Tuan Benyamin Salman mengeluarkan amplop dari laboratorium Salman Hospital.
"Kakek punya mata-mata di Salman Hospital!"
"Hah! Itu rumah sakit milikku! Apa yang tidak ku ketahui di tempat itu!" Tuan Benyamin Salman geram.
"Yudisthira... kamu harus segera membawa cucu buyut-ku itu ke tempatku!"
"Dia ada di sini! Di lantai 47 bersama Davita dan Raditya!"
"Yudisthira! Kamu keterlaluan!"
"Kakek jangan salah paham. Kalau Kakek tidak diberi tahu karena memang ada alasannya!"
"ALASAN APA?" tuan Benyamin Salman beneran marah.
"Masalah psikologis! Zenaya Putri memiliki kepribadian yang rapuh. Kita harus menggunakan pendekatan yang lembut!"
"Hmm. Kamu pikir aku tidak tahu itu. Aku bukan orang kemaren sore yang tidak mengerti masalah kejiwaan anak-anak. Mulai sekarang semua masalah Zenaya menjadi tanggung jawabku. Kamu Jangan Ikut Campur!" Kakek Benyamin Salman meninggalkan kantor Yudisthira Salman.
"Kakek!" Yudisthira Salman mengejar tuan Benyamin Salman.
"Mau apa kamu!"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com