Situasi ini membuat Lisa, sangat bingung mau menghadapi seperti apa. Ini bukan moment menyatakan perasaan tetapi lebih kepada obrolan yang mengandung unsur komedi yang sangat kental di dalamnya. Gimana mau ngobrol serius kalau setiap yang dijadikan topik selalu dibuat bercandaan. Enggak begini konsep untuk mengatakan perasaan. Lisa dibuat pusing oleh tingkah laku Edo, dan Dito yang saling melempar candaan.
Di sisi lain, Lisa, masih sangat syok dengan pengakuan dari Edo. Bisa-bisanya rasa itu dipendam oleh Edo cukup lama. Ya, mungkin lebih baik disembunyikan sebab setelah ini saat Lisa, masuk ke kantor situasinya akan canggung dan teman-teman mereka akan menatap penuh dengan curiga.
"Do, sambil dimakan dong camilannya. Jangan dianggurin, nanti sakit," sindir Dito. Lisa yang paham pura-pura tidak mendengar sindiran abangnya yang ditujukan pada dirinya.
"Eh, iya, Pak!"
"Iya, Do, dimakan aja keburu basi seperti perasaan yang telah lalu." Lisa balas menyindir.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com