Andrew mengirimkan pesan kepada Tante Maya karena waktu sudah menjelang siang. Dia masih berusaha untuk meraih perhatian dan juga kasih sayang Tante Maya agar bisa menjebaknya.
Andrew : [Maya, sedang apa? Apa kamu sibuk?]
Andrew masih berdiri di ujung bangsal VVIP sambil senyum-senyum sendiri menatap ponselnya. Sebenarnya dia merupakan anak dari salah satu orang kaya di Yogyakarta tetapi dia tidak mau kalau orang-orang mengetahui siapa orang tuanya. Lelaki itu tidak mau teman-temannya mengetahui tentang orang tuanya yang merupakan salah satu orang terkaya di Yogyakarta. Dia segera mengirimkan pesan lagi kepada Tante Maya yang belum memberikan respons setelah sepuluh menit berlalu.
Andrew : [Sibuk, ya? Nanti boleh ajak jalan, nggak? Aku baru saja berobat di rumah sakit karena mendengarkan usulmu untuk memeriksakan memar-memar di wajah. Terima kasih sudah perhatian karena selama ini tidak ada orang yang memperhatikanku.]
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com