Selina berusaha melihat keadaan Dave,dia memastikan tidak ada yang terluka di bagian belakang kepalanya. Walau ia ragu ada yang terbentur. Hanya darah dari pelipis yang terlihat.
Selina melihat tubuh kekasihnya Dave yang tidak memungkinkan untuk ia pangku.
Selina menarik Dave sedikit demi sedikit,dan sekitar 20 menit kemudian pria itu sudah terbaring di atas ranjang. Selina segera mencari kain dan air untuk menghapus darah yang mengering di dahi pria itu.
Rasa khawatir membuatnya bertindak lebih cepat dan tidak menghiraukan kesalahan apapun yang bisa saja membuatnya berada di dalam masalah.
Ia panik sekali, Selina sangat serba salah. Kemudian menelpon Lenia untuk mengatakan yang terjadi, Namun wanita itu juga tidak menyalakan ponsel.
Beberapa jam berlalu, Dave kini membuka matanya, Selina yang tidak beranjak dari ranjang pria itu langsung antusias. "Apa yang kamu rasakan, apakah kamu kesakitan? di bagian mana?" Tanya Selina.
Suara nya tampak seperti menahan beban dan sangat terbebani.
"Apa yang kau lakukan, turun dari ranjang ini" Gertak Dave, melihat Selina duduk di sampingnya. Ucapan seperti biasa yang selalu di layangkan nya pada Selena begitu ia kesal.
Mendengar suara Dave yang tampak kasar, Selina tahu bahwa pria itu memang baik-baik saja. Buktinya dia bisamarah seperti biasa.
"kau terjatuh, aku menemukan mu di kamar mandi"Jelas Selina.
Selina ingat dia berada di kamar mandi sebelumnya. "Siapa yang memindahkan aku ke sini?"
"Tentu saja aku,ibumu tidak mengangkat teleponnya," Jelas Selina. Setidaknya ia sudah sedikit tenang karena Dave bisa mengenalinya.
Dave terkejut mendengar penuturan gadis itu,bagaimana bisa gadis berbobot hampir berbeda 30% bisa memindahkan nya ke tempat tidur.
Dave kemudian melirik handle pintu, di sana sangat berantakan. Kayu pun berserakan, sisa dari tragedi dari paksaan pembukaan pintu tadi.
"Apa kamu merusak pintu itu?" Tanya Dave ketus.
Pandangan Selina juga terarah pada kerusakan itu.
"Aku khawatir karena kamu tidak menjawab, dan benar saja ketika aku masuk kamu sudah tergeletak di kamar mandi, "
Dave menahan ucapannya untuk memarahi gadis itu, karena memang benar dia tidak sadarkan diri di sana.
Lenia datang, dia sangat cemas melihat kekacauan yang terjadi. Dia berpikir ada penjahat yang masuk ke rumahnya.
"Dave , Selina," Panggil Lenia.
Selina segera menoleh kepada seorang wanita paruh baya itu, dan membuat nyoba Lenia langsung masuk ke kamar Dave. Dia juga kaget melihat pintu yang rusak.
Dave apa yang terjadi apakah kamu baik-baik saja?" Nyonya Lenia tampak khawatir pada putranya, di tambah perban di pelipis putranya.
"Aku baik-baik saja, hanya-"
"Hanya apa, apakah ada penjahat masuk dan memukul mu?" Lenia memotong ucapan putranya.
"Aku baru saja pulang dan merusak pintu kamar itu, aku khawatir karena Dave tidak menyaut sehingga aku mematahkan handle pintu dengan kapak dan palu. Kemudian aku menemukan Dave pingsan di kamar mandi," Lirih Selina
"Ah, tadi aku lupa memberi tahu Lucas bahwa kamu pergi ke Rumah sakit. Sukurlah jika kamu tidak apa-apa, "Lenia menatap Dave dengan pandangan menyesal meninggalkan putranya sendirian.
Mendengar Lenia pergi ke rumah sakit membuat Dave melihat gadis itu, apa yang terjadi dengan nya. Apakah ini karena kejadian kemarin dan Selina mengalami sakit. Dave merasa kembali bersalah.
"Mama akan memperkerjakan lagi semua pegawai di rumah ini, agar mereka bisa menjaga kita. Kejadian ini membuat mama menyesal dan takut, " jelas Nyonya Lenia.
Lenia ke luar dari ruangan itu dan kini berusaha menelpon kembali semua pelayan yang pernah bekerja dengannya.
Gadis itu membersihkan sisa-sisa serpihan kayu dari pintu yang sudah di rusaknya itu.
Dave ingin bertanya pada Selina , tentang mengapa dia pergi ke rumah sakit. Tetapi gadis itu hanya diam.
Selang beberapa saat, Selina menghampiri Dave, dia membawa makanan karena pria itu bilang belum makan apapun. Dan ini adalah kesempatan Dave bertanya.
"Tadi kamu pergi kemana?" Tanya Dave dengan nada lirih tidak seperti biasanya.
"Rumah sakit" Jawab nya tak kalah lirih.
"Apakah kamu baik-baik saja?"
Baru kali ini Lucas mempertanyakan keadaan gadis itu. Selina hanya menatap tanpa menjawab.
"Maksud ku, apakah kamu punya masalah dengan kesehatan mu?" Lanjut Dave, dia tidak ingin memperlihatkan bahwa dia khawatir.
"Tidak, aku hanya bertemu adikku, "
Dave mengangguk tenang, setidaknya ia tenang bahwa gadis itu tidak sakit.
"Apakah adikmu bekerja di Rumah Sakit?"
Selina merasa Dave hari ini cukup bawel dan cukup penasaran tentang dirinya, Selina berpikir apakah karena kepalanya terbentur. "Dia di rawat di sana, selama tinggal di sini aku belum melihat keadaan nya."
"Dia sakit?"
Selina hanya mengangguk setelah Dave bertanya lagi. Entah mengapa Dave ingin terus bertanya, namun reaksi Selina hanya datar biasa saja.
Selina memakan makanannya, sementara itu Selina meninggalkan Dave dan menemui Lenia yang sibuk dengan teleponnya.
Apakah ada masalah?" Tanya Selinamengagetkan Nyonya Lenia yang tengah bingung.
"Hei, Selina duduklah." Suruh Lenia mereka kini duduk di sofa ruang tamu.
"Bagaimana keadaan Adikmu?"
"Dia lebih baik, dia juga mendapatkan perawatan yang baik serta di jaga oleh orang yang profesional. Aku sangat senang karena itu membantunya cepat pulih" Jawab Selina, senyum tergambar di wajahnya, ketika berbicara tentang Steve.
"Dia anak laki-laki yang hebat. Aku tahu itu, sudah ku bilang dia akan sembuh dengan cepat karena punya keinginan membuat bahagia Kakak perempuannya" Ucap Lenia.
Lenia sangat tenang mendengar itu. Namun dia sangat menyesal karena meninggalkan Dave dan membuat laki-laki itu kecelakaan di kamar mandi. "Aku seharusnya tidak pergi, jika aku tahu anda pergi ke luar aku akan di sini menjaga Dave. Jika aku tidak pergi ini tidak mungkin terjadi, "Lirih Selina.
"Ini kemungkinan yang bisa terjadi kapan saja, jangan menyalahkan dirimu. Aku akan kembali memperkerjakan semua orang, tetapi aku mendapatkan masalah sekarang"
"Masalah?" Tanya Selina.
"Para pelayan yang di pecat oleh Dave tidak ingin kembali ke sini, sikap Dave terlalu frontal saat itu pada mereka. Aku rasa mereka memiliki sakit hati terhadap ini."
Selina mengerti, karena dia memang merasakannya juga. "Bagaimana jika kita buat mereka kembali, dengan menyuruh Dave menelpon mereka secara langsung?" Saran Selina.
Nyonya Lenia tidak percaya bahwa Dave akan melakukan itu, walau begitu Selina ingin mencari cara untuk membujuk Dave melakukannya. Lagi pula para pegawai itu sudah lama bekerja di keluarga ini, di tambah upah yang besar pasti mereka ingin kembali.
Selina ingin mencari cara, bagaimana caranya ia akan membuat Dave meminta maaf pada semua pelayan yang telah di pecatnya. Walau itu memang sedikit mustahil.
Mengingat emosi Dave yang sering meluap begitu saja dan amat sangat sensitif sekarang.