Tak terasa waktu cepat sekali berjalannya, sampai aku enggak menyangka kalau ngobrol dengan Aisyah sudah sampai jam sembilan. Harus segera diakhiri obrolan kami nih, kalau enggak bisa kemalaman sampai rumahnya. Ngerumpi memang sangat menyenangkan tetapi kita kalau keenakan ngerumpi jadinya begini, suka lupa waktu.
"Sya, kita pulang yuk! Udah malam nih," ajakku sambil melihat jam di dinding.
"Eh! Pulang ya, Lis? Sekarang?" tanya Aisyah seperti orang bingung.
Aku mengangguk, "Iya sekarang, Sya. Emang suami kamu belum ke sini ya?"
Aisyah mengendikkan bahu, "Entahlah, Lis, sepertinya sih sudah."
Aku bersiap memasukkan semua barang bawaanku. "Yuk, Sya,"
Ini kenapa, Aisyah masih berdiam diri di sini. Harusnya dia kan juga ikut berdiri, tetapi ini malah duduk tanpa merespon sekalipun. Aneh banget Aisyah malam ini, apa mungkin ini efek habis aku ajak jualan kali ya.
"Sya …." panggilku.
"Eh, Lis, kita pamitan sama Bang Ali dulu yuk, kamu keberatan apa enggak?" tanya Aisyah.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com