aku sedang ada janji. Sekarang, pergilah ke Kafe Musik dan segera lapor ke bagian resepsionis."

"Sepertinya kali ini benar-benar menyenangkan."

"Jangan menunda lagi. Cepat ke sana, ya. Aku tutup teleponnya."

Tanpa menunggu respons Tang Xixi, Su Xiqin segera menutup teleponnya. Mo Jintian yang saat itu duduk di samping kini menatapnya dan bertanya dengan nada khas anak-anak, "Mama? Mama mau pergi bekerja?"

Su Xiqin membelai rambut Mo Jintian, lalu menjawab, "Iya. Nanti kamu pulang dulu bersama Bibi Xixi, ya. Mama akan pulang setelah menyelesaikan urusan."

Mo Jintian mengedipkan matanya dan memasang ekspresi sedikit kesal. Melihat ekspresi Mo Jintian yang seperti ini, Su Xiqin pun mencubit kecil hidungnya. Setelah itu, Mo Jintian memiringkan kepalanya dan melipat tangannya di depan dada. Tak lupa, ia juga menyilangkan kaki kecilnya. Jika sudah seperti ini, si pemilik tas susu kecil menunjukkan bahwa ia sedang marah.

Su Xiqin tahu bahwa Mo Jintian tidak suka menunggunya sendirian. Putranya juga tidak suka jika Su Xiqin terlalu bekerja keras. Namun, demi mendapatkan kerja sama ini, ia harus pergi. "Kali ini saja. Lain kali, tidak akan begini lagi," kata Su Xiqin sambil mengangkat jari kelingkingnya.

Mo Jintian memalingkan wajahnya, lalu menoleh dan berkata pada Su Xiqin, "Aku akan menunggu di sana."

"Jika kamu kelaparan bagaimana?"

Mo Jintian langsung mengulurkan tangannya untuk meraih susu, biskuit, dan kue dari dalam tasnya. "Jika aku lapar, aku akan memakan ini," jawabnya.

Su Xiqin menebak bahwa makanan yang dibawa oleh Mo Jintian adalah hadiah dari orang tua anak yang hari ini sedang merayakan ulang tahun di sekolah. "Kamu memang tidak lapar, tapi Bibi Xixi bisa kelaparan," kata Su Xiqin lagi.

"Bibi Xixi, kan, sudah dewasa. Dia bisa mengurus dirinya sendiri jika kelaparan. Jadi, Mama tidak perlu khawatir," jawab Mo Jintian lagi. Su Xiqin tidak punya pilihan lain selain menyetujuinya. Karena jika nanti putranya marah, ia bisa sakit kepala.

Setelah tiba di Kafe Musik, Su Xiqin menitipkan Mo Jintian ke resepsionis. Dengan begini, ia bisa meninggalkan Mo Jintian dengan lega. Ia pun langsung berjalan menuju lift dan menelepon Ji Qingyang terlebih dahulu. Dari seberang sana, Ji Qingyang menyuruhnya langsung masuk ke ruangan.

Ketika sudah sampai di depan, Su Xiqin merapikan pakaiannya sejenak dan kemudian mengetuk pintu. Di ruangan itu hanya ada Ji Qingyang seorang yang sedang duduk di sofa. Su Xiqin berdiri sambil menatapnya. Pria itu ternyata masih cukup muda dan berusia sekitar tiga puluh tahunan. Wajahnya tampan dan tatapan matanya begitu tenang, namun sedikit tajam.

"Halo, direktur Ji. Saya Su Xiqin," sapa Su Xiqin sambil sedikit tersenyum

Sebenarnya, Ji Qingyang sudah pernah melihat wajah Su Xiqin di beberapa laporan. Ia tidak mengira ternyata wajah asli Su Xiqin lebih cantik daripada di foto. Untuk sesaat, Ji Qingyang sedikit takjub. "Halo, Nona Su," kata Ji Qingyang. Ia akhirnya mempersilahkan Su Xiqin duduk dan mulai membicarakan tentang pekerjaan.

———

Mo Jintian merasa bosan karena harus duduk menunggu Tang Xixi. Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya ia ikut ke tempat kerja dengan ibunya. Akhirnya, ia mengeluarkan bola dari dalam tasnya dan bermain sendiri. Ia terus bermain dan bermain hingga bola itu terjatuh. Ia pun berlari mengejar bolanya dan bola itu jatuh mengenai sepatu seorang pria. Saat Mo Jintian mengambil bolanya, pria itu menatapnya dengan tatapan mendalam.