webnovel

Konfrontasi antara Si Besar dan Si Kecil

Éditeur: Wave Literature

Su Xiqin mengantarkan Mo Jintian ke toilet laki-laki. Setelah sampai di depan toilet, ia berhenti dan Mo Jintian masuk ke toilet sendiri. Di dalam toilet, Mo Jintian melihat seseorang yang sedang berdiri di depan urinoir. Ia langsung berjalan ke urinoir lain.

"Fiuh..." gumam Mo Jintian saat ia sudah menarik celananya dan buang air kecil.

Orang yang tidak jauh dari Mo Jintian menoleh ke arahnya. Mo Jintian mengerutkan keningnya saat pria itu menatap ke arahnya dan berkata, "Dasar jelek."

Pria yang berdiri di sampingnya menoleh ke arahnya. Ia tidak salah dengar. Mo Jintian mengatakan bahwa ia jelek. "Masih lucu aku," kata Mo Jintian lagi sambil mengalihkan pandangannya.

Bai Yanshen masih terlarut dalam kata-kata Mo Jintian yang mengatainya jelek. Ketika ia masih belum bisa beralih dari pikiran itu, ia melihat ke arah burung kecil Mo Jintian dan pemandangan itu seketika membuatnya tertawa terbahak-bahak.

Mo Jintian yang saat itu sudah selesai buang air kecil segera menarik resleting celananya ke atas. "Paman! Apa yang Paman tertawakan?" tanya Mo Jintian dengan heran.

Bai Yanshen mengabaikan kata-kata Mo Jintian. Ia segera menarik resleting celananya, lalu pergi ke wastafel untuk mencuci tangannya. Mo Jintian yang merasa diabaikan pun langsung mengejarnya dan bertanya lagi, "Maksud Paman apa? Kenapa tidak menjawab kata-kataku?"

Setelah mencuci tangannya, Bai Yanshen menunduk dan menatap Mo Jintian. "Kamu masih sangat kekanak-kanakan," jawabnya.

Setelah mengatakan itu, Bai Yanshen mengambil tisu untuk menyeka tangannya setelah cuci tangan. Mo Jintian merasa terhina dengan kata-kata itu. Belum lagi, ia lupa tidak cuci tangan setelah buang air kecil. "Paman, aku masih anak kecil, jadi sudah seharusnya aku masih kekanak-kanakan. Tapi, jika Paman bersifat kekanak-kanakan dengan seorang anak kecil, itu namanya paman juga kekanak-kanakan."

Kefasihan Mo Jintian dalam berbicara membuat Bai Yanshen terdiam sesaat. Ia membuang tisu bekasnya, lalu menatap Mo Jintian dengan mata menyipit. "Seharusnya aku menyuruhmu ganti rugi untuk sepatuku," katanya.

Mo Jintian langsung gugup saat mendengar perkataan Bai Yanshen dan mendongak ke atas. "Heh! Tadi, kan, katanya tidak perlu ganti rugi? Makanya sekarang aku tidak akan ganti rugi."

"Kamu datang ke sini sendiri?"

Meskipun Mo Jintian begitu pandai, anak kecil tetaplah anak kecil. Ketika ditanyai pertanyaan yang terasa sulit untuk dijawab, ia terdiam sejenak lalu jari kecilnya menunjuk ke arah belakang. Mo Jintian merasa tidak seharusnya ia memberitahu bahwa ia datang ke sini bersama Su Xiqin. Sebenarnya, jika Mo Jintian meminta sesuatu kepada ibunya, kemungkinan ibunya akan memberikannya. Tetapi, ia tidak mau menambah beban ibunya. Saat teringat hal ini, Mo Jintian langsung berkata, "Untuk apa Paman menanyakan hal ini? Paman tidak boleh menyusahkanku dengan meminta ganti rugi padaku. Paman, kan, sudah berjanji kepadaku." Mo Jintian tampak sedikit gelisah hingga wajahnya memerah dan keringatnya mulai berjatuhan.

Sekarang Mo Jintian terlihat persis seperti udang yang sedang direbus Bai Yanshen tidak pernah melihat ekspresi seperti ini sebelumnya. Sangat menarik, hingga Bai Yanshen ingin terus menggodanya. "Bagaimana jika aku ingin menyusahkanmu?" tanya Bai Yanshen.

Mo Jintian kini benar-benar kesal. Ia berpikir bahwa tadi ia seharusnya tidak mengikuti Bai Yanshen. Ini benar-benar sebuah kesalahan.

Melihat perubahan wajah anak kecil itu, bibir Bai Yanshen sedikit melengkung ke atas, "Bertobatlah, anjing kecil..."

"Anjing kecil?"

"Tentu saja, kamu adalah hantu kecil," ralat Bai Yanshen. Lalu, ia menambahkan, "Aku lebih tampan darimu."