Audia menatap Alvin yang tengah duduk dengan tenang dan tersenyum ke arahnya, yang Audia tangkap senyum yang begitu aneh. Terlihat dipaksakan.
Audia terlihat sedikit ragu-ragu. Sebelum akhirnya berbicara.
"Umm, Mas Alvin ...."
"Ya, Sayang?" Alvin masih terus tersenyum aneh.
"Tolong beliin terigu, dong. Gulanya juga. Sama telur," jawab Audia dengan senyum garing.
"Janji dulu."
"Ish! Gak jadi." Audia kemudian mengembalikan bahan-bahan yang tadi sudah ia keluarkan, kembali ke dalam lemari kitchen set.
Berjalan dengan menghentak-hentakkan kaki. Yang menurut Alvin terlihat lucu, karena perut besar Audia. Meski demikian, Alvin menahan diri untuk tidak tertawa.
Menangkap Audia, saat istrinya melintasi Alvin. Mendudukannya di pangkuannya.
"Jam sembilan, ya, kita ke bawah. Biar Didi gak bosen di rumah aja nunggu mas."
"Huh, gak jadi. Didi pesen online aja." Audia hendak beranjak dari pangkuan Alvin, namun Alvin tahan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com