Undangan Pernikahan

Setelah berbincang lama dengan Sasya, akhirnya Nara dan Dimas pun berpamitan pulang.

Sasya mendesah lega, kemudian menghampiri Sharon. "Sharon." Panggilnya dengan nada lemah.

Sang kepala pelayan itu memutar bola matanya lebih dulu. "Kali ini ada apa?" Tanya Sharon penasaran.

Sasya meniup poninya, merasa kesal. "Mereka mengundangku ke acara pernikahan kak, aku mau kakak pilihin baju buat dateng ke acara itu."

Sharon tersenyum. "Soal itu, kau serahkan saja padaku!" Ujarnya dengan riang.

"Tapi kakak harus pilihkan yang paling bagus dong, yang paling cantik pokoknya. Biar semua orang gak ngeremehin aku lagi." Kini calon ibu muda itu terlihat kesal.

"Pokoknya kamu tenang aja deh, nanti biar aku pilihkan yang paling cantik, dan berkelas." Sharon menunjukan ibu jarinya.

Sedangkan Sasya menatapnya senang, "Aku percaykan semuanya padamu kak!"

Lalu mereka tertawa bersama.

**