Suara Rangga mulai meningkat, "kamu tahu! Kalau saya tidak terjebak di tubuh kamu! Kalu kita berdua ada di tubuh berbeda! Saya sudah hajar kamu habis-habisan!"
Demas hanya terdiam, ia tahu ia salah. Tetapi ia sangat takut kalau ia akan kehilangan Raisa dan ia tidak punya ide lain selain ide gila untuk menghamili Raisa agar ia tinggal bersamanya.
Sebuah sinar flash mengagetkan Rangga, ternyata seorang jurnalis berusaha mengambil foto-nya tanpa izinnya.
Rangga menatap tajam Si Jurnalis tetapi tidak mempedulikannya. Saat ini keselamatan Raisa yang menjadi prioritas utamanya. Si Jurnalis segera berlari kabur.
[IG congornyinyir : *video Demas berbicara dan marah-marah sendiri* Setelah didepak dari Band D'Jagoan, Demas Ranggasta stress dan berbicara sendiri di rumah sakit. Sementara itu, Raisa, gadis yang bersama dengan Demas di malam kecelakaan, telah bangun dari komanya dan saat ini megalami keguguran.]
[Tweet Netizen 567: Tukang kumpul kebo! Sukurin, yang satu gila, yang satu keguguran #azabuntukdemas]
[Tweet Netizen209: Kalau begini ceritanya, vokalis D'Jagoan mendingan @Raditya_RMin aja! #opparadityaministhenewjagoan]
[Tweet @Raditya_RandikaMin: Teman netizen sekalian, mari bijak beropini, kita doakan @DemasRanggastaKim agar ia segera menemukan solusi atas segala permasalahannya.]
[Tweet D'Jagoan: @DemasRanggastaKim semangat kawan! #demasweloveyou.]
[Tweet Netizen67: Netizen ini kalau ngomong gak pake otak! #demasweloveyou.]
[Tweet Netizen73: Hoy para netizen gak punya otak gak punya hati! Jangan ganggu @DemasRanggastaKim #demasweloveyou #leavedemasalone #protectourdemas.]
Dua jam kemudian, dokter akhirnya keluar dan mengabari kalau Raisa berhasil distabilkan, walau begitu, calon bayi dalam kandungannya gagal diselamatkan.
Rangga mengangguk mengerti dan mengucapkan terima kasih kepada dokter.
Rangga kembali duduk di ruang tunggu, "Demas, gue tahu elu masih disini. Elu bisa denger gue. Gue bakal pergi nemenin Raisa, dan itu artinya, kita bakal tuker posisi lagi." Rangga berkata dengan sungguh-sungguh. "Satu hal yang gue minta, elu harus nguatin Raisa. Karena gue gak bisa nemenin dia, disaat ia sedih seperti ini."
Demas terdiam, ia pun merasa sedih atas keguguran yang terjadi. Tapi ia mengangguk dan ia tahu kalau ia harus menguatkan Raisa.
"Gue anggap diem elu sebagai IYA." Ujar Rangga tegas. Iya dapat merasakan Demas mengangguk dan mengerti apa yang dibicarakannya sehingga ia mulai berjalan ke tempat Raisa beristirahat.
Rangga menyentuh jemari Raisa yang sedang memejamkan matanya dan seketika Demas kembali ke tubuhnya.
Sentuhan Demas membangunkan Raisa. Raisa menatap Demas dan mulai terisak. "Demas, maafin aku..."
Demas tidak kuasa menahan air matanya, ia segera memeluk Raisa, "enggak Rai, bukan salah kamu. Belum waktunya aja kita punya bayi." Demas mengusap air matanya dan kemudian memaksakan dirinya tersenyum. Ia kemudian tersenyum hangat dan mengusap air mata di pipi Raisa. "Nanti, kita bisa punya anak, sebanyak apapun yang kamu mau."
Raisa mengangguk dan tersenyum, "Demas, kamu beneran sudah jadi suami aku kan?"
Demas mengangguk, "iya, aku gak bohong kok, Babe."
"Temenin aku tidur disini, aku pengin dipeluk."
Demas tersenyum dan naik ke tempat tidur. Ia memeluk Raisa dan kedua tertidur sampai salah satu perawat datang untuk mengecek keadaan Raisa dan memaksa Demas pindah ke sofa.
***
[Tweet D'Jagoan: Hey @Squad! Janga telat ya datang ke konser kita malam ini dengan penampilan perdana @Raditya_RandikaMin #Squad #konserdjagoan.]
[Tweet Netizen17: Baguslah gak ada si tukang kumpulkebo @DemasRanggastaKim #Squad #konserdjagoan.]
[Tweet Netizen32: @DemasRanggastaKim we hope to see you in #konserdjagoan #Squad #demasweloveyou.]
[Tweet Netizen48: Oppa @DemasRanggastaKim, Oppa @Raditya_RandikaMin, aku cinta kalian. Sarangaeheyo #Squad #konserdjagoan.]
Raisa menatap Demas, konser D'Jagoan perdana tanpa dirinya sebagai vokalis tampaknya membuat Demas sedih. Apalagi sejak kejadian keguguran kemarin.
Raisa meminta Demas pulang dan berisitrahat di rumah, tetapi Demas menolak dan bersikeras tetap menemani Raisa hingga Raisa diizinkan keluar dari rumah sakit.
Siang harinya, seluruh anggota band D'Jagoan: Nuno, Anton, Tommy, dan Jimmy, dan bahkan Raditya datang mengunjungi Demas dan Raisa.
Seluruh anggota band mengobrol dan menghibur Raisa yang telah mereka kenal karena Raisa bekerja paruh waktu di perusahaan rekaman mereka.
Raditya mengajak Demas untuk berbicara berdua. Demas tahu bila ia keluar ruangan, Rangga akan mengambil alih tubuhnya, tetapi akhirnya ia mengiyakan permintaan Raditya untuk berbicara berdua.
"Gue tahu elu pasti sedih dan kecewa. Gue tahu panggung adalah safe heaven (tempat teraman dan ternyaman) buat elu, gue mau nawarin, untuk berbagi panggung dengan elu. Squad pasti seneng ngelihat elu manggung lagi."
Rangga terdiam. Sejak muda ia memang suka menyanyi dan sempat ingin menjadi penyanyi. Tetapi kemudian, Angelia hamil sehingga ia memutuskan menguburkan mimpinya sebagai penyanyi dan memilih membuka toko kaset dan CD bersama Angelia.
Raditya tersenyum, "gue, tetep berharap berbagi panggung sama elu, Demas. Gue yang bakal tanggung segala resiko dan tuntutan dari Tuan Ramli."
Rangga tersenyum, "gue masih harus nemenin Raisa, terima kasih atas tawarannya Radit. Semoga konsernya sukses."
Rangga berjalan kembali ke menuju kamar Raisa.
<Gue enggak tahu kalau elu punya impian jadi penyanyi.> Ujar Demas berhasil melihat kenangan yang dsimpan Rangga.
"Itu cuma mimpi anak muda."
<Elu harus ke konser, bukan buat gue. Buat mimpi elu.>
"Raisa lebih penting saat ini."
<Raisa selalu sedih setiap dia bercerita tentang elu yang belum bisa melepaskan toko kaset sejak Angelia meninggal.>
Rangga terdiam dan berhenti melangkah, "itu bukan urusan, elu. Elu cuma anak kecil yang enggak ngerti apa-apa Demas."
<Dengan tampil di konser, mungkin, elu bisa melepaskan toko kaset dan CD itu, dan Angelia.> Ujar Demas dengan hati-hati.
Rangga berhenti di depan pintu kamar Raisa, ia tahu Demas akan segera kembali ke tubuhnya bila ia masuk ke kamar tersebut.
<Kalau elu masuk kamar, gue bakal bawa lagi badan ini keluar kamar. Begitu terus sampai kita berdua pingsan karena dehidrasi.> Ancam Demas.
"Jangan kekanakan deh, Demas. Raisa butuh kita." Rangga masuk ke dalam kamar dan seketika Demas mengambil alih tubuhnya.
Demas segera melangkah keluar kembali. Raisa hanya menatap bingung.
Rangga melangkah masuk masuk kembali agar Demas kembali keluar tubuhnya.
Demas segera melangkah keluar kembali, ia bersikeras agar Rangga meraih mimpinya di masa lalu sebagai penyanyi melalui tubuhnya.
Mereka melakukan itu berkali-kali hingga, sebotol air mineral hamis dan mereka berdua mulai merasa lelah dan haus.
"Demas? Kamu lagi apa, Sayang?" Ujar Raisa yang bingung.
Demas tersenyum, "enggak apa-apa, Babe. Babe.... Kalau aku pergi ke konser sebentar, kamu enggak apa-apa kan?"
Raisa tersenyum dan mengangguk, "aku enggak apa-apa kok."
Demas tersenyum dan mencium pipi Raisa lembut. Kemudian ia berlari sekncang-kencangnya keluar ruangan agar Rangga tidak memiliki kesempatan untuk kembali ke kamar Raisa.